Home / Pendekar / SANG PENDEKAR LEMBAH NAGA / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of SANG PENDEKAR LEMBAH NAGA : Chapter 91 - Chapter 100

162 Chapters

91. Ramandika Berangkat ke Desa Lumih

Lasmina tampak tersipu ketika Ramandika terus memandanginya. Sejatinya, ia memang ingin sekali mengatakan isi hatinya kepada pria tampan itu. Tapi, belum ada keberanian yang cukup baginya untuk mengungkapkan semua perasaannya itu. "Apakah malam ini kita akan menginap di sini?" tanya Lasmina mengalihkan pembicaraan. "Terserah kau saja! Kalau mau di sini, aku akan menemanimu. Tapi, kalau kau mau pulang silakan saja!" jawab Ramandika lirih. Lasmina menarik napas dalam-dalam, bola matanya menerawang jauh menembus kegelapan malam dan lebatnya pepohonan yang ada di pinggir bukit tersebut. "Aku mau pulang saja, besok siang aku ke tempatmu. Aku takut kuda kesayanganku ada yang mencuri," kata gadis cantik itu. "Baiklah, aku tunggu besok!" desis Ramandika tak henti-hentinya memandangi wajah Lasmina. Dengan demikian, Lasmina pun bangkit dan langsung pamit kepada Ramandika, "Aku pulang sekarang," kata Lasmina lirih. "Hati-hati!" kata Ramandika sambil tersenyum-senyum menatap wajah Lasmina.
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

92. Mahapatih Mahesa Mengutus Seorang Prajurit

Mendengar teriakan Gurma, Randu Setya dan Gilimana sedikit bisa bernapas lega. Karena mereka percaya bahwa kedatangan Ramandika bukan berniat jahat, maka mereka pun langsung keluar dari persembunyiannya dan langsung menghampiri Gurma dan Ramandika yang sudah menunggu.Ramandika hanya tersenyum-senyum saja melihat sikap Randu Setya dan Gilimana yang baru keluar dari persembunyian mereka."Aku kagum terhadap keberanian kalian. Kalian adalah orang-orang terbaik yang sudah dibuang oleh pihak kerajaan!" tegas Ramandika berkata di hadapan Gurma dan kawan-kawannya.Mendengar perkataan Ramandika, mereka saling berpandangan. Dengan penuh rasa penasaran Gurma pun bertanya, "Mohon maaf, Pendekar. Selain mengajak kami bergabung, apakah kau akan menjamin keselamatan kami?""Ya, itu sudah pasti. Aku tahu, kalian saat ini dalam kondisi terancam, jika kalian berhasil ditangkap oleh pihak kerajaan, sudah dapat dipastikan bahwa kalian akan mendapatkan hukuman mati. Oleh sebab itu, aku siap melindungi k
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

93. Ranggawa dan Surya Wira Berangkat ke Kademangan Lumaja

Mendengar pertanyaan dari prajurit itu, Ranggawa terdiam sejenak. Ranggawa menimbang terlebih dahulu keputusan yang akan ia ambil.Ranggawa menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab pertanyaan prajurit tersebut, "Aku akan mencari Lasmina dan Ramandika, tapi aku harus izin terlebih dahulu kepada guru sepuh. Semua keputusan ada di tangan guru sepuh."Mendengar perkataan Ranggawa, prajurit itu tampak senang sekali. Ia tersenyum lebar karena Ranggawa sudah memberikan jawab yang pasti, meskipun belum sepenuhnya final.Tidak lama setelah itu, prajurit tersebut langsung pamit kepada Ranggawa. Meskipun hari sudah hampir mendekati malam, prajurit itu harus segera kembali ke istana untuk mengabarkan informasi penting hasil pertemuannya dengan Ranggawa."Aku ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada Aki .Aku harus segera menyampaikan kabar baik ini kepada gusti mahapatih, aku mohon pamit," kata prajurit itu sambil merangkapkan kedua telapak tangannya.Ranggawa tersenyum lebar sambil mengangguk pe
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

