“Kok, bisa, Pak, dia tidak pulang?” Ben berseru panik. “Memang semalam dia minta turun di depan halte.”“Jadi kamu nggak nganter sampai depan rumah?” Nada bicara Bram meninggi, antara kesal dan kaget. Ditariknya tirai jendela hingga sinar matahari tepat mengenai wajahnya yang tegang. Kedua matanya menatap pintu gerbang dan halte Trans Jogja bergantian. Jika Seruni turun di depan halte, butuh waktu sekitar sepuluh sampai lima belas menit jalan kaki untuk sampai gerbang. Waktu yang cukup lama bagi penjahat terlatih untuk menculiknya.“Tidak, Pak. Seruni yang minta. Katanya tidak enak sama Bapak kalau dianter sampai halaman.”Mendengar jawaban Ben, kemarahan yang nyaris menyembur dari mulut Bram seketika terhenti. Ia teringat pembicaraannya dengan Seruni tempo hari. Tuduhan tak berdasar pada Seruni telah menyebabkan gadis itu menantang bahaya. Kini, bisa dikatakan, ialah penyebab Seruni hilang.‘Oke, Ben, terima kasih infonya.” Bram merasa tidak ada gunanya lagi memperpanjang pembicaraan
Terakhir Diperbarui : 2023-04-29 Baca selengkapnya