All Chapters of Gairah Nakal, Sugar Baby: Chapter 121 - Chapter 130
229 Chapters
Sorry, aku terpesona.
"Bertemu dengan teman Kakek," jawab James, "Oh iya, kamu gak kuliah?" lanjutnya."Sudah pulang Kek, hari ini pulang lebih awal karena dosen gak masuk," jawab jujur James."Oh, kalau begitu Kakek duluan. Kamu jangan terlalu lama pulang, nanti Ramel marah," ucap James sebelum pergi.Sedangkan Bella kembali menghampiri teman-temannya, tubuhnya duduk dengan santai tetapi pikirannya melayang-layang. Ia penasaran dengan kakeknya, yang ia tahu Kakeknya tidak bekerja, tetapi kenapa dia meminta pria itu untuk segera menyelesaikannya.Apa yang harus dibereskan secepatnya? Dan bisnis apa yang dijalankan Kakeknya saat ini? Terus kenapa Kakeknya tidak pernah cerita kepadanya? Pertanyaan itulah yang memenuhi otak Bella saat ini."Bel," panggil Rara sambil melambaikan telapak tangan di depan wajah Bella."Hah, iya," sahut Bella gugup."Kamu ada masalah apa sih? Dari kemarin kamu kerjaannya termenung ajah," ucap Rara."Enggak ada masalah apa-apa, aku lagi mikirin baju untuk nanti malam," dalih Bella
Read more
Apa kamu memiliki hubungan dengannya?
"Ra, Bel, tunggu sebentar ya?" ucap Kevin tiba-tiba.Pria tampan itu bangkit dari kursinya, melangkah menghampiri Ramel."Selamat datang Tuan Ramel, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang kemari," ucap Kevin."Tentu saya datang, suatu kehormatan bagi saya mendapat undangan dari keluarga Barata," balas Ramel."Mari kita duduk," ajak Kevin.Tadinya ia ingin mengajak Ramel dan Sarah bergabung dengan Bella dan Rara. Tetapi kedua wanita cantik itu sudah tidak di sana lagi, entah ke mana mereka pergi dan menghilang begitu saja.Akhirnya Kevin membawa Ramel dan Sarah bergabung dengan orang tuannya, sebab Ramel adalah tamu spesial dalam pesta itu. Karena Ramel lah yang menanam saham di sana untuk membantu perusahaan itu berdiri.Tepat pukul 8 malam, MC pun mulai membuka acara. Ia sudah menyebutkan nama-nama tamu spesial dalam pesta itu. Satu persatu mulai mengucapkan kata sambutan dan penyerahan kunci. Setelah itu berlanjut ke acara bebas, semuanya menikmati makanan dan minuman dite
Read more
Bel, bibir kamu kok bengkak?
Entah mengapa Ramel merasa sakit hati melihat Kevin dekat dengan Bella. Apalagi saat Kevin menarik tangan Bella mengajaknya duduk di sampingnya. Ingin rasanya ia menghajar Kevin, memberi pelajaran kepada anak kliennya itu."A...a...a....aku ti...."Ramel refleks menempelkan bibirnya ke bibir Bella, ia melumat bibir wanita cantik itu dengan kasar yang membuat Bella tidak melanjutkan ucapnya."Aku akan melakukannya lebih kasar dari ini, jika kamu berani dekat dengan pria lain," ancam Ramel setelah melepaskan bibirnya. Sedangkan Bella hanya diam mematung sambil menutup mata rapat-rapat. Ia membuka mata setelah mendengar suara pintu."Huf..." Akhirnya Bella bisa bernapas, setelah Ramel pergi.Ia menyentuh bibirnya dengan jari tangannya, sambil menatapnya dari pantulan kaca. Seumur hidup, ini pertama kalinya Bella merasakan sentuhan dari seorang pria. Ciuman kasar dari Ramel membuat sudut bibirnya bengkak, sebab suaminya itu sengaja menggigitnya karena kesal. Sebelum ke luar dari kamar m
Read more
Ramel, apa yang kamu lakukan?