94. Ranggawa Bertemu dengan Ramandika

Surya Wira hanya mengangguk saja dan kembali memacu derap langkah kudanya mengikuti langkah kuda yang ditunggangi oleh Ranggawa.Mereka yang sedang melakukan pertempuran itu adalah para pendekar dari kelompok pendekar Gua Baji. Mereka tengah mengepung seorang pendekar muda yang memiliki kemampuan bela diri tinggi.Meskipun menghadapi banyak pendekar, namun pemuda tersebut tetap melakukan perlawanan secara maksimal. Tak ada sedikit pun rasa takut dalam dirinya."Apakah kau mengenali pemuda itu?" tanya Ranggawa setelah berada dekat dengan lokasi pertempuran."Tidak, Ki," jawab Surya Wira."Pemuda itu adalah orang yang sedang kita cari.""Maksud Aki, dia itu Ramandika?""Benar, dia adalah Ramandika!" tegas Ranggawa menjawab sambil tersenyum lebar.Raut wajahnya tampak semringah, karena dirinya dan Surya Wira tidak perlu bersusah payah dalam mencari keberadaan Ramandika. Baru menginjakkan kaki di wilayah itu, mereka sudah langsung menemukan orang yang sedang mereka cari."Apa yang menyeba
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

95. Perbincangan Ramandika dengan Dua Orang Pendekar Tapak Dura

Ramandika bersedia diajak bicara oleh Ranggawa karena melihat sikap baik yang ditunjukkan oleh pria paruh baya itu. Selain itu, ia pun percaya bahwa para pendekar yang berasal dari Padepokan Tapak Dura bukanlah orang-orang jahat.'Mereka yang ada di Padepokan Tapak Dura adalah orang-orang terbaik di dunia persilatan. Mereka dididik langsung oleh orang yang sudah memiliki tingkat keilmuan tinggi yang menjadi panutan bagi seluruh pendekar di jagat raya.' Ramandika berkata dalam hati sambil berjalan mengikuti langkah Ranggawa dan Surya Wira.Setelah berada di sebuah saung berukuran kecil yang berdiri kokoh di pinggir jalan setapak yang mengarah ke hutan belantara, mereka langsung duduk. Kemudian, Ranggawa mulai mengawali perbincangannya dengan Ramandika."Terima kasih, Ramandika. Kau sudah berkenan menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan kami," kata Ranggawa lirih, "Sebelum aku menyampaikan pesan guruku, izinkan aku bertanya kepadamu," sambungnya."Silakan, Ki Sanak!" jawab Ram
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

96. Ramandika Bertemu Ki Sulima

Melihat sikap Ramandika seperti itu, Ranggawa pun kembali bertanya, "Bersediakah kau ikut dengan kami?"Ramandika menarik napas dalam-dalam, kemudian menjawab, "Aku siap ikut dengan kalian!" tegasnya.Sepertinya, Ramandika merasa tidak sabar ingin segera bertatap muka dengan Ki Sulima. Meskipun dia belum tahu, apa yang akan dilakukan oleh Ki Sulima jika bertemu dengannya. Apakah Ki Sulima akan mewujudkan harapan Ramandika yang menginginkan menjadi seorang murid kehormatan di Padepokan Tapak Dura?Namun, dalam benak Ramandika tetap berkeyakinan bahwa undangan tersebut adalah undangan yang sangat istimewa yang ia dapatkan."Kalau kau sudah siap, kita berangkat sekarang saja!" kata Ranggawa."Baiklah, aku sudah siap untuk ikut denganmu, Ki Sanak!" tandas Ramandika.Demikianlah, maka mereka pun langsung menunggangi kuda masing-masing, dan langsung memacu kuda mereka meninggalkan desa tersebut.Menjelang sore ....Mereka sudah tiba di Padepokan Tapak Dura, Ranggawa langsung membawa Ramandi
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

97. Jurus Petir Amantuka

Pria senja itu tersenyum lebar, lalu menjawab, "Benar sekali!"Ramandika tidak menyangka jika Ki Sulima berbicara hingga membahas masalah pribadinya. Meskipun demikian, ia tetap bersikap hormat terhadap pria senja itu, karena percaya dengan apa yang dikemukakan oleh pria senja tersebut."Aku hanya mengenal nama Rinjani, tapi aku belum pernah bertemu dengannya. Apakah mungkin kami bisa berjodoh?" tanya Ramandika ragu."Takdir itu adalah tatanan kehidupan yang sudah ditentukan oleh Sanghyang Widhi jauh sebelum orang tersebut dilahirkan ke akan dunia. Jadi, sudah dapat dipastikan bahwa kau memang akan berjodoh dengan Rinjani," jawab Ki Sulima sambil tersenyum-senyum, "Akan ada waktu yang tepat untuk kalian dipertemukan," sambungnya.Ramandika mulai paham dan mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh pria senja itu. Hingga pada akhirnya, ia pun pasrah dan akan menerima kenyataan, meski harus menjadi menantu seorang raja yang zalim.Perbincangan Ramandika dengan Ki Sulima berjalan sangat l
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

