Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 151 - Chapter 160

392 Chapters

151. Perjalanan Mediasi

Tak sengaja, Aldric mengarahkan mobilnya jauh ke pinggir kota. Ia menatap hotel bintang empat di depannya. Sepertinya, hotel itulah yang terbaik di kota ini.Hotel itu berada di dekat laut. Aldric merasakan hembusan angin pantai yang cukup kencang pada wajahnya. Sambil memandang sekelilingnya, lelaki itu mendesah mengingat kebersamaannya bersama Sandra berjalan menyisiri Pantai Nusa Dua Bali.Pelayan hotel mengantarkan Aldric hingga ke dalam kamar suite. Kamar paling kecil dan sederhana yang pernah ia tempati. Meskipun kamar ini adalah kamar terbaik menurut versi manager hotel.Setelah memberikan tips pada pelayan hotel, Aldric merogoh ponselnya. Menurut anjuran Ustadz Rachman, selama mereka berpisah, keduanya harus menulis catatan tentang apa yang mereka lalukan dan apa yang mereka rasakan setiap hari. Lelaki itu duduk di sofa yang menghadap pemandangan laut, mengetikkan perasaannya di ponsel.Hari PertamaAku di Blackpool. Deburan ombaknya mengingatkanku padamu, My love. Kamu senang
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

152. Tempat Ketenangan

Telah dua hari, Aldric berada di Bristol. Hingga detik ini, belum ada keputusan akan ke mana ia berlibur untuk menenangkan diri. Tidak ada tempat yang benar-benar bisa mewakili dirinya agar dapat berintrospeksi.Seraya mengembuskan napas panjang, Aldric memandang jauh ke luar jendela. Pikirannya selalu kembali pada wanita berhijab kesayangannya. Wanita yang senyumnya dapat mengalihkan dunianya.Baru dengan Sandra, Aldric begitu terpesona. Dulu, kehidupannya dengan wanita-wanita hanyalah sebatas mengisi waktu. Tidak pernah ada yang istimewa.Aldric menatap ponselnya. Ia sedang mengikuti kajian online. Link yang diberikan Ustadz Rachman ternyata sangat berguna untuk mengisi waktunya yang lapang.Seringnya Aldric menonton tayangan islami, akhirnya media sosialnya kini dipenuhi dengan berbagai konten keagamaan. Mulai dari kajian, podcast, belajar membaca quran, mempelajari hadits dan perjalanan rohani.Lelaki itu termangu menatap kabah di layar laptopnya. Seorang youtuber sedang mendokume
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

153. Pasrah di Depan Kabah

Pembagian kelompok jamaah diumumkan. Aldric berada pada kelompok 3. Ia dan Andrew yang juga satu kelompok dengannya langsung membaur dengan jamaah-jamaan lain. Mereka beriringan menuju bis dengan nomer tiga.Mengantri juga merupakan hal baru bagi Aldric. Mana pernah Marvin menyuruhnya menunggu untuk sekedar naik bis? Pengusaha itu yakin, asistennya itu akan mencari jalan pintas agar ia mendapat jalur VIP.Berjalan satu demi satu langkah ke depan membuat Aldric dapat lebih banyak mengamati sekitar. Kelompok tiga terdiri hanya sekitar tiga puluh orang. Lima di antaranya masih kanak-kanak.Perjalanan menuju bandara hanya sekitar dua setengah jam. Di dalam bis, Ustadz Danny melantunkan banyak doa dan mengajak jamaah untuk terus berdzikir. Mulut Aldric terus bergerak menggumamkan sholawat dan dzikir.Saat di pesawat, ternyata Aldric duduk bersebelahan dengan Andrew. Lelaki itu bernapas lega. Paling tidak, ia tidak perlu berbasi-basi untuk berkenalan dengan orang baru lagi.“Tuan, apa anda
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

