Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1131 - Bab 1140

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1131 - Bab 1140

2194 Bab

Bab 1131

Jika Brandon memang bukanlah keturunan Keluarga Setiawan, akan dikeluarkan dari silsilah Keluarga Setiawan, dan tidak sanggup mengatasi masalah ini, semuanya juga bukan masalah bagi Yuna. Dengan kekuatan mereka berdua, mereka pasti bisa berhasil membentuk dunia bisnis mereka.Berhubung seperti ini, tidak ada yang perlu ditakutkan Yuna. Hanya saja, dia merasa ada yang aneh dengan reaksi Monica saat ini.Sebelumnya Yuna dan Brandon juga sudah menyadarinya. Wanita ini memiliki dua karakter dan wibawa yang berbeda. Terkadang dia terlihat sangat berwibawa dan memiliki aura seni bela diri yang begitu menekan, terkadang dia malah terlihat lembut dan lemah lembut. Contohnya, Monica yang sekarang duduk di tempat dengan tenang.Sejak Monica memasuki aula, Yuna tidak dapat merasakan aura praktisi seni bela diri dari dirinya. Ditambah lagi dengan cara dia berbicara dengan pengikutnya, Monica yang sekarang sungguh tidak memiliki wibawa sebagai seorang kepala keluarga. Semuanya terasa sangat tidak n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1132

“Steve, dia bukanlah putraku!”Steve sedang tersenyum sambil menunggu ucapan selanjutnya. Namun setelah mendengar ucapan ini, dia langsung terbengong di tempat. Senyuman di wajahnya juga menghilang. Dia langsung membelalaki ibunya.Saat ini, Steve sungguh curiga dengan telinganya. Sepertinya dia telah salah dengar. Namun orang-orang seketika menjadi ricuh, seolah-olah ada bom atom yang meledak, membuat semuanya terasa syok.Padahal mereka semua menebak orang yang dimaksud itu adalah Brandon. Mereka sungguh tidak menyangka ternyata orang yang dimaksud Amara itu adalah … Steve?Steve? Bukankah dia adalah putra dari Amara? Astaga! Apa yang terjadi?Siapa pun tahu bahwa Steve adalah putra kesayangan Amara. Demi Steve, Amara bahkan sering bertengkar dengan Jason. Semua orang juga tahu bahwa dia sangat pilih kasih. Namun sekarang, Amara malah mengungkapkan di hadapan semua orang bahwa dia bukan anak kandung Amara?“Ma, apa yang sedang Mama katakan! Mama salah bicara, sekarang kita lagi bahas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1133

“Tidak, tidak mungkin! Hasil tes DNA itu pasti palsu! Pasti palsu!” Sepertinya Steve kepikiran sesuatu, dia langsung memalingkan kepalanya melihat mereka semua sedang mengoper hasil tes DNA tersebut. Kemudian, dia pun langsung menjerit bagai sudah kehilangan kewarasannya saja.“Hasil tes DNA ini bukan hanya mengetes kamu saja. Ada hasil aku dengan Mama, Mama dengan Brandon, aku dengan Brandon, tentu saja …. ada kamu!” Kali ini, orang yang berbicara adalah Clara. Dia memapah Amara, lalu berbicara sambil menatap Steve, “Kami semua terbukti memiliki hubungan darah. Hanya kamu yang nggak punya hubungan darah sama kami.”Seandainya ucapan Amara tadi terasa bagai disambar geledek, ucapan Clara sekarang bagai diterjang tsunami saja. Steve melihat Clara dengan menganga. “Kalian … kalian semua sudah bersekongkol untuk mencelakaiku. Apa kamu diancam? Apa Brandon mengancammu? Katakanlah, semuanya ada di sini, kami akan bantu Mama!” teriak Steve sambil menunjuk ke sisi Brandon.Steve sungguh tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1134

