Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1631 - Bab 1640

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1631 - Bab 1640

2190 Bab

Bab 1631

Di saat itulah Chermiko menggerakkan bola matanya. Namun dia hanya melirik Shane sesaat dan kembali menatap plafon seakan tidak percaya dengan omongan Shane.Shane sudah menduga itu akan terjadi, maka dia pun tersenyum dan duduk di samping ranjang di mana Chermiko terbaring dan berkata sekali lagi, “Kamu pasti nggak percaya sama aku, ‘kan? Apa yang kamu lakukan itu benar, karena gimanapun juga, di dunia ini nggak ada orang yang bisa kita percaya. Kamu boleh saja nggak percaya dan menganggap aku penipu. Tapi kamu harus ingat, aku cuma bakal ngomong ini sekali saja. Percaya nggak percaya, itu terserah kamu. Besok kamu baal dipindahkan ke tempat lain. Kami sudah nggak pakai tempat ini lagi. Pusat penelitian kami bakal pindah ke tempat yang lebih besar dan aman. Jadi bagimu, mungkin besok adalah kesempatan terakhir untuk melarikan diri.”Chermiko terus menerus meyakinkan dirinya kalau Shane adalah seorang penipu. Chermiko sudah pernah ditipu olehnya, dan dia tidak akan tertipu lagi untuk k
Baca selengkapnya

Bab 1632

“Sekarang kamu nggak mikir aku lagi menipu kamu?” tanya Shane seraya tersenyum samar.Chermiko tidak menjawab. Sebenarnya dia pun tidak yakin apakah Shane sedang berbohong atau memang sungguh berniat menolongnya. Namun … Chermiko masih menyimpan sedikit harapan. Sekecil apa pun harapan itu, dia tidak akan menyerah. Walaupun kemungkinan berhasilnya hanya satu banding seribu, dia akan tetap mencoba.“Andaikan, ya. Andaikan kamu berhasil kabur, kamu pasti … nggak akan mengampuni mereka, ‘kan?”“.…”Setelah mengatakan itu, Shane langsung pergi tanpa menunggu balasan dari Chermiko. Pintu kembali tertutup dan suasana kembali sunyi senyap. Akan tetapi Chermiko yang dari tadi terbarung seperti mayat hidup mulai bangkit seolah mendapatkan embusan napas baru. Untuk duduk saja Chermiko sudah sangat kesulitan, tapi karena kini ada keyakinan di hatinya, dia tetap berusaha. Dia menatap obat yang ada di telapak tangan dan mendekatkannya ke hidung. Dia masih cukup sensitif terhadap bau obat. Setelah
Baca selengkapnya

Bab 1633

“Oh jelas ada! Tapi untuk sementara ini masih nggak dibuka.”“..., apa bedanya kamar VIP dengan kamar biasa yang ada di bawah?”“Kamu bisa lihat sendiri. Kalau ada yang kurang memuaskan, boleh didiskusikan. Aku masih ada kerjaan lain, jadi Brandon kuserahkan ke kamu dulu. Terkait detail tentang kondisinya sekarang ini, kita bicarakan lagi nanti.”Setibanya Yuna di kamar VIP, dia melihat langsung betapa jauhnya perbedaan fasilitas yang disediakan dibandingkan dengan kamar biasa. Kamar biasa yang ada di bawah hanya kamar berukuran kecil, termasuk kloset dan kamar mandi yang hanya dipisahkan oleh sekat tipis. Bau di kamar biasa juga lebih pekat, sehingga terkadang ketika Yuna masuk, dia masih bisa mencium bau aneh meski sudah memakai masker. Namun itu semua berbeda dengan kamar VIP. Kamar VIP terasa seperti kamar hotel. Tidak hanya memiliki kamar mandi pribadi yang terpisah, di dalam juga dilengkapi dengan TV dan sofa. Kasurnya pun ditambahkan ekstra sehingga terasa lebih empuk.Sebelum m
Baca selengkapnya

