Home / Pendekar / SANG PENDEKAR LEMBAH NAGA / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of SANG PENDEKAR LEMBAH NAGA : Chapter 101 - Chapter 110

162 Chapters

101. Kekalahan Telak Pasukan Dongkala

Para prajurit kerajaan Gurusetra yang dipimpin oleh Senapati Dukira memang mempunyai kepandaian yang mumpuni dan memiliki keunggulan dalam segala hal dibandingkan dengan pasukan kerajaan Dongkala. Mereka adalah para prajurit terpilih yang siap menjalankan tugas kerajaan dengan baik. Namun, dalam pertempuran tersebut, Senapati Dukira tampak kaget dengan perlawanan yang dilakukan oleh para prajurit Dongkala, seakan-akan mereka tidak mau menyerah begitu saja. "Sungguh tidak kusangka, ternyata para prajurit musuh pun memiliki keberanian yang luar biasa, tidak seperti yang aku duga sebelumnya," desis Senapati Dukira. "Ya, itu memang benar. Gusti lihat sendiri, mereka adalah para pemuda yang memang memiliki semangat juang tinggi," sahut salah seorang prajurit senior. Kemudian, Senapati Dukira dan Dewandara langsung memacu derap kudanya, semakin mendekat ke arena pertempuran, maka ia melihat betapa semangatnya para prajurit Dongkala. Dengan sangat gagahnya mereka berusaha menghindarkan di
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

102 Kemenangan Pasukan Gurusetra

Pertempuran di dalam hutan tersebut, mutlak dimenangkan oleh pasukan kerajaan Gurusetra yang dipimpin oleh Senapati Dukira.Baginda Raja Tundara, menyambut kemenangan senapatinya itu, dengan rasa suka cita yang besar. Senapati Dukira dan pasukannya dielu-elukan, disanjung, dan dijamu langsung oleh Baginda Raja Tundara dengan jamuan yang istimewa."Nikmatilah hidangan ini! Esok hari akan ada kejutan istimewa untuk kalian," ujar Baginda Raja Tundara berkata di hadapan Senapati Dukira dan para prajuritnya."Terima kasih, Baginda Raja. Hamba sangat senang dan bahagia dengan sambutan yang sangat meriah ini," kata Senapati Dukira menanggapi perkataan sang raja.Keesokan harinya ....Seperti yang telah dijanjikan oleh sang raja, bahwa dirinya akan memberikan kejutan istimewa kepada para punggawanya yang sudah berhasil mengusir pasukan Dongkala dari tanah Gurusetra.Hari itu, raja dan para petinggi istana langsung menggelar pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, secara resmi sang raja telah men
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

103. Berkunjung ke Kediaman Demang Kurda

Malam itu, Ramandika tengah duduk santai bersama para pendekar yang selama ini sudah membantunya dalam melatih para pemuda agar menjadi para pendekar kuat yang dipersiapkan untuk melakukan kudeta terhadap pihak kerajaan.Sejauh ini, mereka hanya baru melakukan teror-teror kecil saja. Untuk melakukan serangan secara terbuka belum mereka lakukan, karena Ramandika mempertimbangkan banyak hal terlebih dahulu sebelum tindakan itu dilakukan oleh pasukannya."Apakah kau tidak mengetahui kabar terkini dari pihak kerajaan Gurusetra?" tanya Ramandika kepada Jayamanik.Ramandika bertanya seperti itu kepada Jayamanik, karena kawannya itu baru saja pulang dari Kuta Demba. Sudah barang tentu, dia pasti akan mendapatkan kabar baru yang berkaitan dengan istana."Menurut informasi yang aku terima, bahwa para prajurit kerajaan Gurusetra lebih memperketat pengawasan di sepanjang perbatasan. Tentu hal ini akan mempersempit ruang gerak kelompok kita," jawab Jayamanik lirih.Ramandika menghela napas dalam-
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

