Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 111 - Chapter 120

392 Chapters

111. Perjodohan

“Aku tidak mengerti, Tuan.”“Kamu merasa tidak percaya diri karena apa? Wajahmu tampan, postur tinggi- berotot, kaya raya, sukses, apa lagi?”Marvin terdiam lalu menjawab, “Entahlah, Tuan. Setelah tau Nona Leah adalah fans Anda, saya merasa rendah diri.”Aldric mencebik. “Itu namanya kalah sebelum berjuang.”Keduanya terdiam saat Cindy masuk. Sekertaris Aldric itu mengingatkan bahwa mereka telah di tunggu di ruang rapat. Aldric dan asistennya segera bergegas menuju ruangan yang telah disiapkan untuk pertemuan tersebut.Selama rapat, Aldric melihat Marvin tetap profesional. Asisten setianya itu sama sekali tidak banyak berinteraksi dengan Leah, kecuali jika diperlukan. Hingga pertemuan berakhir, Aldric meminta Leah untuk tetap tinggal di dalam ruangan.Marvin mendengus pelan saat mendengar permintaan Aldric. Ia segera tau, Tuannya ingin mendekatkan dirinya dengan Leah. Sekilas, Aldric tersenyum penuh arti pada asistennya.“Bagaimana kabarmu, Leah? Akhir-akhir ini kamu jarang mengunjung
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

112. Kutukan Malam Pertama

“Kenapa mendadak sih kamu mengundang Sandra dan Marvin ke sini?” tegur Sandra yang sedang mempersiapkan makanan di meja.Setelah mendengar kabar bahwa sahabatnya dan juga asisten Aldric akan makan malam bersama mereka, Sandra langsung sibuk menyiapkan hidangan. Untung saja suaminya memiliki chef dan beberapa pelayan, hingga memudahkan urusannya.“Mereka ‘kan sudah terbiasa makan bersama kita, My love,” kilah Aldric.“Tetapi mengapa kamu seolah mengundang mereka secara resmi?”“Mmm… itu, tidak apa-apa sih. Hanya merayakan kerjasama perusahaan kita dengan perusahaan yang saat ini dipegang Leah kok,” sanggah Aldric.“Tidak. Pasti ada sesuatu,” tebak Sandra.“Jangan memaksaku, My love. Aku tidak bisa memberitahukanmu. Aku sudah berjanji untuk tidak membocorkan rahasia ini.”“Janji pada siapa?”Aldric menggeleng sambil tersenyum meringis.“Marvin?” tebak Sandra.Aldric mengangguk senang. “Kamu menebaknya ya, bukan aku yang memberitahukan rahasia tersebut.”Sandra menyipitkan matanya. Ia me
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

113. Nostalgia

Kini tiga pasang mata menatap Leah. Bahkan Sandra juga terlihat merenung untuk mengingat ucapan Leah. Sahabat Sandra itu tersenyum penuh arti.Tiba-tiba, Alex pamit karena telah selesai makan malam. “Boleh aku masuk ke kamar lebih dulu?”Sandra melirik jam tangannya. Sudah pukul sembilan malam. Alex memang sangat disiplin pada waktu kegiatannya termasuk jam istirahat.“Ayo, Mommy antar ke kamar, sayang.”Anak tampan itu berkeliling dan menyalami Aldric, Marvin dan Leah. Aldric memeluk dan mencium putranya serta mengucapkan selamat beristirahat. Setelah itu Sandra dan Alex pergi ke kamar.Leah menunggu Sandra kembali hingga bisa melanjutkan ceritanya. Mereka melanjutkan memakan hidangan penutup berupa puding jeruk yang segar. Namun kemudian, Aldric bangkit dan juga pamit.“Aku lupa. Malam ini bagianku menceritakan dongeng untuk putraku. Kalian ngobrol saja dulu ya. Aku dan Sandra akan kembali lagi setelah menemani Alex.”Marvin menjadi canggung. Sebelumnya ia bisa mengendalikan diri ka
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

