Kayana benar-benar marah. Sepanjang malam menjelang pagi, ia tak menegur Rafandra. Sebelum subuh, dirinya sudah menyiapkan sarapan dan keperluan suaminya. Sekali lagi, tanpa ada teguran apalagi sapaan di pagi hari. Rafandra sudah pasrah dengan tindakan Kayana. Toh, ini bukan yang pertama kalinya bagi dia. "Sayang, aku nanti ada meeting. Kamu bisa kan datang ke kantor bawakan makan siang?" Rafandra coba berdamai dengan Kayana. Suaranya lembut menyapa istrinya yang tengah sibuk menata meja makan. Sambil menunggu jawaban Kayana, ia meneguk segelas susu hangat di atas meja. "Sayang, suami lagi ngomong tuh didengerin dong." "Ya," jawab Kayana singkat. Rafandra mengelus dadanya melihat tingkah Kayana yang memang sedikit menyebalkan. Istrinya itu kembali ke dapur, sepertinya sedang mengambil makanan yang tadi dihangatkan. Rafandra terburu-buru beranjak dari meja makan menghampiri Kayana yang sedang berdiri di depan penghangat makanan. "Sayang, kamu masih marah?" Rafandra melilitkan lenga
Last Updated : 2023-10-16 Read more