Home / Pernikahan / Acara Syukuran di Rumah Mertua / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Acara Syukuran di Rumah Mertua: Chapter 151 - Chapter 160

197 Chapters

Bab 151 b season 2

"Sudah siap belum, Nay?" tanya Ibu, yang kini sudah berada di pintu kamarku."Lagi nunggu Mas Sony mandi sebentar, Bu. Ini aku lagi gantiin baju Adam sama Aisyah," jawabku."Oke, Ibu tunggu di depan ya? Zahra dari tadi ngomel terus tuh, gak sabar banget dia," ujar Ibu sambil terkekeh. Lalu pergi ke depan. Aku ikut terkekeh mendengar perkataan Ibu. Dari semalam, Zahra memang terlihat antusias untuk pergi liburan hari ini.Hari yang kami tunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Kami sekeluarga berencana untuk berlibur ke salah satu pantai wisata di kota ini. Kami sengaja memilih pergi ke pantai sesuai dengan permintaan Zahra. Kami juga sengaja akan mengunjungi pantai yang dekat di kota ini. Mengingat reportnya membawa 2 balita yang sedang dalam masa aktif.Apalagi bobot tubuh Adam dan Aisyah yang kini bertambah gemuk dan berat. Aku sudah tidak sanggup untuk menggendong mereka secara bersamaan. Meskipun begitu, aku sangat senang melihat tubuh gemuk dan juga gempal mereka yang bagiku terlihat san
Read more

Bab 152 a season 2

Sebagai seorang wanita, aku sedikit mengerti. Aku yakin, banyak beban berat yang Anggun pikul hingga membuatnya seperti itu. Mau bagaimanapun juga, aku telah memaafkan dan mengikhlaskan semua kejadian buruk dimasa lalu yang diperbuat oleh Anggun. Yang penting, ia tak mengganggu hubunganku dengan Mas Sony saja, itu sudah cukup bagiku."Nay, sini!" panggil Ibu yang seketika membuyarkan lamunanku.Aku menghampiri Ibu dan ikut bergabung bersama orang tua Anggun. Mataku mengitari sekeliling lagi, untuk mencari keberadaan Mas Sony yang tiba-tiba saja sudah menghilang entah kemana. Aneh sekali, padahal, tadi Mas Sony sedang berdiri di sampingku. Kemana perginya Mas Sony?"Apa kabar, Naya. Masih ingat dengan kami?" tanya Bu Hanin tersenyum, lalu mengulurkan tangannya padaku."Alhamdulillah, saya baik, Bu. Iya, saya masih ingat. Bagaimana dengan kabar kalian, Bu?" tanyaku sambil menjabat tangan Bu Hanin hangat dan bergantian menjabat tangan Pak Abu. Kedua orang tua Anggun terlihat sangat ramah
Read more

Bab 153 b season 2

Aku menoleh ke arah tempat dimana Anggun sedang duduk tadi. Dan ternyata benar, Anggun sudah pergi entah kemana. Sepertinya, Pak Abu dan Bu Hanin sengaja pergi menjauh dari kami. Aku yakin, mereka tak ingin merusak momen liburan kami. Karena, aku selalu menangkap ada raut seolah tak enak padaku yang terlihat di wajah Pak Abu dan Bu Hanin."Wah, ada mangga muda, jambu air, sama nanas muda. Enak nih, buat dipetis. Aku mau bumbunya dong, Nay," ujar Mas Sony seolah mengalihkan pembicaraan.Sepertinya, Mas Sony tak ingin lagi membahas tentang Anggun. Biarlah, sebenarnya akupun senang, dengan begitu aku semakin meyakini bahwa Mas Sony hanya menganggap Anggun sebagai masalalu yang tak perlu untuk diingat lagi."Sejak kapan kamu suka petis, Son? Seperti orang ngidam saja?" tanya Ibu."Lagi pengen aja, Bu. Kelihatannya enak," jawab Mas Sony.Mas Sony melahap mangga, jambu dan juga nanas muda setelah mencolek dengan sambal petis. Mas Sony terlihat menikmati petisan itu. Aneh memang, karena seta
Read more