154. Sahabat Pena

Berbeda dengan Aldric yang memilih perjalanan rohani, Sandra menghabiskan waktu sendirinya dengan berpetualang di negeri orang. Sebetulnya sejak kuliah, ia dan Leah memang gemar bepergian. Bahkan selain Jerman, Sandra menetapkan Switzerland adalah salah satu tujuan untuk melanjutkan pendidikannya.Sandra bahkan menyempatkan diri bertemu dengan seorang pendidik yang ia kenal melalui sosial media. Wanita muslimah yang juga seorang dosen pada salah satu Universitas terkenal di Switzerland. Mereka sering bertukar kabar dan berbagi tips mengajar.“Assalamualaykum,” sapa seseorang.Sandra menoleh ke samping. Senyum lebar terukir di wajahnya pada seorang wanita bule berhijab. Pelukan hangat ia berikan sambil membalas salam.“Waalaykumussalam, Sofia.”“Ternyata, aslinya kamu cantik sekali, Sandra,” puji Sofia.“MasyaAllah Tabarakallah. Kamu juga cantik.”Keduanya tergelak bersama. Mereka memesan makanan dan minuman di restoran atas rekomendasi Sofia. Keduanya saling mengamati wajah masing-mas
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

155. Sesi Curhat

“Cari siapa?” tanya Sofia saat melihat Sandra mengedarkan pandangannya.Sandra tersipu malu. “Maaf. Aku langsung menyimpulkan Nico telah berpoligami dan istri keduanya juga ada di sini.”Sofia terkekeh dan menggeleng mendengar jawaban Sandra. Wanita itu lalu melanjutkan ceritanya.“Jadi, setelah Nico meminta izin, aku lalu memutuskan untuk umroh dan berdoa langsung di tanah suci. Sebenarnya, perempuan mana yang rela dimadu? Malah sebenarnya kita ini masih saja merasa kurang dari suami.”“Lalu?” tanya Sandra penasaran.“Aku juga meminta Nico jika pada akhirnya aku siap, aku ingin bisa wanita itu adalah wanita yang mengerti syariat islam.”“Maksudmu? Sudah pasti Nico akan memilih wanita muslimah juga kan?”“Iya. Tetapi bukan cuma itu. Seorang wanita bisa saja menjadi yang kedua tapi apa seorang suami siap? Apa istri pertama siap? Karena wanita pandai menyembunyikan perasaannya. Lain di hati lain pula di ucapan,” jelas Sofia.Sandra menunggu kelanjutan cerita Sofia. Dipandangnya sahabat
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

156. Pertemuan Panas

Dua minggu berlalu. Hari pertemuan dengan suaminya tinggal beberapa jam lagi. Sejak semalam hati Sandra sudah berdebar tak menentu.Sandra bahkan terlambat bangun. Ia hanya sempat mandi cepat, berpakaian dan menggunakan skincare tanpa make up sama sekali. Langit terlihat lebih gelap dari biasanya. Wanita itu menghentikan taxi dan segera meminta supir ke alamat yang dituju.Entah mengapa Aldric memilih Westminster Bridge sebagai titik pertemuan mereka. Bukankah itu tempat wisata yang ramai? Biasanya, Aldric selalu menyewa tempat tersembunyi untuk bertemu dengannya.Wanita itu melangkah cepat saat menyadari langit semakin hitam. Netranya melanglang jauh mencari sosok yang ia kenal. Hatinya semakin bertalu-talu saat di kejauhan ia melihat penampakan suaminya.Aldric telah bangun pagi-pagi sekali. Dua jam sebelum pertemuan ia telah berada di sekitar jembatan yang sangat terkenal di London tersebut. Restoran mewah menjadi tempat sarapannya sambil menunggu waktu yang ditentukan.Rambut lela
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

157. Sedunia, Sesyurga

Setelah keringat di tubuh mereka kering, Aldric membopong istrinya ke kamar mandi. Lelaki itu mengisi bathtub dengan bathbubble beraroma buah-buahan. Mereka duduk berhadapan.“Ada apa dengan rambutmu, Aldric,” tanya Sandra.Aldric tersenyum simpul dan menjawab, “Aku melakukan tahallul.”Sandra membulatkan mata. “Ka-kamu umroh?” tanyanya terbata.Lelaki di depan Sandra mengangguk. “Setelah dua hari hanya berdiam di hotel dan bekerja secara online, akhirnya aku menemukan destinasi tempat untuk merenung.”“Tempat yang sangat tepat untuk merenung. Aku iri.”Aldric menarik lengan istrinya. Sandra kini berada dalam pelukan suaminya. Lelaki itu mencium kepala wanitanya.“Secepatnya, aku akan kembali ke sana. Saat itu tiba, aku akan membawamu dan Alex.”Sandra mengangkat wajahnya dan berkata, “Benarkah?”“Katakan saja kapan kalian siap, kita berangkat bertiga,” janji Aldric.“Tapi, kamu belum mendengar keputusanku tentang hubungan kita.”“Tidak perlu. Aku akan memperjuangkanmu. Tidak perduli
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

