Semenjak pertama kali berkenalan dengan Rachel, Ronald tidak pernah satu kali pun melihat Rachel marah-marah seperti tadi.“Nggak apa-apa, coba Papa bujuk Mama kalian sebentar, “ujar Ronald menenangkan anak-anaknya sembari naik ke atas membawa kotak P3K.Ronald mengetuk pintu kamarnya dan berkata, “Rachel, tangan kamu masih berdarah. Biar aku obatin dulu lukanya, ya? Kalau lukanya sudah bersih, kamu mau marah lagi juga nggak apa.”Akan tetapi, Ronald tidak mendapatkan reaksi apa pun dari balik kamar. Hal ini tentu membuatnya makin cemas, apakah tadi dia benar-benar terlalu kasar pada Rachel? Walau begitu, dia masih tidak menyerah dan mengetuk pintunya sekali lagi.“Rachel, buku dulu pintunya. Kalau kamu lagi ada masalah apa, kita omongin tatap muka ….”Anak-anak yang berada di lantai bawah hanya bisa menatap satu sama lain kebingungan.“Kok, aku ngerasa kali ini Mama marahnya parah banget, ya?” ujar Michelle.“Kayaknya tadi aku lihat jari Mama berdarah,” jawab Michael.Dulu ketika mer
Baca selengkapnya