Amara sungguh tidak menyangka Steve akan berbicara seperti ini. Padahal Amara sudah membesarkannya dengan susah payah dan begitu menyayanginya, dia malah mengatakan ucapan yang menyakiti hatinya. Amara merasa dirinya bagai melihat seorang orang asing saja.“Aku nggak percaya!” Steve mengambil hasil tes DNA dari tangan seseorang. Dia hanya melirik sekilas, lalu merobek kertas itu. Disusul, terdengar suara yang sangat dingin, “Hasil tes DNA ini palsu. Aku pernah melihat hasil tes DNA yang asli. Aku bisa memastikan hasil ini adalah versi palsu. Belakangan ini penyakit pikun mamaku semakin parah saja, kalian nggak bisa percaya dengan omongannya. Semua yang dia katakan itu nggak benar. Dia sendiri juga nggak tahu dia lagi ngomong apa.”Kemudian, Steve melihat ke arah pembantu. “Bi Tati, bawa Mama untuk istirahat di kamar!”Namun, si pembantu tidak bergerak dan juga tidak menyahut. Saat ini Steve bagai seorang badut saja. Semua orang sedang melihat dirinya sedang membohongi diri sendiri.“Bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1135

“Kamu! Pasti kamu!” Steve bagai sudah kehilangan kewarasannya saja. Kedua mata merah Steve mengamati sekeliling. “Sepertinya kebanyakan dari kalian sudah disogok oleh Brandon. Kalian sedang bersekongkol untuk bersandiwara! Hehe, kalian semua datang untuk mempermalukanku, ‘kan? Aku tahu, kalian semua ingin mencelakaiku. Semuanya!”“Kamu jangan membohongi diri sendiri lagi!” Brandon yang terdiam dari tadi akhirnya berbicara, “Cukup memungkinkan kalau aku menyogok yang lain, tapi bagaimana dengan nenek? Coba kamu lihat Nenek, lihat baik-baik! Mungkin orang lain akan mengkhianatimu karena menerima sogokan, tapi bagaimana dengan Nenek?”“Sejak kecil, semua orang juga tahu betapa Nenek memanjakanmu. Sekarang kamu malah mengatakan Nenek sedang berbohong? Kamu kira Nenek akan mencelakai anak yang paling dicintainya demi mendapatkan kekayaan dan kekuasaan?” jerit Brandon, “Steve, kamu sudah menghina Nenek!”“Kenapa? Kenapa?” Suara Steve terdengar gemetar. Entah kenapa masalah bisa berubah menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1136

Steve tidak akan mungkin bisa mewarisi bisnis Keluarga Setiawan. Dia juga tidak memiliki kemungkinan untuk bangkit lagi. Dia bahkan … akan diusir dari Keluarga Setiawan. Dia akan kehilangan semua yang dimilikinya sekarang!Tentu saja Steve merasa tidak rela! Tidak rela!Steve menundukkan kepala sambil mengepal erat tangannya. Dia tidak berbicara, hanya menggertakkan giginya saja.Sementara, orang di hadapan Steve saat ini sedang mengkhawatirkan kondisi Amara. Saat ini, Yuna menunjukkan ekspresi layaknya seorang nyonya rumah saja. Dia memerintah pembantu untuk memanggil dokter keluarga, lalu membubarkan orang-orang agar Amara bisa beristirahat dengan tenang.Kemudian, Yuna duduk di samping ranjang. Dia mengambil handuk untuk mengelap kening dan telapak tangan Amara. Clara sedang menatap Yuna dari samping. Seketika kesannya terhadap Yuna sudah berubah. Tadi sewaktu Amara jatuh pingsan, Clara merasa sangat panik, tidak tahu harus berbuat apa. Ibunya memang pernah pingsan berkali-kali. Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1137

Setelah keluar dari kamar, Steve pun bergegas meninggalkan kediaman. Dia masih belum kepikiran tujuannya. Hanya saja, dia tidak ingin tinggal di sini lagi. Kediaman ini membuat dada Steve terasa sesak. Dia terus kepikiran dengan kegagalannya tadi.Hingga saat ini, Steve masih tidak bisa menerimanya. Kenapa masalah bisa menjadi seperti ini? Steve merasa kepalanya sangat berat.Semua tamu sudah meninggalkan kediaman. Semuanya pulang dengan gosip baru, sedangkan Steve bagai seekor topeng monyet yang sedang dipermainkan saja. Awalnya dia mengira masalah berada di bawah kendalinya, tak disangka pada akhirnya dia malah menjadi bahan lelucon orang-orang.Pada saat ini, tatapan Steve tak sengaja tertuju pada diri seseorang. Ternyata Monica masih belum pergi. Dia berdiri di tempat melihat Steve tanpa bersuara sama sekali.Keberadaan Monica tidak membuat Steve merasa lebih nyaman, malah membuatnya merasa lebih murka. Sebelum disindir oleh Monica, Steve pun duluan berkata dengan sinis, “Kenapa ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1138