Bab 1634

Membicarakan hal itu membuat Yuna terisak. Dia bukanlah orang yang lemah, tapi hal ini membuatnya sangat sedih. Mungkin naluri seorang ibu yang membuat Yuna begitu memikirkan tentang Dora. Dia jadi ingin cepat-cepat menemukan obat untuk virus ini dan berharap bisa menemukan orang yang membuat virus ini agar dia bisa memukulinya.Peradaban manusia dan teknologi berkembang maju seperti sekarang harus digunakan untuk membuat kehidupan manusia makin sejahtera, bukannya malah membuat bencana hanya untuk memuaskan ambisi seseorang.“Minta anak itu untuk tinggal di lantai ini juga saja,” kata Brandon.“Eh? Kamu mau tukar kamar sama dia?”“Di lantai ini nggak cuma ada satu kamar VIP saja, ‘kan? Sekarang masih banyak yang kosong, kenapa nggak kasih saja satu untuk dia. Kalau perlu tambahan biaya, biar kita saja yang tanggung. Kalau misalkan mereka beralasan dia cuma rakyat biasa … bilang saja dia itu anakku. Bisa, ‘kan?”“Anakmu?”“Iya, kamu tadi bilang mamanya sudah meninggal dan nggak ada yan
Baca selengkapnya

Bab 1635

Menyadari Yuna dari tadi terus menatapnya, Brandon tersenyum dan berkata, “Jangan lihat aku begitu. Jangan lupa, aku ini juga sering berurusan sama orang dari pemerintahan.”Ketika Brandon bilang begitu, Yuna baru ingat kalau itu memang benar.“Ada sesuatu yang mau aku omongin ….”“Tanya saja, kenapa harus sungkan sama aku?” Sebelum Yuna selesai berbicara, Brandon sudah bisa menangkap maksudnya.“Dari pemahaman kamu tentang kepribadian Edgar, menurut kamu dia itu orang yang sifatnya suka berubah-ubah, nggak?”“Justru sebaliknya, dia itu kalau sudah ngomong A, ya A. dia itu orangnya tegas banget. Memangnya kenapa?”Yuna tidak yakin karena dia hanya sebatas berkomunikasi melalui telepon dua kali. Hingga detik ini Yuna tidak bertemu langsung dengan Edgar dan hanya tahu sekilas melalui percakapannya dengan Bella.“Kamu nggak mungkin nanya ini tanpa alasan. Pasti terjadi sesuatu, ya?”“Iya, ini soal Bella.”“Dia kenapa?”Yuna pun menceritakan semua yang dia tahu dan berkata, “Bella itu buka
Baca selengkapnya

Bab 1636

Brandon dulu berpikir kalau dia hanyalah tempat bagi Yuna untuk berlindung, dia adalah pelabuhan di mana Yuna bisa beristirahat sejenak di tengah perjalanannya. Namun kemudian Brandon baru menyadari bahwa Yuna jauh lebih hebat dari apa yang Brandon sangka selama ini. Makin dalam Brandon mengenali pribadi Yuna, makin besar pula cintanya.“Nggak ada lagi. Aku nggak sehebat apa yang kamu bilang.”“Nggak, kamu memang sehebat itu!” kata Brandon seraya menarik tangannya.Sungguh disayangkan tempat di mana mereka berada saat ini tidak pas. Kalau saja tempat dan situasi mendukung, Brandon sudah memeluk erat dan mencium Yuna.Setelah beberapa saat mereka berdua lalui dalam kesunyian, tiba-tiba Brandon bertanya, “Kenzi apa kabarnya?”“Kamu masih ingat anakmu?”Yuna pikir Brandon sudah lupa dengan anaknya. Sejak mereka berdua akhirnya bisa bertemu lagi hingga detik ini, Brandon tidak pernah sedikit pun mengungkit tentang Kenzi.“Dia kan anakku, mana mungkin aku bisa lupa.”“Kenzi aku titipkan di
Baca selengkapnya

Bab 1637

“Stella, jangan nangis!” kata Frans sembari menggenggam tangan Stella. “Kan aku sudah pulang.”Stella membentangkan kedua lengannya lebar-lebar dan memeluk Frans dari belakang. Ya, Frans sudah pulang! Setelah begitu lama tenggelam dalam kekhawatiran yang mendalam, akhirnya Frans kembali juga ke sisinya. Sudah sewajarnya Stella bahagia, tapi entah mengapa dia masih merasa sedih.Dengan tangannya yang besar, Frans mengelus wajah Stella, mulai dari alis matanya, sampai ke bibirnya, lalu dia bertanya, “Jadi kamu masih belum ketemu Brandon, ya?”“Aku nggak tahu dia di mana sekarang. Kamu bilang dia sudah pulang, tapi aku nggak dengar kabar apa pun tentang dia. Kayaknya Setiawan Group juga nggak mengumumkan apa-apa. Akhir-akhir ini Setiawan Group juga lagi berantakan, mereka bilang … kalau terjadi sesuatu sama Brandon di luar negeri, tapi direksi perusahaan terus menutupi berita itu.”“Terus, Yuna di mana?” tanya Frans.“Aku juga nggak tahu belakangan ini Kak Yuna lagi sibuk apa. Aku telepon
Baca selengkapnya

