Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 81 - Chapter 90

392 Chapters

81. Jamuan yang Berkesan

“Alex memiliki kecerdasan, kulit putih, mulut yang memberengut dan kebaikan hati darimu, my love,” ucap Aldric yang tiba-tiba telah berada di dalam kamar.Sandra dan Madam Mary menoleh ke belakang. Sosok laki-laki tampan yang berdiri di depan pintu dengan kedua tangan di dalam sakunya tersenyum manis. Pengusaha itu memberi kode pada pelayannya untuk keluar dari kamar.“Kok sudah pulang?” tanya Sandra heran. Belum empat jam Aldric bekerja, ia telah kembali ke penthouse.“Kangen,” balas Aldric.Sandra mencebik, “Gombal!”“Hahaha, see? Dengan mulut maju seperti itu, wajahmu jadi mirip Alex sekarang.”“Iyalah. Aku 'kan Ibu kandungnya.”“Jadi nggak kesal lagi dong, karena semua orang mengatakan Alex mirip denganku.”“Kalau itu, iya. Aku masih sebal.”Aldric kembali tergelak. Menciumi dan memeluk istrinya yang sedang merajuk itu adalah obat agar wanita yang dicintainya segera tersenyum lagi. Tak hentinya ia bersyukur atas kebersamaan mereka.“Ikut aku yuk,” ajak Aldric.“Ke mana?”“Ke Gedun
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

82. Dibanding-bandingkan

Nasehat dari lelaki yang sudah banyak asam garam pada kehidupan rumah tangganya membuat Aldric tersenyum miris. Sejak awal, perbedaan dirinya dan Sandra memang menjadi penghalang kebersamaan mereka. Namun kini, perbedaan itu nyatanya tidak meruntuhkan niat baik untuk berumah tangga.“Terima kasih, saya akan ingat-ingat pesan Anda,” balas Aldric tulus.Di sudut lain, teman sosialita Valerie mendekati Sandra. Sejak awal ia memang telah curiga, Aldric tidak memiliki rasa cinta pada temannya. Apalagi melihat perbedaan yang sangat jauh antara Sandra dan Valerie.“Salam kenal, Nyonya Sandra, saya Athena,” tutur Thena sambil mengulurkan tangannya untuk berjabatan.Sandra langsung menjabat tangan terulur dan berucap, “Salam Kenal, Thena. Panggil saya, Sandra saja.”Thena tersenyum dan mengangguk. “Saya belum pernah ke Indonesia. Hanya mendengar tentang Bali, Jakarta dan Palembang saja.”“Indonesia memiliki banyak pulau yang memiliki ciri khas masing-masing. Apa yang kamu ketahui tentang Palem
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

83. Pertemuan Pertama Alex dan Valerie

Aldric, Sandra dan Alex kembali ke penthouse. Mereka berbincang sejenak tentang perkenalan dengan tim sukses barusan. Paling tidak, Sandra dan Alex diterima cukup baik oleh teman-teman politik Aldric.Sejak hari itu, Sandra sering menemani Aldric bersama tim suksesnya. Dari berbagai pertemuan, akhirnya ia mulai mengerti sistem perpolitikan yang digeluti suaminya. Seringkali, rasa kagum menyelinap di hati.“Bagaimana sih caranya kamu bisa membagi waktu antara bisnis dan politik, ya?” ucap Sandra saat mereka hanya berdua di ruang Aldric.“Tidak juga, My love. Aku lebih banyak mengurusi bisnis. Sementara saat berpolitik, sudah ada tim yang mengurus. Hanya tinggal mengikuti program yang direncanakan saja.”“Siapa yang membuat programnya?”“Aku dan tim yang sudah berpengalaman pada dunia politik.”Menjelang pengumuman hasil pemilihan umum, berbagai pemberitaan menyorot pada kehidupan kedua calon Gubernur. Aldric yang seringkali didampingi oleh istrinya membuat berita semakin menarik. Apala
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