114. Pesona Orang Kaya

Marvin tidak menjawab. Ia hanya memperhatikan Leah dan Sandra yang berjalan di depan mereka. Memang sayang sekali kesempatan ini jika tidak ia gunakan sebaik-baiknya.“Ehm … Anda mau membantu saya jika Nyonya tau saya mengajak pergi Leah?”“Tenang saja. Ajak Leah ke Fountain Center. Tempat itu cukup romantis dan… “Marvin langsung memotong kalimat Aldric,”Banyak kafe yang buka hingga tengah malam serta pertokoan mewah di sepanjang jalan.”“Pintar,” puji Aldric sambil merangkul bahu asistennya. “Semoga sukses.”Aldric dan Sandra mengantar tamu mereka hingga ke depan pintu penthouse. Leah mencium kedua pipi sahabatnya dan berpamitan. Marvin menganggukkan kepalanya sebagai tanda perpisahan mereka.“Sepertinya kamu kurang setuju jika Marvin dan Leah bersama, My love?” selidik Aldric. Mereka sedang membereskan ruang makan setelah jamuan makan malam.“Bukan masalah setuju atau kurang setuju. Tetapi, aku tidak mau keduanya terpaksa menjalani hubungan karena permintaan kita. Terutama Marvin y
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

115. Hadiah Pertemanan

Selesai menyelesaikan transaksi, Marvin berbincang sebentar dengan Manager Toko. Dari percakapan keduanya, Leah yakin, Marvin sudah mengenal dekat lelaki tersebut. Bahkan pegawai toko, menyuguhkan minuman dan makanan ringan untuk mereka.“Salam saya untuk Tuan Aldric,” ucap Manager Toko.“Akan saya sampaikan.”“Oh ya, kenalkan. Ini Leah. Sahabat Nyonya Sandra.”Manager Toko mengangkat kedua alisnya. “Sahabat Nyonya Sandra? Wah, salam kenal Nona Leah. Saya Renard.”Leah mengangguk santun. Mereka berjabatan tangan. Renard terlihat cukup antusias mengetahui bahwa Leah juga berdarah Indonesia seperti Sandra.“Nyonya Sandra pernah bercerita tentang mutiara Lombok. Aku ingin sekali datang ke Lombok dan melihat langsung budidaya mutiara di sana.”Sahabat Sandra itu mengangguk antusias. “Anda yang menggemari perhiasan, pasti akan tertarik dan terpesona dengan cantiknya Mutiara Lombok.”“Jangan begitu. Pekerjaanku sedang banyak dan kamu membuatku tidak sabar untuk pergi ke Lombok,” desah Renar
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

116. Istri yang Merajuk

“Jadi semalam pulang jam berapa? ke mana saja?” cecar Sandra saat Leah melakukan video call dan menceritakan yang ia lakukan dengan Marvin semalam.“Duh Buu… pagi-pagi merepet macam emak-emak di Indonesia,” kekeh Leah.“Kalau kamu nggak mau aku ngomel panjang lebar, cepat ceritakan,” tukas Sandra.Sepuluh menit berikutnya, Leah menceritakan kebersamaannya dengan Marvin semalam. Hingga akirnya lelaki itu memberikannay hadiah berupa gelang. Gelang cantik di tangan Leah langsung menarik perhatian Sandra.“Mengapa kamu terima hadiah itu?” tanya Sandra penasaran.“Nggak sopan dong kalau aku menolaknya. Lagipula Marvin bilang ini hadiah pertemanan kami.”“Modus! Bilang saja kamu mulai suka pada Marvin.”“Wajar kalau aku suka. Marvin tampan, pekerja keras dan sukses. Baik hati dan juga sangat perhatian.”“Entahlah, Le. Coba pikirkan lagi. Kalian tidak satu iman. Apa kamu tidak mengambil hikmah dari hubunganku dengan Ivan dulu?”Leah terdiam mendengar pertanyaan sahabatnya. Dulu saat Sandra d
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

117. Otot-Otot Meresahkan

“Cup.” Aldric mendaratkan kecupan ringan di bibir istrinya. “Iya, aku tau. Ngambek kenapa?” imbuhnya lagi.Mata Sandra menatap tubuh Aldric yang berbalut kemeja yang menonjolkan otot-otot tubuhnya. Haruskah ia mengatakan bahwa ia tak rela otot-otot itu dilihat wanita lain? Apakah itu berlebihan?“Cup.Cup.” Aldric kembali mengecup bibir istrinya. “Kenapa diam saja?”Sandra menggeleng. Mulutnya tetap memberengut manja. Kesal, tetapi bingung mnegutarakannya.Aldric kini melipat tangannya di perut. Sontak saja, otot-otot tubuhnya terutama bagian lengan dan dada semakin terlihat jelas. Sandra tak menampik bahwa ia mengagumi tubuh Sang Suami.“Kemejaku? Kamu tidak suka aku menggunakan kemeja ini? tanya Aldric saat melihat Sandra menatap tubuhnya tanpa jeda.Lelaki tampan itu segera membuka kemejanya. “Ya sudah. Aku lepas saja kemejanya.”Sandra menahan napas melihat dada polos Sang Suami. Jantungnya berdebar kencang. Sepertinya gairah wanita sedang merasuki Sandra.“Lalu, aku pakai kemeja a
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