Bab 1638

“Dia cuma bilang Kenzi ada di tempat yang sangat aman, yang pasti bukan dibawa ke tempatnya Amara. Tapi persisnya di mana … aku kurang tahu.”Sejujurnya Stella bukannya tidak tahu sama sekali. Saat bertemu dengan Yuna di jalanan, Stella kurang lebih bisa menebak ke mana Yuna pergi. Namun entah ada alasan apa, Stella tidak mau mengatakannya kepada Frans.“Hah ….” Entah hanya ilusi atau bukan, di balik tawa Frans tersirat sedikit ejekan. “Kamu bukannya berteman baik sama dia? Kamu sudah kenal dia lama banget, masa begitu saja nggak tahu?”“Aku jadi ribut sama dia gara-gara kamu,” kata Stella yang sudah mulai kesal karena sikap Frans. “Aku sendiri juga nggak suka ngorek-ngorek hal yang dia nggak mau ngomong.”“Jadi sekarang kamu menyalahkan aku? Mungkin lebih baik aku nggak usah pulang.”Seusai berkata demikian, Frans berdiri dan mengancingkan kemejanya kembali. Alhasil Stella jadi panik dan segera memeluknya dari belakang.“Nggak, jangan pergi!”Frans sudah bersusah payah untuk pulang, j
Baca selengkapnya

Bab 1639

Atas permintaan Brandon, Dora dipindahkan ke kamar VIP yang berada persis di samping kamar Brandon. Bagi seorang anak kecil, kamar barunya ini tidak membawa terlalu banyak perbedaan selain memberikan suasana baru. Anak kecil sangatlah murni, mereka tidak tertarik dengan materi. Dora sudah bahagia asalkan dia bisa bersama dengan boneka kesayangannya.“Kak, kenapa aku pindah kamar?” tanya Dora.“Om yang tinggal di sebelah kamar kamu mau kamu merasa lebih nyaman. Apa kamu nggak suka kamar ini?”“Suka! Tapi kamar yang sebelumnya juga sudah enak!”Yuna spontan menghela napasnya ketika melihat senyuman Dora yang begitu polos. Pada awalnya Yuna sangat sedih melihat perbedaan antara kamar biasa dengan kamar VIP yang begitu jauh. Akan tetapi bagi Dora, rupanya itu tidak memberikan perbedaan yang berarti.“Beberapa hari ini kami tetap rajin makan obatnya?” tanya Yuna sambil mengecek suhu tubuhnya Dora. Sebelumnya Yuna sudah mengecek nadinya, dan tampaknya kondisi Dora sudah jauh membaik dibandin
Baca selengkapnya

Bab 1640

Yuna harus mengakui kalau akhir-akhir ini dia terlihat cukup tenang. Akan tetapi dadanya terasa sesak dan sulit bernapas. Jika dibiarkan begitu terus, kemungkinan mentalnya juga akan ikut hancur. Namun di saat itu, lelaki itu datang.Kedatangannya bagaikan obat penenang bagi Yuna. Setiap dia melihat lelaki itu dan berbicara padanya serta menatapnya yang duduk dengan tenang dihadapannya dapat membuat perasaannya berubah tenang. Kejadian apa pun tidak akan membuatnya takut lagi.“Bagaimana rasanya hari ini?” tanya Yuna sambil duduk dan memegang denyut nadinya. Dia terbiasa melakukan hal itu dan Brandon juga tampak terbiasa menerimanya. Dia memberikan lengannya dan membiarkan Yuna merasakan denyut nadinya.Jari tangan perempuan itu terasa lembut. Dengan perlahan dia menekan pergelangan tangan lelaki itu dan ekspresinya terlihat serius. Yuna tidak banyak berbicara dan hanya merasakan setiap denyutan dari nadi Brandon. Beberapa menit kemudian, dia menarik tangannya dan menatap bola mata lel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
162163164165166
...
219
DMCA.com Protection Status