84. Semakin Tidak Nyaman

“Apa Daddy kenal dengan Nyonya tadi?” tanya Alex saat mereka masih berada di dalam lift. “Iya, Daddy kenal. Namanya Valerie. Dia teman Daddy sejak kecil,” jawab Aldric. “Teman Daddy? Aku baru bertemu dengan teman Daddy yang jahat. Teman Daddy yang lain baik semua,” tukas Alex. “Maksudmu Auntie Valerie, jahat?” “Iya. Dia marah-marah kepadaku. Padahal dia sendiri yang menabrakku. Aku sudah minta maaf tetapi dia tidak minta maaf.” “Ya sudah. Lain kali, Daddy akan bicara pada Auntie Valerie, ya.” Alex mengangguk. Ia memainkan dasi yang digunakan Ayahnya. Ia juga melirik Marvin yang menggunakan dasi. “Daddy, nanti aku mau bekerja seperti Daddy, ya,” ujar Alex. Aldric terkekeh. “Tentu saja boleh.” “Aku mau berpakaian seperti Daddy. Keren,” puji Alex. Ayah Alex hanya membalas pernyataan putranya dengan memberikan ciuman di pipi. Marvin dan Lee melirik kebersamaan keduanya. Mereka tidak pernah menyangka, Tuan mereka adalah sosok ayah yang penyayang dan penuh perhatian. “Apa aku beso
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

85. Menantu yang Belum Dianggap

Sarapan pagi ini terasa berat. Aldric belum memberitahukan rencana kedatangan orang tuanya ke kantor kepada istri dan putranya. Rasanya ia pun jadi malas pergi bekerja.“Sayang, kamu baik-baik saja?” tanya Sandra. Dengan khawatir, wanita di samping Aldric itu meletakkan tangannya di dahi suaminya untuk mengecek suhu tubuh.“Aku sehat, My love. Hanya sedang tidak mood saja. Rasanya aku ingin tinggal di penthouse dan bermalas-malasn denganmu.”Sandra mengerutkan dahinya. “Aneh. Jarang sekali kamu terlihat malas bekerja.”“Mungkin Daddy malas karena takut bertemu dengan Auntie jahat lagi,” cetus Alex.Spontan Aldric menahan napasnya. Ia juga belum bercerita pada Sandra tentang pertemuan putra mereka dengan Valerie. Sementara itu, Sandra menatap anak kecil yang sedang sarapan itu dengan pandangan tak suka.“Alex, tidak baik memberi nama jelek pada seseorang,” protes Sandra.“Maaf, Mom. Tetapi Auntie teman Daddy itu memang jahat," kilah Alex.Akhirnya Sandra menoleh menatap suaminya untuk
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

86. Berusaha Sopan kepada Orang Tua

Aldric langsung menghentikan kegiatannya. Ia memeluk Alex dan berdiri menggendong putranya. Perlahan, lelaki tersebut mendekati kedua orang tuanya.“Grandpa dan Grandma khusus datang untuk bertemu denganmu, sayang. Ayo yang sopan, salam dulu,” bisik Aldric.Anak kecil itu menurut. Tangannya terulur ke depan Helen dan Alonso. Dengan santun, Alex mencium punggung tangan Grandpa dan Grandmanya.“Anak pintar. Grandma rindu sekali sama kamu, Alex,” ucap Helen sambil mengelus kepala Alex.“Iya. Grandpa juga rindu sama kamu. Ini, lihat. Grandpa membawa puzzle untukmu,” ujar Alonso sambil mengangkat tangannya yang menenteng kotak besar.“Kita buka puzzle dari Grandpa dan Grandma yuk,” ajak Aldric.Alex mengangguk. Namun begitu, lengannya tetap melingkari leher ayahnya dengan erat. Wajahnya juga tetap datar, tanpa senyum.“Ada apa dengan Alex? Kenapa ia jadi takut pada kami?” tanya Alonso tanpa rasa bersalah sedikitpun.“Tidak apa-apa. Sejak kembali ke Inggris, Alex banyak mendapat sorotan kam
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

87. Rencana Jahat

“Alex bahkan pernah menjuarai pertandingan catur junior,” puji Aldric sambil memberikan ciuman pada pipi putranya.“Siapa yang mengajarinya main catur?”“Kakeknya. Ayah Sandra.”Seketika terbersit rasa iri di hati Alonso. Dalam benaknya, ia juga ingin Alex memiliki kemampuan bermain golf, sama seperti dirinya. Lelaki tua itu juga ingin pamer pada teman-temannya dengan memperlihatkan bahwa cucunya memiliki bakat bermain golf, sama seperti grandpanya.“Grandpa juga berjanji mengajari Alex bermain golf bukan?” desak Alonso.“Mungkin lain kali, Dad. Sekarang, permisi. Aku sudah ditunggu di gedung partai.”Tanpa berkata-kata lagi, Aldric membawa Alex yang masih dalam gendongannya keluar. Langkah cepatnya memasuki lift tidak terkejar Valerie. Pintu menutup tanpa wanita itu sempat mencegah kepergian Aldric.“Sial!” umpat Valerie kesal.Saat temannya yang berada pada tim sukses Aldric mengatakan pengusaha itu telah mengenalkan keluarganya, ia sangat tidak percaya. Apalagi, ia mendengar teman-
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

