“Mas, kayaknya Rahmah tuh nggak baik deh,” ucapku kepada mas Reza yang sedang menyetir mobil. “Usst, nggak baik bilang gitu. Dia putri dari ustad Abdullah. Putri kyai. Nggak bisa kita bilang dia nggak baik. Kita baru kenal Rahmah sekali,” tegur mas Reza. Aku terdiam. “Tapi apa yang Bulan katakan benar loh Reza. Kalo wanita itu baik, dia pasti sudah menolong Sali. Nggak nuduh dia. Lagi pula, Sali tuh sedang patah hati. Kita nggak tahu apa yang sedang dipikirkannya,” ucap ibu Sandi mendukungku. “Kayaknya ustad Ahmad ada hati sama Sali. Kayaknya dia suka deh,” sambung ibu Sandi lagi. Aku semakin yakin jika ustad Ahmad menyukai Sali. Mungkin saja dia menutupi perasaanya. “Nggak tahu lah, kita lihat saja nanti, Bu,” jawab mas Reza. Kami kembali ke rumah. Mas Reza mengatakan jika dia akan melakukan perjalan ke Turkey bersama mas Gani. Tidak lupa, Aisha ikut bersama mereka. “Kok nggak ajak aku sih?” protesku. Mas Reza mengatakan jika dia tidak akan mengajakku. Aku kesal. Seharusnya di
Baca selengkapnya