Home / Fiksi Remaja / Misi sang Tentara Rahasia / Kabanata 1 - Kabanata 10

Lahat ng Kabanata ng Misi sang Tentara Rahasia : Kabanata 1 - Kabanata 10

90 Kabanata

Prolog

Sebuah kericuhan terjadi di pusat ibu kota. Para teroris bersenjata yang menyebut diri mereka sebagai Fla menyerang ibu kota dalam jumlah pasukan yang sangat besar dan persenjataan yang cukup lengkap. Membuat pemerintah mau tidak mau harus memanggil seluruh pasukan pertahanan yang ada ke ibu kota untuk mengakhiri aksi para teroris.Sudah cukup banyak warga kota yang menjadi korban akibat kekejaman Fla. Para anggota Fla sama sekali tidak memiliki rasa kasian. Di hadapan mereka, nyawa para penduduk hanyalah seperti sampah. Jadi mereka bisa 'menyingkirkannya' kapan pun mereka mau tanpa harus menunggu komando dari para petinggi Fla. Bentrokan antara Fla dan pasukan pertahanan pun terjadi. Di dalam bentrokan ini tentu saja para pasukan teroris yang diuntungkan, karena mereka bisa menembak sesuka mereka tanpa harus memikirkan tentang keselamatan orang lain. Sebagian dari mereka mendapatkan tugas untuk membuat kericuhan di pusat kota, sedangkan pasukan mereka yang lainnya menerobos masuk k
Magbasa pa

Seperti Mahasiswa

Kenn sedang menatap bayangannya di cermin yang ada di hadapannya. Ia mengingat-mengingat kembali sudah berapa lama sejak terakhir kali ia mengenakan sebuah almamater. Sudah lima tahun lalu? Atau bahkan tujuh tahun? Entahlah. Namun yang pasti, dalam hidupnya ia tidak pernah benar-benar sekolah seperti anak seumurannya pada umumnya. Pandangannya beralih menatap seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di meja rektor. Laki-laki paruh baya itu adalah Zhein Vionce. Orang yang bertanggung jawab dan membantunya dalam misi khusus yang akan ia jalani di sekolah ini. Lalu pandangannya beralih menatap seorang laki-laki yang juga mengenakan seragam yang sama dengannya. Laki-laki itu adalah Clay Arthur. Seorang tentara yang baru saja naik pangkat menjadi Sersan Kepala. Dan akan membantunya dalam misi rahasia kali ini. "Kalian sudah mengerti kondisinya, bukan?" tanya Zhein sambil menatap Kenn. "Kurang lebih. Kami hanya perlu memata-matai seorang mahasiswi yang ada di sini. Mahasiswa yang
Magbasa pa

Merepotkan

Clay berpisah dengan Kenn untuk membeli makanan di kantin kampus. Sembari mengantri, ia mencoba mengamati apa yang sedang dibicarakan oleh para mahasiswa lainnya. Supaya ia bisa mengetahui apa yang baru saja terjadi dan apa berita hangat yang tersebar di kampus.Clay berniat untuk mengambil sebuah roti yang ada di sisi kanannya. Tangannya sudah tertuju pada roti itu. Namun tiba-tiba saja berhenti karena tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan seorang perempuan yang ada di sampingnya.Clay sontak menoleh ke arah samping. Memastikan siapakah perempuan yang ada di sampingnya. Dan betapa tertegun dirinya, saat menyadari bahwa perempuan yang ada di sampingnya adalah perempuan yang kemarin dibahas oleh Kenn saat baru saja keluar dari ruangan Zhein.Pitaloka Yui. Seorang komandan salah satu pasukan yang ada di Central. "Maaf, silahkan," ujar Pitaloka mempersilahkan Clay mengambil roti yang tadinya ia pun ingin menginginkan roti itu."Tidak. Ambil saja. Aku akan mengambil roti lain
Magbasa pa

