Pada akhirnya buliran bening meluncur dengan derasnya, Ningroem terisak sehingga Fahmi —anaknya memeluk dirinya. "Mama kenapa kok menangis," ucapnya polos tidak paham dengan apa yang terjadi. "Tidak apa-apa mama hanya sedih tidak bisa bersama Aa lagi, tapi Mama usahakan akan sering datang kesini untuk bertemu Aa." Mungkin Fahmi tidak mengerti dengan ucapannya, dia hanya memandangi wajah ibunya saja, Ningroem memberikan uang 20.000 rupiah ke tangannya. "Aa ini buat jajan, jangan di jajanin semua, ya? kembaliannya kasih ke nenek buat besok jajan lagi." Ningroem memeluk anaknya sekali lagi mencium kening, mengacak rambutnya pelan. Ia pasti akan sangat merindukannya nanti jika harus tinggal terpisah. "Mama tidak menginap di sini?" tanya putra sulungnya yang tidak tahu dengan pertengkaran yang baru saja terjadi di dalam. "Tidak Aa, Mama kan harus kerja, jika harus berangkat dari sini Mama kejauhan. Capek," jelas Ningroem. "Oh, iya." Fahmi manggut-manggut seolah paham dengan penje
Terakhir Diperbarui : 2023-01-24 Baca selengkapnya