All Chapters of Kembalinya Istri Sah sang CEO: Chapter 971 - Chapter 980

1347 Chapters

Bab 971

Anak perempuan itu terlihat berusia sekitar delapan atau sembilan tahun. Rambut hitam panjangnya terurai di bahu. Dia mengenakan pita kupu-kupu pink di kepala, dengan mata besar yang terlihat sangat tenang.Pembicaraan orang-orang di sekelilingnya tampaknya tidak memberikan dampak apa pun pada gadis kecil ini. Wajahnya tetap tenang, tanpa ekspresi berlebihan. Meski tampak seperti berusia delapan atau sembilan tahun, tapi ekspresi wajahnya lebih mirip orang dewasa yang sudah berusia delapan belas atau sembilan belas tahun.Rashel memandangi gadis itu beberapa saat. Dia semakin tertarik untuk melihat gadis kecil itu. Rashel merasa seperti mengenal gadis itu. Rashel tidak biasa mendengarkan musik piano, juga tidak menonton konser piano. Berarti seharusnya Rashel tidak pernah melihat gadis kecil ini sebelumnya, ‘kan? Kenapa dia merasa familiar?"Nona, silakan naik mobil." Pengawal membuka pintu mobil dan dengan hormat mempersilahkan gadis kecil itu masuk. Gadis itu mengangguk, membungkuk
Read more

Bab 972

Suara tangis gadis itu terasa menggema di telinga Rashel. Para penonton di sekitar sana terkejut."Kenapa Si Gadis Pianis Berbakat itu manggil dia 'Mama'?""Aku pernah nonton konser Michelle. Waktu itu dia memainkan sebuah lagu, judulnya ‘Untuk Ibu’, katanya itu untuk mengenang ibunya.""Apa dia nggak punya ibu sejak kecil?""Tapi bukan berarti dia bisa manggil siapa saja ‘Mama’, ‘kan? Lihat, wanita itu sampai terkejut.""Aku juga akan kaget kalau tiba-tiba punya anak segede itu ....""Seandainya Michelle manggil aku 'Mama', aku langsung panggil dia “Anak Baik'!""Mimpi! Mana mungkin, ngaca dong wajahmu kayak apa. Hahaha."" …. "Suara tangisan Michelle dan suara orang-orang yang berbicara di sana terdengar gaduh di telinga Rashel.Dia menarik nafas dalam-dalam, "Dik, aku bukan ibumu. Tapi kalau kamu rindu Mama kamu, Tante bisa temani kamu ngobrol."Michelle menghela nafas panjang.Mata jernihnya menatap Rashel, tangan kecilnya menarik lengan Rashel, seolah takut Rashel akan kabur."Ak
Read more

Bab 973

Rashel sebenarnya ingin bertanya siapa saja keluarga Michelle. Tapi dia urung bertanya karena tadi Rashel mendengar orang-orang bilang gadis kecil ini mungkin tak punya Ibu. Michelle menatapnya dengan penuh harap, “Mama berasal dari kota Abrha, ya?” Rashel tersenyum getir, “Kamu panggil aku Tante Rashel saja, jangan Mama. Tante benar-benar nggak punya anak seumuran kamu, Sayang.” Kalimat itu membuat Michelle hampir menangis. Orang di depan Michelle saat ini sangat mirip dengan Mamanya. Namun memang, ada yang berbeda jika dilihat lebih teliti. Apa mungkin Michelle salah kenal? Tidak mungkin, dia pasti mengenali Mamanya. “Kamu Mama-ku.” Michelle bersikukuh, matanya berkaca-kaca, “Papa sudah cari Mama empat tahun. Mama kemana aja selama ini?” Rashel terkejut, “Mamamu hilang empat tahun yang lalu?” Michelle mengangguk, “Mama waktu itu pergi malam-malam, terus nggak pernah balik lagi. Mama nggak ingat kejadian malam itu?” Malam itu adalah mimpi buruk yang tak pernah mau diingat lagi
Read more