Firasat Buruk

Pitaloka menatap ke arah segerombolan laki-laki yang telah menggiringnya dan temannya ke belakang sekolah. Pitaloka bersikap tenang karena kondisi kalah jumlah seperti ini bukanlah hal yang baru untuknya. Ditambah lagi, Pitaloka sangatlah percaya diri dengan kemampuan bela dirinya.Namun masalahnya sekarang ia sekarang sedang bersama temannya. Sangat mustahil baginya untuk bertarung sembari melindungi temannya. Pitaloka menatap malas seorang laki-laki berdiri di hadapannya. Laki-laki itu adalah Venus Locius. Seorang laki-laki yang dikenal akan kenakalannya dan kekuasaan. Laki-laki itu memiliki pasukan besar yang siap kapan pun bertempur saat laki-laki itu membutuhkannya. Membuatnya menjadi orang yang paling ditakuti."Pergilah, aku tidak ingin berurusan denganmu," ujar Pitaloka dengan tatapan malas."Kamu tau? Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau. Dan jika memang aku tidak mendapatkannya, aku akan memastikan tidak ada orang lain bisa mendapatkannya," jawab Venus dengan sebuah seny
Magbasa pa

Keluarga Esperion

Beberapa hari belakangan ini, Pitaloka mencoba untuk mencari identitas ketiga laki-laki yang muncul pada pertarungan kemarin. Ia penasaran karena selama ia menjalani misi pengintaian di kampus itu, ia belum pernah sama sekali melihat kehadiran ketiga laki-laki itu.Kemampuan bela diri ketiga laki-laki itu membuatnya sedikit curiga. Ditambah lagi, laki-laki yang muncul paling akhir, sama sekali tidak memiliki hawa keberadaan. Membuatnya berpikir bahwa ketiga laki-laki itu memiliki hubungan dengan Fla.Ia mendapatkan beberapa informasi tentang ketiga laki-laki itu. Namun informasinya benar-benar biasa. Membuatnya berpikir dua kali tentang siapakah sebenarnya ketiga orang itu.Ia melamun di kursi yang ada di halaman kampus. Ia menatap ke arah langit sambil memikirkan tentang beberapa kemungkinan yang ada.Sampai akhirnya lamunannya berakhir seketika saat ada teman dekatnya menepuk bahunya sambil tersenyum lebar.Sea Angel. Seorang perempuan biasa dari kalangan bawah yang sangat dekat den
Magbasa pa

Jangan Bodoh

Howl sudah tidak bisa menahan tangannya lagi. Jarak antara dirinya dan Sea sangatlah dekat. Jadi usaha Pitaloka untuk menarik kembali Sea adalah hal yang sangat mustahil dalam kondisi ini.Sedikit lagi kepalan tangan Howl akan mengenai pipi halus Sea. Semua orang berpikir bahwa pukulan keras Howl itu akan benar-benar mendarat di pipi perempuan itu dan membuat perempuan itu pingsan seketika.Namun dalam seperkian detik, ada seseorang laki-laki memeluk erat tubuh Sea menggunakan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menggenggam erat tepian buku kamus kecil dan mengarahkannya tepat di hadapan wajah Sea.Dengan begitu, tinjuan Howl yang seharusnya mengenai wajah Sea, sekarang beralih membentur keras buku kamus yang di genggam erat oleh laki-laki itu.Sea menatap lekat wajah laki-laki yang memeluk tubuhnya. Ia yang tadinya panik dan tegang pun langsung mulai merasa tenang saat mengetahui bahwa Kazuha lah orang yang baru saja menolongnya."Pergilah sebelum rektor datang
Magbasa pa

Perintah Pimpinan

Inori menatap beberapa data yang terkumpul di layar komputer miliknya. Data-data yang bersangkutan dengan Kazuha itu ia terima dari beberapa anak buahnya yang memang sudah ia berikan perintah untuk mencari informasi lebih dalam tentang laki-laki itu.Tidak ada yang spesial dari data tentang laki-laki itu. Hanya seorang laki-laki biasa dari keluarga sederhana tanpa latar belakang dalam bidang bela diri.Namun Inori merasa ada yang aneh terkait dengan Kazuha. Bukan hanya pada Kazuha, Inori juga penasaran dengan Kenn dan Clay yang juga terlihat biasa saja setelah melawan Howl.Kazuha, Clay, dan Kenn. Dari ketenangan ketiga orang itu saat terlibat dalam permasalahan itu, membuatnya berpikir bahwa ketiga orang itu memang sudah terbiasa dengan suasana seperti itu. Sehingga mereka tidak lagi merasakan panik atau pun kaget.Dari segala banyak hal yang dipertanyakan, ada satu pertanyaan yang selalu saja tidak dapat dipikir dengan akal sehat. Ia bisa menganggap bahwa ketiga orang itu adalah ber
Magbasa pa

