Home / Pernikahan / Wanita Berhati Baja / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Wanita Berhati Baja: Chapter 81 - Chapter 90

122 Chapters

WBB 81

Maafkan saja. Kita tak jadi kerdil karena melakukannya.Minta maaflah. Kita tak jadi hina karena mengakui kesalahan. ***Aku belajar banyak hal. Termasuk belajar menyembunyikan perasaan. Untuk apa jika itu hanya menyakiti? Ada hal-hal di mana kejujuran tidak dibutuhkan, seperti saat ini. Aku merasa sudah cukup dengan Mas Danu mengakui perasaannya padaku. Tak ingin membuatnya risau olehku.Perasaanku pada pria bermata biru itu masih menjadi misteri bagi diri sendiri. Bagaimana aku menafsirkannya? Belum tentu pula yang kurasakan adalah cinta. Bagaimana jika ternyata hanya nafsu belaka? Saking rindunya aku akan kehangatan pria.Kuraih jemari Mas Danu, menyatukannya ke dada. Membuatnya mengerti apa yang kini membuat detak jantungku melaju tak tentu.“Jika Mas mau tahu, mungkin harus terlebih dulu membelah dadaku. Karena aku pun tak tahu apa yang kurasakan saat bersamanya. Yang jelas, tak seperti saat bersamamu.”Ya, perasaan ini berbeda untuk keduanya. Tak pernah sama.Mas Danu hadir mem
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

WBB 82

“Kamu manusia atau binatang?” caci kakak lelaki Sekar.Ya, Tuhan, berapa saudara wanita itu? Mengapa semuanya begitu garang? Pantas, ibu mertua dulu tak mau memberi restu.“Sekar mau melahirkan dan kamu bermesra-mesraan dengan wanita yang dulu kau sepelekan!” hardik pria itu lagi. Dia datang bersama dua orang berpenampilan preman.Mas Danu bereaksi mendengar Sekar hendak melahirkan. “Bagaimana kondisinya? Di mana dia?”“Kamu yang menghamilinya harusnya lebih tahu. Malah bertanya. Bahkan binatang lebih beradab dibanding dirimu.”“Baik, apa kakak mau mencarikan binatang yang beradab untuk menemani adikmu yang mau melahirkan itu?” balas Mas Danu dingin.“Kurang ajar!” Pria itu tersulut emosi mendengar jawaban Mas Danu. Tangannya terkepal hendak meninju ketika dua satpam kami maju menangkap tangan pria bertubuh sedang itu.“Jangan rusuh di sini, Pak. Atau kami panggil polisi untuk menyeret bapak-bapak sekalian,” ancam satpam kami yang lebih muda dan ahli beladiri. Sejak peristiwa Mike yan
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

WBB 83

seperti itu. Cinta tak harus memiliki, ada juga cinta yang harus merelakan. Seperti cinta Mike untukmu.”Kembali pada Mike, hatiku lagi-lagi gerimis. Ada tangis yang terus tertumpah tiap mengenangnya. Selamat jalan, Mike. Kamu pernah jadi bagian terbaik dalam kisah hidupku, salamku dalam hati.“Bapak, saya mendengar dari Mas Danu bahwa saudara-saudara Sekar merongrong dirinya. Itukah alasan kalian tak memberinya restu?” Kali ini, biarlah tuntas semua rasa ingin tahuku terhadap masa lalu perpisahan kedua sejoli itu.Beliau kembali menghela nafas berat. Meneguk kopinya kembali.“Ayah Sekar adalah musuh bisnisku, dia suka menggunakan cara-cara kotor untuk menyabotase rekan bisnis orang lain. Dari cara kotor itulah, ia mendapatkan kekayaannya. Kekayaan yang tidak berkah.” Mata pria tua itu menerawang jauh.“Putranya pertamanya terlibat narkoba dan perdagangan minuman keras. Kakak kedua, meskipun perempuan tapi sangat kasar dan binal. Sebetulnya Sekar, sebagai anak bungsu merupakan gadis b
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