158. Mencurigakan

“Kamu yakin? Bagaimana dengan segala pemberitaan yang mungkin akan cepat tersebar di media sosial?”“Biarkan saja. Aku pergi bersama istriku. Kecuali jika media menyebar berita bohong, aku tidak akan segan menuntutnya.”Sandra tersenyum penuh makna. Agaknya, suaminya mulai merubah diri menjadi sosok yang lebih terbuka. Walaupun masih khawatir, tetapi wanita itu tetap akan mendukung apapun keputusan Aldric.“Habis makan, kita ke hotelku, ya. Aku harus check out dari sana.”“Biar aku suruh seseorang saja untuk mengepak barang-barangmu, My love. Setelah ini, kita langsung pulang ke penthouse. Aku rindu Alex.”Satu jam kemudian, mereka telah berada di depan pintu penthouse. Aldric mengerutkan kening saat di depan pintu tidak ada pengawal yang berjaga. Setelah menekan nomer kombinasi pintu, lelaki itu membuka pintu sedikit dan mengintip ke dalam.“Tuan Aldric, Nyonya Sandra,” sapa Lee, pengawal Alex.“Dari mana? Kenapa tidak ada yang berjaga di sini?” tanya Aldric.“Maaf, Tuan. Penjaga sed
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

159. Tekad Bulat

Malam harinya, Ustadz Rachman dan Ummi datang berkunjung. Mereka langsung mengadakan pertemuan di ruang tertutup. Pertemuan yang merupakan akhir dari konseling Sandra dan Aldric.Aldric dengan lancar menceritakan perjalanan mereka. Sambil tetap menggenggam tangan istrinya, lelaki itu sesekali menoleh dan tersenyum pada Sandra. Ia juga berkali-kali mengucapkan kata syukur alhamdulillah atas rahmat yang diberikan Allah hingga ia dan Sandra bisa bersama kembali.“Alhamdulillah,” ucap Ustadz Rachman dan Ummi berbarengan.Ustadz Rachman menatap kedua pasang suami istri di depannya. Ia sendiri terharu, karena pada akhirnya Allah mendengar doa Aldric. Ia juga yakin, Allah lah yang melunakkan hati Sandra yang merasa sakit hati pada suaminya.“Kalian tau, sesungguhnya dalam setiap rumah tangga ada syetan yang selalu menguji kalian. Tugas syetan itu adalah memisahkan pasangan suami istri. Mengajak salah satunya berzina, atau membuat salah satunya membenci pasangannya,” tutur Ustadz Rachman dala
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

160. Sambel Kecombrang

Sandra segera berkemas. Memakai mantel panjang dan hijab. Ia juga membawa satu mantel untuk Aldric.“Brot.”Tiba-tiba, saat baru keluar dari kamar, mereka mendengar suara angin. Suara itu berasal dari Alex. Lalu, bau menyengat membuat Sandra dan Aldric mengernyitkan dahinya.“Mommy, Alex pup di celana,” rengek Alex.“Ya Allah. Ayo, kita bersihkan dulu.” Sandra segera menggiring putranya ke kamar mandi.Satu orang pelayan mengikuti Sandra. Membantu membersihkan kotoran Alex dan membawakan pakaian bersih. Alex terpaksa menggunakan diaper karena menurutnya ia tidak dapat menahan keluarnya kotoran dari usus besarnya itu.“Di mana Lee?” tanya Aldric pada pelayan yang membantu Sandra.“Sa-saya di sini, Tuan.” Lee datang dengan wajah pucat dan terlihat lemas.“Kamu kenapa?”“Maaf, Tuan. Saya muntah-muntah sejak tadi.”Aldric menggeleng lalu berucap, “Ya sudah. Kamu juga ikut ke rumah sakit.”Rombongan kecil itu akhirnya pergi. Aldric menggendong putranya yang lemas. Sesekali, lelaki itu meng
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status