Fox

Venus menatap kagum gaya bertarung Kazuha. Laki-laki itu memang kalah dalam hal jumlah. Namun entah mengapa, malah para pasukan mafia yang terlihat kesulitan dalam pertarungan kali ini.Venus benar-benar mengamati pergerakan Kazuha. Dan menurutnya tidak ada satu pun pergerakan Kazuha yang sia-sia. Laki-laki itu benar-benar bisa menghindari dan menangkis seluruh serangan yang tertuju ke arahnya. Sehingga tidak ada luka yang benar-benar bisa mencapai titik-titik vital tubuhnya.Betapa terkejutnya Venus saat menyadari ekspresi wajah Kazuha sama sekali tidak berubah walau sedang dikeroyok oleh banyak orang. Wajahnya masih datar seakan sama sekali tidak tertarik pada pertarungan yang sedang dilakukannya sekarang.Venus benar-benar mengagumi semua itu. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa seluruh anak buah mafia yang ada di sampingnya telah berhasil dikalahkan dengan mudah oleh Kazuha.Sekarang hanya tersisa Shu Takuma. Pemimpin dari pasukan mafia yang bernama Fox. Shu sendiri pun menyad
Magbasa pa

Bukan Misi Biasa

Clay menatap Kenn yang sedang bersantai di apartemen miliknya. Komandan pasukan Utopia itu beberapa hari belakangan ini terus menerus mampir ke apartemennya tanpa alasan yang jelas.Clay memang tidak terlalu mengerti pola pikir dan kebiasaan Kenn. Namun karena akhir-akhir ini mereka sering bersama, Clay mulai mengerti bahwa Kenn adalah orang yang sangat santai tidak peduli dalam kondisi apa pun."Apa kamu bisa membunuh orang?" tanya Kenn sambil menatap gelas teh yang ada di hadapannya."Tentu bisa. Bukankah itu adalah hal dasar yang harus dipenuhi sebelum masuk pasukan khusus?" tanya Clay balik."Berapa orang yang bisa kamu bunuh dalam satu hari?" "Tunggu dulu. Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal seperti ini?""Tidak ada. Aku cuma ingin mengetahuinya sebelum misi ini mencapai titik terburuknya."Clay sedikit bingung akan hal itu. Mencapai titik terburuk. Ia tidak pernah berpikiran seperti itu. Karena menurutnya misi ini hanyalah misi mudah. Hanya mencari informasi lebih dalam lagi t
Magbasa pa

Tidak Sebanding

Sea menatap secara diam-diam seorang laki-laki yang mengikutinya berserta kakaknya semenjak mereka berdua datang ke kampus. Jujur saja ia tidak terlalu nyaman dengan kehadiran laki-laki itu, pasalnya laki-laki itu terkenal sebagai pembuat onar dan laki-laki itu juga pernah mendatangkan masalah untuknya.Walau Sea tidak mengatakan apa pun, Kazuha mengerti apa yang sedang dirasakan oleh adik perempuannya itu saat Victor mengikuti mereka sejak awal. Namun ia tidak akan membahas itu, karena jika berbicara dengan Victor sekarang, maka Sea akan mengetahui tentang pertarungannya dengan para mafia kemarin malam.Kazuha menghentikan langkahnya saat sudah ada di depan sebuah ruangan. Ruangan itu adalah ruangan yang nantinya akan menjadi tempat belajar Sea. Sea yang sudah sampai di depan kelas pun, berpamitan dengan Kazuha lalu pergi masuk ke dalam kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Venus. Setelah Sea masuk, Kazuha melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya. Tentu saja dengan Venus
Magbasa pa
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status