118. Ikut ke Kantor

Aldric mengerutkan kening. Lelaki itu menatap cermin di sampingnya. Penampilan sempurna dengan tubuh berotot hasil dari latihan olah tubuh selama bertahun-tahun.“Ada apa dengan otot-ototku? Bukankah memang sudah seperti ini sejak kita bertemu?” tanya Aldric heran.Sandra menjawab ketus, “Aku nggak mau kamu pamer otot di depan wanita-wanita karir di kantor.”“Pamer?” Aldric kembali mematut dirinya di depan cermin. Kemudian ia mengerti apa yang membuat istrinya kesal.Sambil menahan tawa, Aldric berkata, “Cemburu ya, aku diperhatikan wanita-wanita karena tubuh bagusku ini?”“Bangga ya diperhatikan wanita-wanita ?” sindir Sandra dengan nada kesal.“Ya Allah. Menggemaskan sekali istriku ini,” ucap Aldric. Dengan gemas ia menangkup wajah Sandra dan menciumi setiap sisinya.Sandra berusaha menjauhkan wajahnya dari bibir Aldric. Namun dua tangan yang melingkari pinggangnya malah semakin mengetat. Akhirnya ia pasrah menerima hujan ciuman lagi.“Aldric, sudah!” protes Sandra.“Senyum dulu!”“
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

119. Gara-Gara Lipstik

“Iya, pakai yang itu saja,” titah Aldric.Sandra menurut. Ia memakai lip balm. Tetapi kemudian, diam-diam memoles bibirnya dengan lipstick lain.Setelah selesai berdandan, Sandra menata hijabnya. Harus dipastikan tidak ada anak rambutnya yang keluar dan inner hijabnya tidak miring. Puas dengan penampilannya, wanita itu membereskan perlengkapan make up, lalu tersadar lelaki di sampingnya terus memperhatikan.“Kenapa?” tanya Sandra.“Cantiik,” puji Aldric.“Biasa aja,” sahut Sandra.“Apanya biasa saja?”“Yaah … aku itu biasa-biasa aja. Nggak cantik, nggak jelek.”“Yakin menurutmu begitu?”Sandra mengangguk. Matanya melirik jalanan. Sebentar lagi mereka sampai di gedung perkantoran mewah milik Keluarga Osborn.“Aku sudah mengagumi kecantikanmu sejak di Bali. Sekedar mengagumi sosok wanita cantik, cerdas dan sangat ramah,” ungkap Aldric.“Aku sangat kaget saat tau aku harus mendampingi pengusaha dari Inggris. Dan ternyata itu, kamu. Deg-degan rasanya. Untung, aku hanya berurusan dengan Ma
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

120. Keanehan

“See, My love. Cindy bilang, kamu cantik.”Sandra mendelik ke arah Aldric. Ia lalu menatap Cindy dan mengulurkan tangan. Mereka sering berkomunikasi melalui ponsel namun baru saat ini bertemu muka.“Hai, Cindy. Akhirnya kita bertemu,” sapa Sandra ramah.“Nyonya Sandra. Iya, saya senang sekali akhirnya berjumpa dengan Anda.”Sandra tersenyum lalu memberikan satu bungkusan kecil. “Ini ada puding untukmu.”“Buatan Nyonya?”Wanita berhijab itu mengangguk.“Wah, terima kasih, Nyonya. Anda baik sekali, “puji Cindy dengan tulus.“Hanya pemberian kecil, Cindy.”Aldric lalu menarik pelan tangan Sandra. “Ayo, masuk, My love. Cindy banyak pekerjaan, jangan diganggu.”“Oh maaf, Cindy. Silahkan lanjut bekerja.”“Iya, terima kasih sekali lagi, Nyonya Sandra.” Cindy menatap kagum pada sosok istri Tuannya.Berbeda dengan mantan tunangan Sang Bos yang arogan dan selalu ingin dihomati, istri Tuannya ini sangat ramah dan rendah hati. Pribadi Aldric yang awalnya sangat dingin berubah hangat jika ada Sand
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status