Bab 154 a season 2

POV Kenzie["Ken, pulang jam berapa? Ada Bu Hanin sama Pak Abu di rumah. Mereka mau ketemu sama kamu."] Aku membaca pesan yang dikirim oleh Ibu.Pekerjaan hari ini cukup banyak, karena kami para cleaning servis harus membersihkan gudang yang sudah lama tak dibersihkan. Saking sibuknya, aku baru sempat membuka ponsel milikku. Hingga saat ini, aku masih bekerja di perusahaan milik Sony. Mau bagaimana lagi, hanya pekerjaan ini yang bisa aku kerjakan. Karena aku tak memiliki keahlian apapun.Selain pesan, ada tujuh panggilan tak terjawab dari Ibu. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 sore. Sedangkan pesan dari Ibu pukul 15.00 sore. Itu artinya, sudah satu setengah jam lalu Ibu mengirim pesan padaku. Mungkin, Pak Abu dan Bu Hanin sudah pulang saat ini. Tumben sekali Bu Hanin dan Pak Abu mencariku? Bahkan, mereka sampai harus datang ke rumahku. Apa ada sesuatu yang penting?Selama ini, hubungan kami memang mulai membaik. Karena aku sudah beberapa kali main ke rumah mereka. Aku memang sengaja
Read more

Bab 155 b season 2

"Ken, apa kamu gak ada pikiran untuk kembali rujuk sama Anggun?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut. Kenapa Ibu bisa berpikir seperti itu?"Enggak, Bu. Lagi pula, aku sudah memberikan talak tiga pada Anggun. Untuk rujuk pun gak akan bisa, Bu. Kenapa Ibu bisa mikir begitu?""Ibu cuma ngerasa kasihan saja, Ken. Menurut Ibu, kamu lebih cocok untuk menjadi sosok Ayah untuk kedua anak Anggun," jawab Ibu.Kenapa Ibu jadi membawa-bawa kedua Anak Anggun? Ini soal hatiku, yang tak akan mudah untuk melupakan sakit hati yang Anggun berikan padaku. Meskipun aku sudah memaafkannya, bukan berarti aku harus kembali pada Anggun."Ibu gak ingat, bagaimana perlakuan Anggun sama Ibu dulu? Kenapa semudah itu Ibu berubah, dan menyuruhku untuk kembali sama Anggun?""Ini kan juga menyangkut masa depan kamu, Ken?""Sudah, Bu. Jangan dibahas lagi, aku malas," kataku lalu berdiri dan masuk ke dalam kamar. Aku ingin mandi, mungkin dengan guyuran air dingin bisa membuat rasa lelah dan penat di tubuhku ke
Read more

Bab 156 a season 2

"Pa, Ma, maaf, saya sudah menjatuhkan talak tiga pada Anggun. Dan secara agama, kami tidak bisa kembali rujuk," jawabku pelan. Aku harap, Pak Abu dan Bu Hanin bisa mengerti."Maaf, Ken. Tapi sebelumnya, Anggun sudah pernah menikah dengan Rian," ujar Pak Abu, yang seketika membuatku terkejut. Entah kapan Anggun menikah dengan dengan Rian, kabarnya saja aku tak tahu."Rian? Apa Rian itu ....""Iya, Ken, Rian itu Ayah biologis Clara. Setelah tahu musibah yang dialami Anggun, Rian datang dan meminta pada kami untuk menikahi Anggun. Dan tentunya, Rian sudah bercerai dari istrinya. Rian bilang, ia merasa iba dengan kondisi Anggun. Dan kami pikir tak masalah, selama Rian tulus pada Anggun. Hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Rian menceraikan Anggun. Saya mengerti, gak mudah untuk menerima keadaan Anggun yang seperti itu," jelas Pak Abu."Maaf, Ken. Kami memang tidak memberitahu siapapun tentang pernikahan Rian dan Anggun. Hanya keluarga kami saja. Karena Anggun sudah pernah menik
Read more

Bab 157 b season 2

"Maryam! Turun, apa yang kamu lakukan?" tanyaku sedikit berteriak."Mas Kenzie," lirih Maryam, saat ia menoleh ke arahku."Maryam, aku mohon. Ayo turun, kamu bisa cerita sama aku. Semua masalah bisa diselesaikan, Maryam. Apapun caranya, aku akan bantu kamu sebisa aku," ucapku berusaha membujuk Maryam."Enggak, Mas. Gak ada gunanya aku hidup," ucap Maryam pelan."Astaghfirullah ... Maryam, sadar! Jangan mengikuti bisikan setan. Ayo turun, aku janji akan bantu semua masalah kamu!""Enggak, Mas. Aku mau mati saja," lirih Maryam.Astaghfirullah ... berulang kali aku mengucap istighfar dalam hati. Sebesar apa masalah Maryam hingga mau melakukan perbuatan nekat seperti ini? Andai ia mau turun, aku berjanji akan membantu semua masalah yang ia hadapi.Wajah Maryam juga terlihat seperti orang depresi dan tak punya semangat hidup. Sakit sekali rasanya, melihat orang yang aku sukai mau melakukan tindakan bodoh seperti ini. Aku tak tahu, masalah apa yang Maryam hadapi hingga membuat ia nekat mela
Read more

