Semua Bab Istri Antagonis sang Presdir! : Bab 101 - Bab 110

129 Bab

101. Denita Diculik (3)

"Salsa!"Denita menggeram ketika melihat kemunculan Salsa di dalam ruangan itu. Seperti yang sudah dia duga sebelumnya, bahwa wanita ini pasti memiliki andil untuk segala hal buruk yang menimpanya. "Senang melihatku?" tanya Salsa seraya melangkah menghampiri Denita. "Aku sudah tahu kalau ini pasti ulahmu!" Denita mendengus sengit. Perasaan takut ketika diawasi oleh dua pria sebelumnya kini berubah menjadi rasa marah karena kehadiran Salsa. "Senang kamu mengetahuinya," timpal Salsa kemudian. Dengan gaya congkak khasnya, Salsa menjepit dagu Denita dengan kelima jari lentiknya. Setelah itu, dimiringkannya wajah Denita ke kiri dan ke kanan dengan kasar. "Hm, aku tidak menyukai wajah ini," gumam Salsa. "Lepaskan!" seru Denita memberontak agar tangan Salsa terlepas dari dagunya. Akan tetapi, Salsa justru semakin mengencangkan cengkeraman tangannya pada rahang Denita. "Apakah wajah seperti ini yang disukai oleh Dominic?" Salsa bertanya-tanya entah pada siapa. "Lepaskan!" seru Denita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-13
Baca selengkapnya

102. Tindakan Penyelamatan

Peristiwa penculikan yang menimpa Denita langsung tersebar hingga ke telinga ibu Herlina. Wanita paruh baya yang masih belum sepenuhnya bisa berdamai dengan masalah yang sedang menimpanya, dibuat syok karena kabar ini. Dirinya yang kini tampak 10 tahun lebih tua dari usia yang seharusnya bergegas menemui Dominic yang telah kembali ke kantornya. Bersama Arkan, wanita paruh baya itu langsung merangsek masuk ke dalam ruangan Dominic. "Katany Denita diculik? Siapa yang melakukannya? Kenapa ini bisa terjadi?" Ibu Herlina memberondong Dominic dengan banyak pertanyaan sekaligus. "Ibu tenang. Ayo duduk dulu," ujar Dominic seraya merangkul ibu Herlina menuju sofa yang ada di tengah ruangan. Tanpa berniat menyembunyikan apapun, Dominic menceritakan apa yang terjadi pada Denita. "Jangan khawatir, aku sudah menyelidiki masalah ini. Aku pasti akan menyelamatkan Denita!" pungkas Dominic berjanji. Tentu saja, ucapan Dominic ini tidak bisa membuat ibu Herlina tenang sekaligus. Dia justru menunj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

103. Rekan Setim Babi

"Bodoh! Kenapa kamu tidak mematikan teleponmu? Kamu mau keberadaan kita dilacak?!" pria bertopeng itu memarahi Salsa dengan keras. " ... ""Sial. Aku tidak bisa lagi ada di sini. Aku harus pergi sebelum Dominic tiba!" seru pria itu seraya mengambil langkah hendak berbalik meninggalkan Salsa. "Tidak bisa! Kita ada di kapal yang sama. Kamu tidak bisa pergi begitu saja!" ujar Salsa menghalangi langkah pria itu. "Kamu memaksaku untuk berada di kapal ini diluar keinginanku!" desis pria itu dengan berang. "Ada apa sih? Kenapa kalian terus-terusan ribut?" lerai pak Sasongko.Pria paruh baya itu berjalan menghampiri mereka berdua yang sedang berada di ruangan lain. Meninggalkan Denita yang tidak berhenti berjuang untuk membebaskan dirinya. "Si brengsek ini ingin menyelamatkan dirinya sendiri!" seru Salsa dengan geram. "Memang apa yang terjadi?" tanya pak Sasongko dengan alis berkerut samar dan mata menyipit tajam penuh selidik. "Dia dengan bodohnya mengangkat telepon dari Arkan. Bagaim
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya

104. Menyelamatkan Denita

"Ayo langsung berpencar. Jangan biarkan siapapun lolos!"Alex yang telah tiba lebih dulu di lokasi segera memerintahkan pada bawahannya untuk segera berpencar ke segala penjuru arah. Masing-masing dua orang bawahan Alex menyebar ke arah utara, timur, dan barat. Mereka berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan. Sementara Alex sang pemberi komando menyeret langkahnya melalui bagian depan sebuah bangunan kosong dimana dia menemukan sinyal ponsel Salsa terakhir kali. Sebuah tongkat baseball panjang tergenggam erat di tangannya sebagai senjata untuk memukul siapapun yang memprovokasinya. Di bangunan kosong yang tak seberapa luas itu, tidak butuh waktu lama bagi Alex untuk menemukan seseorang. "Hei, kalian!" panggil Alex dengan santai. Pria bertopeng dan pak Sasongko menoleh serentak ke arah sosok Alex yang berdiri beberapa meter di samping mereka. "Dimana Denita?" tanya Alex lagi masih dengan nada santai seolah-olah dia sedang tidak berbicara dengan para penculik. Melihat kemuncul
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-16
Baca selengkapnya

105. Pengkhianat

Setiap langkah yang diambil Dominic berderap dengan berat di atas lantai beton. Mengangkat debu-debu yang telah lama tertinggal hingga menimbulkan jejak alas sepatu yang jelas. Hanya dengan melihat tampang tak sedap Dominic, orang-orang bisa langsung menyimpulkan bahwa pria ini sedang marah besar. Anak buah Alex yang bertubuh besar sampai tidak berani mengambil nafas yang terlalu jelas karena tidak mau menjadi sasaran amarah Dominic. Hanya Alex yang bisa mengimbangi aura membunuh yang dipancarkan Dominic saat ini. "Dia ada di sini," beritahu Alex seraya menunjuk ruangan yang berada tepat di samping ruangan tempat Denita disekap.Tanpa banyak omong kosong, Dominic langsung masuk ke dalam ruangan itu dengan langkah mantap. Sepasang netranya tidak perlu mencari terlalu lama, karena orang yang menjadi sasarannya ditempatkan oleh Alex tepat di tengah-tengah ruangan. Melihat wajah yang sangat dikenalnya itu membuat amarah Dominic semakin membumbung tinggi hingga ke ubun-ubun. "Dimas!" g
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya

106. Fakta Mengejutkan

"Hah?!""Brengsek!""Gila!"Kata-kata itu dilontarkan secara serentak oleh Denita dan Dominic. Bahkan Alex yang sejak tadi terdiam menyimak turut memberikan komentar di akhir. "Jadi kamu adalah ayahnya Niko?!" seru Dominic dengan mata membola tak percaya. Dibandingkan keterkejutannya setelah mengetahui bahwa Dimas adalah pelaku penculikan Denita, dia lebih terkejut mendengar fakta yang satu ini. Bagaimana tidak, selama empat tahun belakangan ini Dominic telah melarikan diri dari kejaran Arkan yang menuntut pertanggung jawaban tidak masuk akal itu. Tapi bahkan pelakunya menonton musibah yang dialami Dominic tanpa rasa bersalah. Pelakunya masih sahabat yang ada di sampingnya pula! "Dasar pengecut!" maki Dominic dengan berang. Dia sekali lagi menghajar wajah Dimas hingga jatuh tersungkur ke lantai. Sebuah pemahaman membanjiri kepala Denita. "Huh! Betapa lucunya dunia ini. Ternyata nasib kita semua saling terikat dengan kamu sebagai sumbunya? Wah gila sih!" pungkas Denita seraya menga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Baca selengkapnya

107. Permintaan Arkan

"Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi pada anak itu?" Denita bertanya dengan nada suara lirih. Di sepanjang koridor rumah sakit, dia terus menatap jalan di depannya dengan pandangan kosong. Hatinya tidak sebegitu dingin sehingga acuh tak acuh terhadap nasib anak yang ada di dalam kandungan Salsa. Meski ibu dari anak itu ingin melukainya, tapi Denita juga paham bahwa anak di dalam kandungan Salsa itu tidak bersalah sama sekali. "Semuanya pasti akan baik-baik saja," hibur Dominic. Namun, kali ini Denita tidak terhibur sama sekali. Dia benar-benar tidak bisa tenang sebelum mengetahui keadaan anak dalam kandungan Salsa. Dan Dominic juga tidak terus mengeluarkan kata-kata penghiburan. Dia tahu bahwa hanya dengan mengetahui kabar mengenai bayi di dalam kandungan Salsa-lah yang akan bisa menentukan bagaimana Denita akan merasa. Sepasang suami istri itu terus berjalan di koridor rumah sakit yang terasa panjang. Mereka baru berhenti begitu sampai di depan ruang ICU di mana Salsa seda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-19
Baca selengkapnya