88. Tidak Berguna

Kedua orang tua Aldric saling melirik. Tidak ada salahnya bertanya kepada sekertaris putra mereka. Walaupun mereka pesimis, Cindy akan membongkar rahasia Tuannya. Selama ini, wanita yang bekerja pada Aldric tersebut telah terbukti setia. Bertiga mereka memperhatikan Cindy yang sedang meletakkan cangkir teh di meja. Wanita berparas manis itu berpakaian sopan dan tutur katanya santun. Hal-hal yang menurut Valerie membosankan. “Tolong kamu bereskan mainan cucuku, ya,” pinta Helen mengendik pada potongan puzzle yang masih berserakan di meja. Cindy menatap puzzle tersebut. “Maaf, Nyonya Besar. Biasanya, Tuan Muda Alex tidak suka puzzle-puzzlenya dirapikan. Ia akan tau jika ada satu kepingan saja yang bergeser dari tempatnya,” ucap Cindy. “Cih. Ibunya benar-benar ngaco. Seharusnya ia mengajarkan setiap selesai bermain, anaknya harus merapikan mainannya.” Valerie kembali menebar benih benci pada Sandra. Helen mengangguk menyetujui pernyataan Valerie. “Apa Aldric akan membiarkan mainan i
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

89. Kalah Tipis

Gedung partai lebih ramai dari biasanya. Beberapa orang hilir mudik membawa berita dari berbagai daerah. Mereka melaporkan hasil perhitungan sementara pemilihan gubernur.“Apa Daddy menang?” bisik Alex. Mereka sedang memperhatikan grafik pemungutan suara kedua calon gubernur.“Kamu lihat garis berwarna biru itu, Alex? Itu adalah garis yang menunjukkan banyaknya pemilih yang mencalonkan daddy. Sementara garis merah di sampingnya adalah hasil pengumpulan suara untuk calon yang satunya,” jelas Aldric.Dengan cepat, Alex belajar. Ia mengamati dan banyak bertanya tentang apa yang ia lihat di layar datar di depan mereka. Hingga akhirnya ia bisa menyimpulkan sendiri.“Daddy kalah tipis,” seru Alex.Beberapa teman politik Aldric yang sedang berada di ruangan yang sama, langsung menoleh. Mereka tersenyum geli mendengar kesimpulan anak kecil dalam gendongan ayahnya tersebut. Pengusaha mapan itu hanya terkekeh mendengar pernyataan putranya.Sementara di luar gedung, para pencari berita memberika
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

90. Perkenalan Sandra dengan Orang tua Aldric

Setting ruang duduk berhadapan antara Noel dan Aldric membuat suasana santai. Padahal di depan mereka, puluhan wartawan yang telah diperkenankan hadir terlihat tegang dan begitu antusias. Topik bincang-bincang setelah pemilihan usai membuat pers yang hadir penasaran akan apa yang Aldric sampaikan.Sebagai wartawan handal, Noel membuka sesi bincang-bincang dengan obrolan tentang bisnis. Lalu ia mengarahkan pertanyaannya pada dunia politik yang sangat baru bagi Aldric. Hingga akhirnya, obrolan mereka kini membahas kegagalan pengusaha tersebut menjadi seorang Gubernur Inggris.“Salah satu faktor yang membuat Anda gagal adalah pernikahan rahasia Anda. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut?”“Saya malah mendapat kabar, pernikahan saya memberi dampak yang baik bagi orang-orang tertentu.”“Jadi benar, Anda telah menikah?”Aldric berdehem untuk menjernihkan tenggorokannya, lalu berucap dengan tegas. “Ya. Saya telah menikah dan memiliki seorang putera berusia empat tahun.”Noel menegak
last updateLast Updated : 2023-03-31
Read more
PREV
1
...
7891011
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status