"Jadi, dia masih kerja di sini?" tanya Inggit pada Rubi tentang keberadaan Ayu yang masih bekerja dengan Rubi. "Iyo toh, Nggit. Mau kerja dimana lagi dia? Wong butuh uang untuk susu anak, belum lagi kebutuhan bayi itu banyak loh jangan salah. Makanya cepet nikah, kamu nunggu apa toh sebenarnya?" "Nunggu di lamar, Bi," kekeh Inggit. "Lama aja ngelamarnya, tapi ngamarnya gencar." Rubi tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut besarnya. "Ah embuh lah, aku wis males kalo ngomongin lamar me-lamar ini." "Ya kalo nggak ada arah ke jenjang yang serius, wis lah tinggal aja. Umur terus bertambah, kasian ibu mu itu loh nunggu kabar kapan punya cucu," ujar Rubi. "Cucunya udah kemana-mana, Bi ...." Lagi-lagi tawa dua wanita itu memenuhi ruangan. "Eh, balik lagi ke Ayu," kata Inggit penasaran sambil.melihat Ayu yang duduk di belakang meja kasir. "Kenapa?" Rubi menyesap secangkir susu putih. "Si Dimas itu sudah bebas, kan?" "Iya, terus kenapa Nggit? kamu penasaran banget," ujar Rubi me
Read more