Bab 974

Michelle menggigit bibirnya. Walaupun dalam ingatannya Mama adalah orang yang mudah marah, tapi Michelle sangat merindukan Mamanya. Dia selalu berharap sang Mama bisa pulang. "Ada apa Michelle? Kok nggak makan? Nggak suka sama makanannya?” Rashel bertanya dengan senyum di bibirnya. Tatapannya sangat lembut. Air mata Michelle nyaris menetes. Mamanya tidak pernah sebaik ini, tidak pernah selembut ini ... Apa mungkin Michelle salah orang?"Jangan nangis, Sayang." Rashel menghapus air mata Michelle, "Kalau kamu memang yakin Tante adalah Mama-mu, panggil saja aku Mama, Tante nggak keberatan, kok." Michelle menangis, suaranya tersekat, "Aku boleh peluk Mama, nggak?" "Tentu saja." Rashel membuka lengannya untuk gadis kecil itu. Gadis berusia sembilan tahun itu menangis di bahu Rashel. Robin, dari kejauhan, segera mengambil beberapa foto, lalu menghela napas dalam-dalam.Sudah tiga tahun Robin membersamai gadis kecil itu. Selama itu, Robin tidak pernah melihatnya seperti ini. Mungkin m
Read more

Bab 975

Namun, karena Nyonya Tua Rolando itu tinggal di rumah Herman Rolando, mereka hanya bisa bertemu dua atau tiga kali dalam setahun. Rashel tidak terlalu memperdulikannya."Rashel, kemari. Lihat, Ibu siapin apa buat kamu," kata Sania sambil melambaikan tangan."Ini adalah sepasang anting mutiara putih jade, mutiara dan batu permata berkualitas tinggi, sangat cocok dengan warna kulit kamu." Rashel melirik anting itu sekilas. Meskipun Rashel tidak terlalu paham tentang perhiasan, tapi Rashel tahu kalau anting tersebut adalah barang bagus. "Terima kasih, Ibu." Rashel menerima antingnya. Kemudian dia bertanya, "Kenapa Ibu tiba-tiba kasih aku barang berharga begini?" Rashel bertanya sambil melihat ke arah Ivone. Barang berharga seperti itu biasanya menjadi milik Ivone, bagaimana bisa malah diberikan kepadanya sekarang? Ivone mendengus. Dia kemudian menyentuh sesuatu di dalam lengan bajunya. Anting putih jade itu apa? Paling-paling hanya beberapa miliar harganya. Sedangkan yang ada di tanga
Read more

Bab 976

"Papa, aku ketemu Mama, di Kota Abrha!"Michelle berhenti menangis, buru-buru mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka beberapa foto.Wajah dalam foto itu seketika mengambil seluruh perhatian Ronald.Dia segera meraih ponsel Michelle dan memperbesar foto tersebut. Wajah dalam foto itu terlihat lebih jelas. Setiap detail di wajah itu terasa begitu familiar. Kelembutan yang terpancar dalam mata itu membuat jantung Ronald berdebar kencang.Ronald menahan kegembiraannya, perlahan bertanya, "Michelle, foto ini diambil kapan?""Papa nggak lihat aku lagi dipeluk Mama?" Michelle mendengus, "Aku pakai baju yang sama kayak di foto, foto ini diambil hari ini."Baru saat itu Ronald menyadari bahwa Rachel sedang memeluk putrinya.Ronald terbatuk pelan, "Maaf ya Michelle, Papa terlalu senang, tadi kamu bilang kamu ketemu Mama di mana?""Di Kota Abrha." Michelle menggigit bibirnya, "Sekarang nama Mama Rashel, dia bilang dia nggak ingat hal dari masa lalu, kayaknya dia amnesia."Michelle mengambil
Read more

Bab 977

Orang yang akan berlari menemui Mama tanpa memikirkan segalanya seharusnya adalah Papa, bukan?Melihat sosok Ronald yang cepat menghilang di pintu villa, Michelle menarik nafas panjang.Selama empat tahun ini, orang yang paling menderita adalah Papa.Mereka berempat mungkin masih bisa berpelukan, menangis bersama, saling menguatkan.Namun, Papa tak pernah menunjukkan sisi lemahnya di depan mereka.Papa bagaikan gunung besar, memberi mereka dukungan yang kokoh, dan membuat mereka percaya bahwa Mama akan kembali suatu hari nanti....Kota Abrha.Fajar menyingsing, matahari terbit, sebuah hari baru telah dimulai.Nyonya Rolando yang sudah berumur delapan puluh tahun mengundang banyak pejabat dan orang kaya di Kota Abrha untuk merayakan ulang tahunnya di hotel bintang lima terbesar di kota tersebut.Rashel datang lebih awal ke ruang pesta bersama Sania. Nyonya Tua sedang duduk santai di area istirahat ruangan, berbincang dengan anggota keluarga Rolando."Ma, aku bawa Rashel, nih." Sania me
Read more

