“Alin, buka pintunya, Dik! Kakak mau bicara.”Kak Sri mengetuk pintu kamarku dan terus memanggil sampai beberapa kali. “Dik, ayolah jangan begini. Dengarkan dulu penjelasan Kakak agar kamu tak salah paham.”"Maafin Alin juga, Kak. Tak harusnya aku mencari-cari siapa yang salah dalam hal ini, apalagi sampai menyalahkan Kakak.”Aku memeluknya dan Kak Sri perlahan membalas pelukanku. “Setelah menikah, yang jadi keluargaku bukan hanya suami dan anak, tapi juga mertua dan ipar. Jadi, kamu sama berharganya dengan Bang Raka dan juga Ahmad bagiku. Jangan pernah berpikir kalau Kakak tak sayang padamu, apalagi dengan sengaja tidak mencegahmu ke dalam penderitaan. Itu tidak benar, Alin.”“Iya, Kak. Aku memang salah sangka,” lirihku.“Kakak tak menyalahkanmu, Alin. Ini semua sudah ketentuan yang harus kita jalanai. Jika boleh memilih, tentu kita tak ingin ada masalah yang menimpa. Bahagia di dunia dan masuk surga di akhirat tanpa hisab. Tapi sebagai manusia, kita hanya bisa menngusahakan yang ter
Terakhir Diperbarui : 2023-01-09 Baca selengkapnya