WBB 84

“Kamu bicara apa, Laras.” Menoleh padaku. “Mati?” Kali ini tampangnya terlihat bingung.Giliran aku yang terheran. “Kata bapak, Sekar telah pergi.” Apakah mungkin informasi itu keliru? Lalu kenapa Mas Danu terlihat begitu tertekan? Kuikuti arah pandangan matanya, menembus kaca ruang NICU. Astagfirullah, bayi kembar di sana sungguh abnormal.Kubekap mulut, syok!Senyum sinis terukir di bibir Mas Danu. Ironisnya, air mata justru bergulir dari kedua mata yang dihiasi lingkaran hitam itu. “Sekar tidak mati. Ia pergi, kabur dari kenyataan ini. Ia menganggap anak itu kutukan, hukuman, monster. Ia malu dan memilih bunuh diri dibanding mengakui anak itu anak kami.”Mas Danu berusaha tegar, menyusun kata di antara air mata. “Orang tua Sekar tadi kemari menjemput putrinya. Mereka tak ingin anaknya jadi gila dan memintaku melepasnya. Tanpa mereka minta pun, memang itu yang akan kulakukan jika ia bersikeras. Hanya saja, bagaimana dengan mereka? Ibunya saja tak menginginkannya, apalagi ...” kalim
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

WBB 85

Mas Danu mengajak pulang. Dua anak kembar siamnya masih harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa waktu ke depan. Sementara, dia tak tega melihatku terkantuk-kantuk di ruang tunggu demi menemaninya.“Ayo, pulang,” diulurkannya tangan.“Mas...?” Aku tak mau pulang sendirian.“Aku juga harus pulang. Kita percayakan pada dokter.”Tangannya menggenggamku erat. Tangan yang dahulu begitu dingin, kini menghangat. Hatiku terpikat. Tak apa jika musibah ini justru membuat kita dekat. Itulah nikmat. Tak selalu berwujud kesenangan, kadang ia juga hadir bersama kesedihan.Ia mengajakku mampir makan di restoran yang kami lewati. “Kamu belum makan, ‘kan? Di sini menunya enak-enak dan higienis. Pilihlah makanan sehat untuk bayi kita.”Restoran yang Mas Danu pilih—jika dia ingat—adalah restoran di mana ia pernah pura-pura berjanji mengajakku makan atas desakan ibunya. Namun hingga restoran tutup, ia tak kunjung datang.“Melamunkan apa?” tanyanya begitu mendapatiku hanya termangu di depan menu.“Tida
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

WBB 86

Gawai masih berdering. Seolah sangat mendesak minta diangkat. Namun, aku tak berani mengangkatnya. Selama ini hubunganku dengan Mas Danu adalah hubungan yang terpisah. Berjalan sendiri-sendiri. Dia memenjarakan dirinya dalam nostalgia masa lalu, di mana tak ada tempat untukku di situ.Di sisi lain, rasa penasaran menghebat. Bagaimana jika itu panggilan suara dari Sekar yang berubah pikiran? Mungkinkan dia terbayang-bayang anaknya dan urung pergi ke luar negeri untuk membersihkan nama baiknya? Batalkan dia membuka lembaran baru di tempat yang baru, tanpa hujatan dari sekelilingnya?Ya Rabbi, jangan dia. Ya Rabbi, jangan dia. Ya Rabbi, jangan dia.Doa yang sama, kuulang-ulang sambil melihat gawai yang terus saja berdering itu. Siapa kamu? Apa maumu?Mas Danu keluar dari kamar mandi. Terlihat segar setelah tadi lusuh luar biasa.“Siapa?” tanyanya, yang keluar menggunakan mantel handuk. Air masih menetes dari rambutnya, membasahi lantai berlapis karpet coklat di kamar ini.Tak bisa menjaw
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

WBB 87

Mas Danu membalas dekapanku, mencium ubun-ubunku. Bagaimana jika wanita itu tahu bahwa pria pujaannya kini memeluk wanita lain?“Aku akan berubah, Mas. Kembali seperti Sekar yang dulu. Untukmu. Beri aku kesempatan sekali lagi. Aku kini di bandara, sejam lagi penerbanganku ke Austria. Mari kita buka lembaran baru di sana,” ajaknya. Kubalas dengan memeluk tubuh Mas Danu kian erat. Ia mengerti kekhawatiranku.“Jika begitu selamat jalan. Jangan pikirkan untuk pulang. Karena jika kamu kembali kemari, aku akan berpura-pura tak mengenalmu lagi. Kita pernah jadi dua orang asing yang berkenalan hingga jadi dekat, lalu kembali asing setelah kau tinggalkan banyak kenangan pahit untuk mengisi separuh perjalanan kebersamaan kita. Semoga kamu bahagia di tempat barumu.”“Aku akan menunggumu, hingga kamu muncul kemari.”“Jika begitu aku akan muncul dengan anak itu, dan kamu harus menyusuinya.”“Tidak! Aku takut pada monster itu, Mas.”“Dan kamu akan melahirkan banyak monster lainnya jika masih mengha
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