Bab 978

Tamu mulai berdatangan, ruang pesta mulai penuh. Semua anggota keluarga Rolando berdiri untuk menyambut tamu-tamu mereka."Kak, kamu ‘kan bukan anggota keluarga Rolando yang sah, lebih baik kamu istirahat di sana," kata Ivone dengan senyum sinis. Rashel tahu apa yang dia pikirkan Ivone. Ivone sebenarnya hanya takut Rashel akan mencuri sorotan dari putri sah keluarga Rolando. Rashel acuh. Dia mengambil segelas sampanye, lalu pergi ke balkon di samping ruangan untuk menghirup udara segar.Rashel baru berdiri selama kurang dari satu menit, ketika Jecson, anak laki-laki keluarga Rolando yang tertua mendatanginya. Nyonya Tua memiliki dua anak laki-laki, anak yang tertua mengurus Rolando Group, dengan Herman Rolando sebagai direktur-nya. Sedangkan Zendy Rolando, anak keduanya, sebagai wakil direktur. Jecson belum menikah meski sudah berusia 29 tahun. Itu adalah masalah yang paling mengkhawatirkan Nyonya Tua."Rashel, kenapa kamu di sini sendirian?" Jecson mengajaknya bersulang, basa-basi.
Read more

Bab 979

“Lalu …,” suara Sania terdengar lebih pelan,”Gimana kalau misalnya Rashel menikah sama kamu?”“Apa-apaan nih, Tante!” Jecson kaget, “Rashel itu sepupuku, nikah sama dia tuh aneh banget! Lagian Tante juga tahu kan, sudah ada seseorang di hatiku, kalau bukan karena Papa Mama yang campur tangan, sudah lama aku menikah ....”“Nggak apa-apa, Tante cuma bercanda, kok.”Sania menepuk bahu Jecson, lalu berbalik masuk lagi ke ruang tamu.Jecson dan Fendi, jelas Jecson lebih baik. Akan tetapi karena Jecson sudah punya orang lain di hatinya, Jecson pasti tidak akan mudah tergoda.Jadi, hanya Fendi yang bisa Sania peralat ....Melihat Rashel yang berdiri dengan anggun di ruang pesta, Sania seketika ragu.“Rashel, maafkan Ibu. Ibu hanya ingin melindungi keluarga Rolando ....Jika saja Rashel bisa untuk tak mengingat masa lalunya, maka Sania dan keluarga Rolando pasti akan melindungi Rashel seumur hidupnya.Jika suatu hari Rashel benar-benar mengingat anak yang telah tiada itu, maka, asalkan Rashel
Read more

Bab 980

Fendi adalah sesosok anak orang kaya yang tidak tahu aturan. Baginya minum-minuman keras bukanlah hal yang besar. Fendi mengambil dua gelas minuman yang ada di meja, lalu langsung menghabiskannya dalam satu tegukan. Namun, mata Rashel tiba-tiba meruncing. Mengapa ada dua gelas minuman di meja ini? Apakah mungkin ada orang yang sebelumnya duduk di sini dan meninggalkan gelas-gelasnya, atau ada pelayan yang membawa minuman-minuman ini lebih awal?Mengapa tepat dua gelas? Rashel memandang Fendi yang pipinya memerah"Kak Rashel, kamu cantik sekali ...."Fendi tiba-tiba mendekat, nafasnya yang berbau alkohol terhembus di wajah Rashel.Semakin dekat, Fendi merasa wajah Rashel semakin cantik. Meski Fendi biasanya memang suka berpesta pora, tapi dia tidak mungkin memaksa wanita untuk melakukan “sesuatu” dengannya ...."Kak Rashel, ini, ini minumannya ada yang aneh!"Fendi dengan susah payah mengucapkan kalimat itu. Rashel sudah curiga ada yang salah dengan minuman ini. Dia mengambil ked
Read more
PREV
1
...
96979899100
...
135
DMCA.com Protection Status