Home / Rumah Tangga / Neraka 100 Hari Pernikahan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Neraka 100 Hari Pernikahan: Chapter 41 - Chapter 50

165 Chapters

Bab 41 Sembunyi

Julio kembali ke kamarnya dengan pikiran yang super penuh. Ada Fiolina yang masih dominan menguasai otaknya. Dan ada tetangga misteriusnya yang mengusik rasa penasarannya. Urusan Billy masih jauh dari kata selesai. Dan sekarang Fiolina justru melarikan diri. Dia sudah melihat cctv nya, ada beberapa orang lelaki yang tidak dia kenal memaksa masuk ke dalam rumah lalu keluar dengan gaya seolah sedang memberi ancaman kepada tetangganya itu. Sudah jelas rombongan itu yang menghancurkan rumah dan memukulinya, bukan Fiolina. Tapi mengapa? Apa mereka semua ada hubungan dengan Billy. Dia akan memikirkannya nanti. Tapu untuk saat ini, dia harus menemukan Fiolina terlebih dahulu. *****Fiolina berjalan dengan tertatih. Dia lega telah selamat dari sopir itu. Dia sudah berjarak hampir satu kilometer dari tempat kecelakaan tadi. Dia pikir sudah aman untuk beristirahat. Dia sudah tidak sanggup lagi berjalan lebih jauh.
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Bab 42 Bertemu Ferdian

"Kamu gak kenal sama Fiolina Chow? Apa kamu manusia gua? Bukannya mukanya sering muncul di iklan TV?" Fiolina memandang heran laki - laki itu.Dari penampilannya, laki - laki itu masih muda dan tampan, tapi dia tidak kenal Fiolina Chow sepertii kakek - kakek yang tidak kenal TV dan internet. "Hah?" Fiolina mulai sebal. "Iklan shampo," Fiolina mengibaskan rambutnya. "Mie instan," Fiolina memperagakan wajah imut yang dia tampilkan pada iklan mie instan yang fia bintangi. "Aku jarang nonton TV. Aku sibuk cari uang," jawab laki - laki itu. "Tunggu - tunggu, ini gak bener. Kamu harus tahu. Bentar ya..." Fiolina merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Dia akan memutar video iklannya agar laki - laki itu bisa melihatnya. Namun, dia tidak bisa menemukan ponselnya. Tangannya merogoh dengan panik. Fioljna bahkan menjungkirkan tasnya. Hanya ada dompet dan sedikit perhiasan yang dia bawa. Tidak ada ponsel. "OMG! Ha
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Bab 43 Menginap di Desa

Fiolina diantar ke sebuah kamar kecil dan sederhana. Kasurnya hanya ukuran single untuk satu orang. Dan penerangannya sangat minimum. Namun Fiolina bersyukur, setidaknya dia ada tempat berteduh malam ini. "Nak, kalau mau mandi, ini handuknya ya," Nenek membantunya dengan sangat ramah. Fiolina mengangguk, "Makasih Nek. Saya emang mau mandi. Kamar mandinya di sebelah mana ya?" "Ayo Nenek anter." "Iya Nek." Fiolina mengikuti Nenek. Ternyata kamar mandinya ada di luar rumah. Dia harus keluar dari pintu belakang rumah dulu jika mau ke kamar mandi. Fiolina berharap dia tidak ingin buang air pada malam hari. Kamar mandi ini sangat sederhana. Ukurannya sekitar 2 x 3 meter. Hanya ada bak air dari semen berbentuk memanjang, toilet dan sebuah gayung yang terbuat dari batok kelapa. Saat Fiolina mengguyur tubuhnya, dia bergidik. Airnya sangat dingin. Dia mempercepat mandinya agar tidak semakin kedinginan.
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Bab 44 Rencana Julio