108. Widia dan Dimas

Setelah membuat keputusan dengan tegas, Denita mulai menyeret sepasang tungkai jenjangnya meninggalkan Dominic. Dia tidak peduli bagaimana kakak kandungnya itu akan berpikir. "Apa yang dibicarakan oleh Arkan?" tanya Dominic penasaran. Dia berbisik di samping telinga Denita agar tidak bisa didengar oleh ibu Herlina. "Dia minta agar aku bersedia berdamai dengan Salsa!" jawab Denita acuh tak acuh. "What?!"Denita mengendikkan bahu dengan masa bodoh. "Sebenarnya dia juga tidak bisa disalahkan. Setelah puluhan tahun memperlakukan Salsa sebagai biji matanya, tentu tidak akan mudah baginya untuk langsung memunggungi wanita ini 'kan?" ujar Denita dengan nada maklum. Ucapannya itu membuat rahang Dominic hampir jatuh. Dia tidak percaya bahwa Denita akan mengatakan hal bijak seperti ini atas nama Arkan. "Apa kamu demam?" tanya Dominic seraya menempel punggung tangannya pada kening Denita. "Ck!" Denita menghempas tangan Dominic dengan kasar dari jidatnya. "Capek. Mencoba untuk berdamai den
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-19
Baca selengkapnya

109. Permintaan Salsa

Setelah melalui rangkaian proses perawatan yang menghabiskan waktu berjam-jam, Salsa akhirnya sadar juga. Dia membuka matanya dengan perlahan. Cahaya lampu kamar rumah sakit membuatnya harus menyesuaikan diri untuk sementara waktu. "Ini dimana?" tanya Salsa dengan suara serak karena dehidrasi. " ... "Karena tidak mendengar seseorang membalas ucapannya, Salsa lantas mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Tidak sulit menebak dimana dia berada setelah memindai ruangan itu dengan cepat. "Sa, kamu sudah bangun?" tanya Arkan. Dia yang baru saja keluar dari kamar mandi bergegas menghampiri sisi ranjang Salsa. "Kak Arkan?" tanya Salsa dengan lirih memastikan bahwa dia tidak salah lihat. "Iya, ini kakak. Bagaimana perasaan kamu?" tanya Arkan dengan penuh kelembutan. " ... "Salsa tidak langsung menjawab. Dia terdiam dalam keadaan linglung. Arkan pun tidak mendesaknya. Dia sengaja membiarkan Salsa mencerna apa yang telah terjadi sepanjang hari kemarin. "Kenapa kakak melaku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-20
Baca selengkapnya

110. Seperti Orang Gila

Arkan yang tadinya lelah dan lapar kembali menyeret langkahnya menuju kamar Salsa. Dia ingin menanyakan kebenaran masalah yang dikatakan Widia baru saja. Ketika dia hampir mencapai kamar wanita itu, kerumunan orang sudah berkumpul di sekitar sana. Alis Arkan terjalin samar. "Permisi, itu ada apa ya?" tanya Arkan pada seorang ibu-ibu yang berada paling dekat darinya. "Katanya pasien yang ada di ruangan 204 itu berteriak-teriak seperti orang gila. Dia bahkan melukai orang yang sedang menjaganya," jawab ibu itu sambil berbisik. Deg, Jantung Arkan tiba-tiba menghentak risau. Tanpa basa-basi, dia kemudian bergegas membelah kerumunan orang-orang. "Permisi," ujar Arkan sambil terus melaju mendekati kamar tempat dimana Salsa dirawat. "Dasar wanita gila!" bentak suara seorang pria. Arkan tahu dengan sangat jelas bahwa pemilik suara ini ada Angga. "Apa kamu bilang? Aku gila? Kamu yang gila?!" raung Salsa dengan sekuat tenaga. "Ada apa ini?" tanya Arkan dengan lelah. Angga menoleh ke a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status