“Aku akan menghubungimu di saat aku ada waktu!” Monica menjinjit ujung kakinya, lalu berbisik di samping telinga Steve, “Tunggu aku!”Steve melihat Monica dengan kaget. Tatapan itu bagai ketika hari pertama mereka bertemu.Monica menggigit bibir bawahnya, lalu berbisik lagi, “Percaya sama aku! Aku Nini!” Selesai berbicara, hatinya goyah. Dia langsung menjinjit ujung kakinya, lalu mengecup pipi Steve. Setelah itu, Monica langsung berjalan pergi.Kali ini, Steve terbengong.Hingga bayangan si wanita menghilang, Steve baru mengusap pipinya. Apa Steve sedang bermimpi?Namun, kunci apartemen ada di tangan Steve. Dia tidak sedang bermimpi, semua ini adalah kenyataan.Jika semua ini memang nyata, kenapa Monica tidak memukul dan mentertawakan Steve, melainkan malah menciumnya dan memberinya tempat untuk berteduh?Sambil melihat kunci di tangan, Steve berpikir, jangan-jangan ini adalah jebakan baru?Nini? Nini kepalamu!Awalnya, Steve mengira panggilan itu hanyalah panggilan mesra. Asalkan Stev
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1139

Saat Hanny pulang ke rumah, Monica juga masih belum bangun. Belakangan ini waktu tidur Monica semakin panjang, wajahnya juga semakin pucat saja. Hanya saja, Monica tidak suka untuk pergi berobat. Bagi seorang praktisi seni bela diri, berobat adalah hal yang sangat memalukan!Kondisi tubuh Monica sangatlah bugar, untuk apa dia pergi berobat? Meski sakit, itu pun hanya penyakit ringan saja. Monica bisa menghadapinya.Contohnya sekarang, Monica hanya butuh cukup tiduran banyak istirahat, lalu berolahraga untuk memulihkan energi dalamnya. Nanti kondisi tubuhnya otomatis akan pulih dengan sendirinya.Hanny pergi ke dapur memasak sup untuk Monica. Belakangan ini dia akan memasak sup untuk Monica setiap dua hari sekali. Setelah meneguknya, Monica merasa agak nyaman.Hari ini, Hanny memasak sup akar teratai. Aroma wangi dan manis seketika menyelimuti satu ruangan.Tak lama kemudian, Monica sudah bangun dari istirahatnya. Dia memanggil Hanny ke lantai atas. Hanny segera mengambil semangkuk sup,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1140

Hanny menggeleng, lalu berkata, “Bukan, aku hanya merasa hati manusia sulit untuk ditebak. Tak peduli seseorang mengatakan betapa dia menyayangimu, pada akhirnya dia juga bisa mencelakaimu. Dibandingkan dengan orang-orang itu, aku merasa Kakak paling baik. Kalau nggak ada Kakak, aku juga nggak bakal bisa hidup sampai saat ini. Kakak memang nggak sayang sama aku, tapi setidaknya Kakak bisa membiarkanku hidup dengan tenang.”“Bagus kalau kamu bisa berpikir seperti ini! Ingat, tidaklah gampang untuk bisa hidup tenang, apalagi kamu! Tanpa aku, kamu pun sudah mati!” Ujung bibir Monica melengkung ke atas. Sejak kecil dia sudah terbiasa untuk berbicara seperti ini terhadap Hanny.Jika bukan berkat Monica, bukan karena Hanny masih bermanfaat, dia pasti sudah mati akibat kutukan itu.“Iya!”Monica melihat Hanny yang bersikap begitu hormat dan penurut. Selain itu, tampak juga rasa kecewa dan takut di wajahnya. Sepertinya Hanny cukup syok dengan kejadian di Kediaman Setiawan. Baguslah, setelah me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
112113114115116
...
220
DMCA.com Protection Status