[Fransisca, tolong sampaikan ke mama papa, mulai hari ini kalian jangan hubungi atau cari aku lagi] "Hah? Apaan sih Kak Fio ngirim chat kayak gini?" Fransisca heran dengan bunyi pesan yang Fiolina kirimkan. Dia mencoba menelepon Fiolina untuk mendapat penjelasan. Namun, panggilannya tidak dijawab. Akhirnya dia membalas pesan itu. [Apaan sih Kak? Maksudnya apa? Kenapa kami gak boleh hubungi Kak Fio lagi?] Dia menunggu balasan. 1 menit kemudian, dia mendapat balasan yang dia tunggu - tunggu. [Emangnya masih belum jelas hah!? Aku sekarang adalah menantu keluarga Young. Aku udah gak level lagi bergaul sama kalian!] "What!? Sok banget sih Kak Fio!" [Angkat telponku Kak!] [Gak perlu, aku males ngomong sama kalian!] [KAK FIO BENER2 GAK TAU DIRI YA!!! PAPA MAMA TUH SAYANG BANGET SAMA KAK FIO. BAYANGIN PERASAANNYA KALAU TAHU KAK FIO KIRIM CHAT KAYAK GINI. TERSERAH KAK FIO KALAU MAU J
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Bab 45 Awal Kerjasama

Fiolina merasa sangat bosan. Dia bahkan menawarkan diri untuk membantu Nenek mengupas batok kelapa agar dia punya kegiatan selain berbaring di tempat tidur. Ponselnya tidak ada, jadi Fiolina benar - benar tidak punya aktifitas selain makan dan tidur. "Aw!" Fiolina meringis kesakitan saat tangannya berkali - kali tergores sabut kelapa. Nenek tertawa, "Sudahlah Nak, tanganmu itu terlalu empuk sampai - sampai sabut kelapa saja bisa melukai.""Gak papa Nek. Daripada nganggur." "O ya, kamu sudah menikah?" Fiolina meragu sejenak lalu menjawab, "Belum Nek." Ya, dia berbohong. Toh Nenek tidak akan tahu. Dia lebih suka dianggap belum menikah. Lagipula selama ini dia tidak benar - benar diperlakukan sebagai seorang istri. "Wah kebetulan kalau gitu," respon Nenek dengan senyum nakal mengembang di wajahnya. "Kebetulan kenapa Nek?""Itu... Si Ferdian kan juga belum menikah. Barangkali kali
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 46 Kesalahpahaman

Keesokan paginya, seperti yang telah disepakati, Fiolina diantar oleh Ferdian ke kota. Ferdian tidak membawa sayuran kali ini karena dia sudah berjanji akan full menemani Fiolina sampai bisa menemui keluarganya dengan aman. "Kata Nenek, kamu bukan orang asli desa sana ya?" tanya Fiolina memecah keheningan di dalam mobil. "Iya." "Katanya sebelum ini kamu tinggal di kota?" "Iya.""Hmm... kota mana?" "Jakarta." "Jakarta mana?""Kalau itu rahasia." "Sok misterius," Fiolina mencibir. "Eh itu, pertigaan depan belok kiri. Rumahnya paling ujung." "Oke." "Tada.. ini dia rumah keluargaku. Fiyuuuuh kangen banget sama rumah ini. Gede kan rumahku?" ucap Fiolina begitu sampai di depan gerbang rumah keluarga Chow. Ferdian berdecak. "Biasa aja." Memang, Ferdian tidak terlihat terkesan. Padahal Fiolina mengira, Ferdian akan mengagumi rumahnya. Fiolina mu
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 47 Harapan Baru untuk Menjadi CEO

Julio menunggu dengan tidak sabar. Sudah 24 jam semenjak dia menyebarkan berita bohong mengenai Fiolina, tapi dia belum mendapat telepon atau apapun dari wanita itu. Dia berharap Fiolina datang kepadanya, marah - marah dan memintanya untuk atau bahkan mengklarifikasi bahwa berita itu tidak benar. Namun, hingga detik ini, Fiolina belum muncul juga. Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu ruang kerja Julio. "Masuk!" Ferdinan muncul dari balik pintu dengan wajah kusut. "Mau bicara soal Fiolina?" Tebak Julio yang sudah sangat tahu alasan di balik wajah kusut itu. "Tentu saja. Di mana dia? Kenapa kamu menyebarkan berita itu?" "Kalau aku tahu di mana dia aku gak akan bikin berita itu." "Apa maksudmu?" "Fiolina kabur." "Hah! Pasti kamu memperlakukan dia terlalu buruk! Bahkan Fiolina tidak kabur saat diperlakukan semena - mena oleh Omamu." Julio bersikap cuek dan
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 48 Bertemu Sarah