104. Kelompok Halimun Pindah Tempat

Demang Kurda tampak heran mendengar jawaban Ramandika. 'Kenapa harus putraku yang dia pilih?' kata sang demang dalam hati.Tanpa banyak orang tahu, ternyata Demang Kurda mempunyai seorang putra yang berusia dua puluh tahun, yang bernama Suranjana.Suranjana bertubuh tegap dan memiliki postur sangat tinggi, tenaga dalamnya pun sudah mencapai tingkat sempurna. Oleh sebab itu Ramandika memilihnya untuk menjadi pemimpin di markas kelompok Halimun yang akan didirikan di wilayah tersebut.Bukan tanpa alasan Ramandika memilih Suranjana, semua berdasarkan petunjuk gurunya yakni Ki Ageng Penggir yang disampaikan oleh Ki Bayu Geni. Namun, Ramandika belum menjelaskan semuanya kepada Demang Kurda, sehingga pria paruh baya itu menjadi bingung dan penasaran."Bagiku tidak masalah jika Suranjana kau angkat menjadi pemimpin di wilayah ini. Tapi, bagaimana mungkin kau mengetahui semuanya tentang putraku, padahal kau dan Suranjana belum pernah bertemu,?" tanya Demang Kurda mengerutkan keningnya, ia tam
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

105. Ramandika Dihadang Para Prajurit Gurusetra

"Kau tenang saja! Dalam waktu dekat ini, aku akan menemuinya. Aku akan memberitahu Lasmina tentang pindahnya markas kelompok kita," jawab Ramandika."Apakah kau juga akan berterus terang tentang masalah Rinjani?""Sebaiknya, kau ikut aku saja! Nanti akan aku jelaskan semuanya," kata Ramandika bangkit dari duduknya.Jayamanik hanya tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia pun segera bangkit dan bersiap untuk mengikuti Ramandika.Namun, sebelum keluar dari ruangan tersebut, Ramandika terlebih dahulu menutup acara musyawarah itu, kemudian ia pamit kepada para pengikutnya dan langsung melangkah keluar dengan diikuti oleh Jayamanik.Di pendapa kecil yang ada di samping pondok utamanya, Ramandika duduk berhadap-hadapan dengan Jayamanik. Mereka masih membahas tentang Lasmina.Ramandika pun menjelaskan semuanya kepada Jayamanik, bahwa dirinya tidak akan pernah menutup-nutupi tentang apa yang sudah dibicarakan oleh Ki Sulima mengenai Rinjani yang konon katanya akan menjadi pendamping hidupnya.Wa
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

106. Keputusan Ramandika Membuat Lasmina Sedih

Ramandika kembali melanjutkan perjalanan menuju sebuah kota kecil yang ada di pusat wilayah kademangan Lumaja, hendak menemui Lasmina dan Demang Kurda.Beberapa jam kemudian ....Ramandika sudah tiba di tempat tujuan, orang-orang kepercayaan Demang Kurda langsung menyambut hangat kedatangannya. Ki Musta segera mempersilakan Ramandika duduk di pendapa rumah megah milik orang nomor satu di kademangan tersebut."Silakan duduk, Raden!" ucap pria paruh baya itu, bersikap ramah terhadap Ramandika.Ramandika merangkapkan kedua telapak tangannya sambil membungkukkan badan."Terima kasih banyak, Ki," ucapnya lirih, "Mohon maaf, Ki. Tolong panggilkan ki demang, aku ingin menyampaikan hal penting kepada beliau!" sambung Ramandika."Mohon maaf, Raden. Ki demang sedang tidak ada, tadi pagi beliau berangkat ke kadipaten dalam rangka memenuhi undangan kanjeng adipati," jawab Ki Musta.Ramandika hanya menarik napas dalam-dalam mendengar jawaban pria paruh baya itu, ia sedikit kecewa karena orang yang
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

107. Ramandika Sudah Berada di Kota Rampa

Tidak terasa, perbincangan Ramandika dengan Lasmina sudah berlangsung satu jam lebih.Di akhir perbincangan tersebut, Lasmina menyarankan agar Ramandika segera menemui Rinjani di istana. Ternyata, Lasmina sudah mengetahui semua tentang kehidupan Rinjani, semua berdasarkan informasi dari Ki Musta yang dulunya merupakan seorang abdi dalem Keraton."Kenapa kau memintaku untuk menemui Rinjani? Apa alasannya, Lasmina?" Ramandika bertanya sambil mengerutkan keningnya. Ia tidak paham dengan kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut gadis cantik itu."Dia butuh orang untuk membebaskan dirinya, agar dia bisa keluar dari istana. Bebas dari himpitan hidup yang selama ini menekan jiwanya," jawab Lasmina, "kaulah orangnya yang bisa membawa Rinjani keluar dari istana," sambungnya lirih.Ramandika menghela napas dalam-dalam, apa yang dikatakan oleh Lasmina semakin membuatnya bingung."Entahlah, aku masih belum paham dengan perkataanmu," desis Ramandika.Lasmina hanya tersenyum, lalu meraih tangan Ra
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