98. Sena dan Kardala Mendapatkan Tugas dari Ramandika

Satu bulan kemudian ....Panglima tertinggi dari pihak angkatan perang kerajaan Dongkala, yakni Senapati Rindakala telah memasuki wilayah kerajaan Gurusetra. Ia datang bersama ribuan prajuritnya dengan tujuan hendak melakukan tindakan balasan atas kematian dua ratus prajurit kerajaan tersebut.Ribuan prajurit Dongkala langsung menyebar ke berbagai wilayah kerajaan Gurusetra yang ada di ujung timur tidak jauh dari lokasi markas kelompok Halimun yang dipimpin oleh Ramandika.Mereka telah menduduki wilayah-wilayah penting di Kadipaten Dembaga Pura, kuta Demba, dan telah menguasai daerah-daerah kademangan yang ada di dua wilayah paling timur kerajaan Gurusetra.Melihat situasi seperti itu, Ramandika pun segera memerintahkan para petinggi kelompoknya agar waspada dan segera menarik diri untuk kembali ke markas mereka yang ada di desa Mandura."Situasi sedang genting, sebaiknya kau segera menghimbau kepada semua pendekar yang ada di daerah-daerah yang kini telah dikuasai oleh pihak kerajaan
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

99. Gejolak di Wilayah Perbatasan

Keesokan harinya ....Ketika matahari hampir berada di atas kepala, Senapati Rindakala segera memerintahkan kepada para prajuritnya supaya langsung bergerak menuju ke sebuah desa yang berada di wilayah perbatasan."Di mana Aswara?" tanya Senapati Rindakala kepada para prajuritnya."Ada di belakang, Gusti Senapati," jawab salah seorang prajurit."Panggil dia, agar segera menghadapku!""Baik, Gusti Senapati."Prajurit itu langsung memanggil Aswara yang tengah berbincang dengan para prajurit lainnya di area perkemahan pasukan angkatan perang kerajaan Dongkala.Tidak lama kemudian, Aswara sudah menghadap sang senapati. Aswara menjura hormat setelah berada di hadapan Senapati Rindakala."Sekarang kita langsung bergerak menuju perbatasan kuta Demba. Aku harap kau menjadi pendampingku dalam memimpin pasukan," kata sang senapati, "kita harus segera menyingkirkan para prajurit kerajaan Gurusetra, supaya kita mudah dalam menduduki istana kepatihan kuta Demba!" sambungnya."Baik, Gusti Senapati.
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

100. Pasukan Kerajaan Dongkala Diusir dari Gurusetra

Beberapa jam kemudian, Kardala, Sena dan juga puluhan pendekar lainnya sudah tiba di Padepokan Halimun. Kardala dan Sena saat itu juga langsung menghadap Ramandika yang tengah berada di beranda pondoknya bersama Jayamanik dan para petinggi kelompok Halimun.Sementara itu, para pendekar lainnya yang baru tiba langsung dipersilakan untuk beristirahat di barak yang ada di padepokan tersebut."Apakah ada informasi terbaru yang kalian dapatkan?" tanya Jayamanik mengawali perbincangannya."Banyak sekali," jawab Sena lirih, "ratusan prajurit kerajaan Dongkala sudah berhasil memasuki wilayah kuta Demba, dan mereka tengah berusaha untuk menduduki istana kepatihan," sambungnya menuturkan."Lantas, bagaimana reaksi pasukan kerajaan Gurusetra? Apakah mereka sudah bergerak untuk melakukan perlawanan?" Jayamanik kembali bertanya kepada Sena, dia sangat penasaran ingin mengetahui lebih lanjut informasi terkini mengenai kisruh antara pasukan kerajaan Dongkala dengan pasukan kerajaan Gurusetra.Sena m
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status