Aku masih duduk di kursi di samping ranjang pasien ketika ponselku berdering. Rupanya panggilan dari ibu mertuaku.“Tania, kamu di mana, Nak? Bagaimana keadaan Fahry? Kenapa tak memberitahu ibu?” Ibu langsung memberondong pertanyaan setelah kami saling membalas salam.“Mas Fahry baik-baik saja, Bu. Cuma terluka sedikit. Hanya saja Mas Fahry belum bisa pulang ke Jakarta karena masih harus dirawat beberapa hari. Maaf Tania sengaja enggak mengabari ibu biar ibu enggak kepikiran.”“Iya, Nak. Ibu kaget sekali tadi sewaktu Bu Endang menelepon ibu mengabarkan kepergianmu ke Bandung karena suamimu mengalami kecalakaan. Rasanya ibu mau segera balik ke Jakarta, Nak. Tapi ibu takut naik pesawat sendirian, jadi ibu terpaksa menunggu kerabat yang lain baru bisa pulang.”“Itulah kenapa Tania sengaja tak mengabari Ibu. Tania enggak mau Ibu jadi panik begini. Toh, Mas Fahry juga baik-baik saja, Bu. Ibu mau ngomong?”“Enggak usah, Nak. Ibu percaya pada Tania. Oia, cucu ibu dimana, Nak? Tania dengan si
Baca selengkapnya