108. Ramandika Berjumpa dengan Rinjani

Menjelang malam, istana sudah dipenuhi para tamu undangan. Mereka adalah para pejabat kerajaan Gurusetra dan juga tamu kehormatan dari kerajaan sahabat yang sengaja diundang oleh Baginda Raja Tundara.Di antara para tamu-tamu tersebut, tampak juga Adipati Anom Darsasena—pemimpin di wilayah kadipaten Dembaga Pura. Dia adalah seorang adipati yang secara diam-diam berpihak kepada kelompok Halimun yang dipimpin oleh Ramandika. Adipati Anom Darsasena sengaja datang demi memenuhi undangan Baginda Raja Tundara.Baginda Raja Tundara mengucapkan banyak terima kasih kepada para tamu undangan dari kerajaan sahabat, serta memuji kecerdikan dan kemampuan Mahapatih Mahesa yang sudah melobi beberapa pemimpin kerajaan besar untuk bergabung dan berkoalisi dengan pihak kerajaan Gurusetra."Tak dapat dipungkiri bahwa Gusti Mahapatih Mahesa memang dikenal memiliki banyak kemampuan dan disegani oleh para pemimpin kerajaan lain di seluruh jagat raya," desis Senapati Dukira, berkata lirih kepada salah seora
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

109. Raja Marah Ketika Mengetahui Putrinya Kabur dari Istana

Rinjani tersenyum lebar mendengar perkataan Ramandika. Kemudian berkata, "Kau tenang saja, aku memiliki banyak perhiasan. Aku rasa, perhiasan yang aku miliki cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Bahkan dengan menjualnya, kita akan bisa membangun rumah dan membeli ternak.""Bukan itu yang aku maksud—""Sudahlah, ayo, bantu aku mengemas pakaian dan barang-barang yang akan aku bawa!" potong Rinjani sambil tersenyum lebar memandang wajah Ramandika."Kau tidak perlu membawa banyak barang, Rinjani.""Iya, aku tahu. Aku hanya membawa sedikit pakaian dan barang-barang perhiasan saja."Ramandika hanya mengangguk dan langsung bersiap hendak membantu Rinjani mengemas pakaian dan barang-barang berharganya."Jika malam ini aku berhasil kau bawa keluar dari istana ini, maka aku akan berhutang budi kepadamu," desis Rinjani sambil mengemas pakaiannya.Sementara itu, di ruang utama dan di pendapa istana. Para prajurit dan para petinggi istana, masih berbaur dengan para tamu. Mereka masih larut dalam s
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

110. Baginda Raja Mengutus Prajurit untuk Mencari Keberadaan Rinjani

Mendengar suara keras yang terlontar dari mulut sang raja, para prajurit itu hanya menundukkan kepala. Mereka sangat takut, takut akan murka raja yang sudah tentu akan memberi hukuman berat kepada mereka jika putri mahkota tidak segera ditemukan."Kenapa kalian diam? Jawab pertanyaanku!" bentak Baginda Raja Tundara penuh amarah, "kalian harus bertanggung jawab atas semua kecerobohan kalian!" tambahnya dengan nada tinggi.Dengan demikian, salah seorang prajurit mencoba memberanikan diri. Dia langsung menanggapi pertanyaan sang raja."Baginda Yang Mulia, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kami sudah ceroboh. Kami siap menerima hukuman dari Baginda Raja," kata salah seorang prajurit, "kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengamankan istana ini. Namun sungguh tidak terduga, tuan putri bisa dengan mudah keluar dari istana tanpa terdeteksi oleh kami," imbuh prajurit tersebut sambil menjura hormat."Benar, Baginda Yang Mulia. Kami pun heran, tuan putri bisa keluar istana tanpa di
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status