WBB 88

“Bahkan kamu bilang kecelakaan yang kualami disebabkan doa Laras yang sakit hati.”Astagfirullah, fitnah apa itu? Mengapa Sekar berpikir aku bisa sekeji itu pada orang yang kucintai?“Sekar...,” panggil Mas Danu pelan, membiarkan wanita di sana terisak sepuasnya, “masihkah kamu tak ingin meminta maaf pada Laras? Minta maaflah, kamu tak jadi rendah karenanya. Minta maaflah, agar sebagian beban yang menggelayuti dada terangkat.”“Aku tidak mau minta maaf padanya. Dia telah mencuri kamu dariku,” ujarnya bercampur isak tangis.“Dia tidak mencuriku, dia bahkan tak pernah menggodaku. Aku sendiri yang menyetujui pernikahan ini karena ingin berbakti pada ibu.”“Kamu tidak mencintainya. Mengapa bersikeras hidup bersamanya?” bantah wanita itu lagi.“Aku mencintainya, Sekar. Selama ini aku mencintai kepribadiannya. Hanya saja, aku menampik kenyataan itu. Memerangi perasaanku yang tumbuh perlahan-lahan padanya. Semua itu karena aku merasa bersalah jika harus mengkhianati cinta kita. Tapi sekarang
last updateLast Updated : 2023-04-20
Read more

WBB 89

Istri yang pernah dikhianati akan selalu dilanda kekhawatiran suami goyah kembali. Meskipun Mas Danu sudah berjanji sedemikian rupa, tak mengubah fakta bahwa dia pernah mendua. Pun keberadaan Sekar di belahan dunia lain, masih memungkinkan datang untuk kembali merebut perhatian. Terlebih ada dua anak jiwa yang mengikat darahnya dan darah pria yang kucinta.“Mas, mau ke mana?” Melihat dia rapi sekali pagi ini, hatiku mencelus curiga. Debar yang tak menyenangkan kembali terasa. Jangan sampai kembali seperti dulu kala.“Aku mau ke rumah sakit. Kamu temeni aku, ya.”Pyar. Mendung yang semula menggelapkan hatiku berganti sinar terang. Cepat aku mengangguk dan tersenyum lebar.“Wah, kamu, senang sekali mau diajak ke rumah sakit,” herannya.“Bukan senang diajak ke rumah sakit, Mas. Tapi senang karena Mas yang ngajak. Mungkin Mas tak sadar, ini pertama kalinya Mas mengajakku bepergian.”Mas Danu tersedak. Klepon yang ia santap nyaris melompat.Kuangsurkan air putih untuk menetralisirnya. “Pel
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

WBB 90

Sambil menggenggam jemariku erat, ia melangkah di koridor rumah sakit. Setelah menemui dokter dan konsultasi, aku mengajaknya ke ruang NICU. Melihat dua bayi malang yang masih harus di-inkubator itu.“Kamu tahu kenapa aku mengajakmu?” tanyanya sambil meletakkan tangan di kaca inkubator.“Tidak tahu. Kenapa, Mas?” Bagiku itu hal langka. Aku pun penasaran dengan jawabannya.“Karena aku butuh kamu untuk mentransfer kekuatan. Diriku tidak seberani ini untuk mendekati mereka, jika tidak ditemani kamu.”“Mas akan mencintai mereka. Awalnya mungkin sulit. Sama seperti saat Mas mencoba mencintaiku. Awalnya sulit. Sangat sulit, bahkan Mas bilang mustahil. Sebab hati Mas telanjur Mas berikan untuk orang lain. Namun, sekarang lihatlah kita. Baru beberapa jam lalu kita dimarahi bapak karena mesra-mesraan di sembarang tempat,” tuturku sambil tersenyum mengenang kejadian pagi tadi. Aku tahu, bapak tidak sungguh-sungguh marah. Ia hanya mendidik kami untuk bersopan-santun layaknya orang tua yang menga
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status