"Apa masih jauh?" tanya Ferdian ketika dia mengemudikan mobilnya menuju rumah Sarah. "Dikit lagi nyampe kok," jawab Fiolina. "Nah setelah toko sembako ini lurus aja mungkin 200 meteran," Fiolina menerangkan lagi ketika dia melihat sebuah toko sembako yang dia kenal."Mana? Ini udah 200 meteran nih." "Masak udah 200 meteran sih?" protes Fiolina karena tidak percaya mereka sudah berjalan 200 meter. "Iya udah lah. Udah 200 meter lebih dari toko sembako tadi." "Masih di depan dikit. Terus Fer dikit lagi. Nah nah, ini ini sebelah kiri yang rumah pagar coklat." Mereka akhirnya berhenti pada sebuah rumah sederhana berpagar coklat yang Fiolina maksud. Ferdian geleng - geleng kepala. "Ini sih 700 meteran hampir satu kilo. 200 apanya?" "Masak sih sejauh itu?" Fiolina masih tidak percaya. Ferdian tidak berminat berdebat dengan Fiolina perkara jarak itu. Dia cukup paham bahwa perempuan tidak bisa
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Bab 49 Pertemuan Tak Terduga

"Wow, lihat siapa yang ada di sini, Fiolina istriku tersayang. Terimakasih Sarah, keputusanmu sangat benar dengan memberitahuku keberadaan Fiolina," ejek Julio. "Siapa laki - laki ini? Apa dia pacar barumu?" Julio memandang Ferdian dengan sinis. Ferdian tersenyum miring, dia tidak mau repot - repot menjawab Julio. "Ayo pulang!" Julio menarik lengan Fiolina. Fiolina menepisnya. "Lelaki sejati gak akan memaksa perempuan," ucap Ferdian. "Jangan ikut campur!" Julio menarik lengan Fiolina kembali. Kali ini Ferdian bangkit dan menahan tangan Julio, "Hentikan! Bersikaplah gentleman!" Julio tidak ada waktu untuk meladeni Ferdian. Dia memberi kode kepada bodyguardnya untuk mendorong dan mengepung Ferdian. Sementara dia menarik Fiolina keluar. Ferdian ternyata tidak selemah itu. Dia bisa menahan serangan dari para bodyguard Julio. Dia memukul dan menendang satu persatu bodyguard yang berjumlah
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Bab 50 Balas Dendam

Di dalam mobil Ferdian. Fiolina merasa perutnya sangat sakit. Awalnya dia kira dia bisa menahannya, tapi semakin lama perutnya semakin sakit tidak karuan. "Kamu kenapa Fio?" "Perutku sakit banget! Apa karena lari - lari tadi ya? Tapi ini sakit banget aku gak kuat!" "Tahan tahan! Kita ke rumah sakit sekarang ya," Ferdian memutar balik mobilnya dan mengemudi ke arah rumah sakit. 2Saat sedang kesakitan menahan perutnga, tiba - tiba Fiolina merasa ada yang keluar dari vag*na-nya. Dia mengarahkan pandangannya ke arah bawah dan terkejut saat melihat darah telah mengalir di pahanya. "Hah! Kok aku pendarahan sih!""Hah? Ya Ampun! Tahan ya, dikit lagi kita nyampe rumah sakit. Gimana perutmu sekarang?""Perutku malah udah gak sakit sekarang," Fiolina mengelur perutnya yang sudah tidak sakit. Tidak sampai 3 menit kemudian, mereka tiba di rumah sakit. Ferdinan berhenti di depan UGD dan beberapa perawat dengan sigap membantu Fiolina. "Pasien keguguran. Saya harus melakukan USG untuk memeri
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status