Bab 158 a season 2

Maryam masih diam dengan seribu bahasa. Pertanyanku barusan seperti angin lalu, entah ia mendengar atau tidak. Sudah setengah jam kami duduk di depan kostan Maryam, tapi sepatah katapun belum keluar juga dari bibir Maryam. Begitu besarkah beban hidup Maryam, hingga ia terlihat begitu kacau? Biarlah, aku akan tetap sabar menanti sampai Maryam mau bicara denganku. Mungkin, ia masih butuh waktu untuk menenangkan diri.Dalam hati, aku menduga-duga. Bisa jadi Maryam melakukan hal bodoh tadi karena sedang putus cinta. Atau mungkin, ia hamil dengan pacarnya lalu ditinggalkan begitu saja. Itu salah satu alasan orang-orang yang bisa melakukan perbuatan nekat seperti yang dilakukan oleh Maryam tadi di jembatan. Atau mungkin, Maryam sedang terlilit hutang yang sangat besar. Tapi untuk apa?"Mas, apa benar kamu mau membantu aku?" Akhirnya Maryam mengeluarkan suaranya, setelah sekian lama aku menanti. Kalau bukan karena aku menyukai Maryam, aku pasti sudah pulang karena mulai bosan karena terlalu
Read more

Bab 159 b season 2

Aku sendiri sangat geram mendengar cerita yang disampaikan oleh Maryam. Aku merasa sangat iba, dengan kejadian yang menimpa Maryam. Seandainya Maryam adalah adik atau keluargaku, tentu saja aku tak akan terima. Sudah pasti Ayah Dion akan aku habisi hari ini juga.Yang lebih membuatku sedih, Maryam bercerita bahwa ia merantau di kota ini. Orang tuanya berada di kampung, yang hanya berprofesi sebagai buruh tani. Maryam bilang, kehidupan orang tuanya jauh dari kata cukup. Ia bekerja di kota pun untuk membantu ekonomi keluarganya di kampung. Seandainya orang tua Maryam tahu dengan musibah yang menimpa anaknya, sudah pasti hati orang tua Maryam akan hancur mendengar kabar ini.Apalagi kalau sampai orang tua Maryam tahu tentang perbuatan nekat anaknya yang mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas jembatan dan terjun ke sungai. Pastilah hati mereka akan bertambah sakit bukan?"Mar, apa kamu siap untuk hidup sederhana sama aku? Apa kamu bisa menerima semua kekurangan aku?" t
Read more

Bab 160 a season 2

"Ken, sejak kapan kamu mulai berani membantah perintah Ibu!?" tanya Ibu dengan nafas naik turun, seolah masih menahan emosi.Aneh, kenapa jadi Ibu yang terlihat marah? Harusnya, aku yang marah disini. Aku yang akan menjalani sebuah hidup rumah tangga, aku yang berhak menentukan siapa wanita yang aku pilih, bukan Ibu.Memang, selama ini, aku selalu menuruti semua perintah dan kemauan Ibu. Tapi bukan berarti Ibu bisa mengaturku sesuka hati. Aku sudah bosan, lelah, dan juga muak menjadi sapi perah untuk Ibu. Apalagi saat aku hidup makmur saat menikah dengan Naya dulu. Semua kebutuhan Ibu, aku penuhi. Dari mulai hal kecil sampai hal besar sekalipun.Bahkan, Ibu meminta aku menikah dengan Anggun untuk memiliki keturunan. Aku tetap mematuhi perintah Ibu. Tapi sekarang, aku sudah benar-benar muak. Aku juga berhak untuk mencari kebahagiaan ku sendiri bukan?"Bu, yang menjalani pernikahan itu kan aku, bukan Ibu. Aku berhak menentukan siapa pendamping hidup yang tepat untuk aku!""Kamu jangan e
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
20
DMCA.com Protection Status