“Ingat tujuan kamu ke sini untuk kerja, bukan pacaran.” Nada bicara Bram tidak ketus, tetapi seperti mengancam, seolah Seruni telah melakukan kesalahan besar. Pria itu berdiri dengan kedua tangan tersimpan di saku celana selutut sementara bola matanya menatap lurus-lurus Seruni.“Maaf, Pak, saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Ben kecuali sebatas teman kerja.” Seruni menahan kesal yang bergumpal di dada. Ia tidak suka cara Bram menegur dan menuduh tanpa bukti. Seruni merasa diperlakukan seperti terdakwa di persidangan dengan Bram sebagai hakim tunggal.“Syukurlah kalau kalian tidak pacaran.” Bram tersenyum samar. Diam-diam sudut hatinya lega. Ya, Tuhan, perasaan apa ini? Setelah kematian Soraya, hati Bram beku. Rupanya, tanpa disadari Bram, perlahan hatinya mencair karena senyum dan binar mata Seruni. “Seringkali pekerjaan berantakan ketika antar karyawan terlibat hubungan lebih.”Seruni menghela napas, merasa Bram terlalu mencampuri kehidupannya, tetapi juga tidak punya nyali untu
Last Updated : 2023-04-18 Read more