Pelayan membantu Bella menyiapkan makanan di atas meja, sedangkan Sarah dan Ramel duduk di ruang tamu. Keduanya terlihat sedang berbincang-bincang sambil tertawa."Jangan sakit hati Bella, ingat! Kamu menikah dengan Ramel hanya untuk menebus kesalahan orang tuamu," bisik dalam hati Bella.Ia berusaha menguatkan dirinya dan menyadarkan dirinya sendiri. Sejujurnya hati Bella teriris melihat kedekatan keduanya, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bella hanya bisa mengelus dada dan berdoa kepada yang kuasa, agar merubah kehidupannya yang pahit menjadi manis.Setelah makanan terhidang di atas meja, Bella langsung meninggalkan meja makan. Ia membuat alasan ingin memberikan obat kepada ayahnya."Kakek," ucap Bella setelah membuka pintu kamar ayahnya dan melihat James ada di sana."Kemari lah, ada yang ingin Kakek bicarakan."Bella melangkah menghampiri James yang duduk di sofa, "Ada apa Kek?" tanya Bella sambil menjatuhkan bokongnya di atas sofa.James menghela napas sebelum membuka mulut,
Read more
Pantaskah seorang pembunuh mendapat warisan?
"Aku tidak melakukan apa-apa," jawab Ramel dengan santai."Jika kamu tidak melakukan sesuatu! Papah tidak mungkin menagis seperti ini," bantah Bella yang tidak percaya, "Aku mohon kepadamu, tolong jangan sakiti Papah. Aku rela menjadi pelayan di rumah ini sampai seumur hidupku, asal jangan siksa Papah," lanjutnya sambil berurai air mata.Ramel menghela napas kasar, ia bangkit dari lantai lalu pergi tanpa bicara. Sedangkan Bella masih tetap di sana, ia membantu ayahnya bangkit dari lantai lalu menuntunnya ke tempat tidur."Jangan takut ya Pah, Bella pasti selalu ada untuk Papah," ucap Bella untuk menenangkan Bryan."Sekarang Papah istirahat ya," ucapnya sambil menyelimuti tubuh ayahnya.Bella meninggalkan kamar setelah ayahnya tertidur pulas. Air mata tidak berhenti menetes membayangkan seperti apa tangisan ayahnya tadi.Setibanya di kamar, Bella tidak melihat Ramel ada di sana. Ia mencarinya ke ruang ganti hingga ke kamar mandi, tetapi tak ia temukan."Apa Ramel sudah turun?" ucap Bel
Read more
Aku bisa jelaskan.
Bella langsung terdiam, ia menutup mulut rapat-rapat dan segera meninggalkan kamar menuju ruang makan.Bella baru saja menghidangkan makanan di atas meja, tiba-tiba Ramel terlihat menuruni tangga. Pria tampan itu bukannya menuju meja makan, melainkan menuju pintu utama dan masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan kediaman Wijaya.James yang melihat Ramel pergi, segera menghampiri Bella ke meja makan."Ramel ke mana Bella?" tanya James sambil menjatuhkan bokongnya di atas kursi."Aku enggak tahu Kek," jawab Bella."Apa kamu sudah bicara dengannya?" ucap James dengan nada lembut.Bella menghentikan gerakan tangannya yang sedang merapikan makanan yang tadinya sempat ia hidangkan."Sudah Kek, tapi Ramel sepertinya tidak akan memberikan warisan itu kepada Papah," jawab Bella dengan wajah sedih."Kenapa? Itukan hak Papah kamu! Dan warisan itu sudah atas nama Bryan. Jadi Ramel tidak boleh menguasainya, kamu harus memperjuangkan yang sudah menjadi milik ayahmu." James terlihat kesal dan m
Read more
Aku tidak ingin kamu mati.
"Aku dan Kak Kevin hanya berteman biasa! Kami tidak ada hubungan apapun selain teman." Bella berusaha menjelaskannya kepada Ramel."Pokonya kamu tidak boleh berteman dengan laki-laki," tegas Ramel."Aku tidak mau, kita menikah bukan berarti aku harus memusuhi semua orang. Yang penting aku tidak menjalin hubungan dengan pria lain." Bella memberanikan diri untuk membantah ucapan Ramel."Apa kamu menantang perintahku?" tanya Ramel sambil menatap Bella dengan tatapan tajam."Aku tidak bermaksud begitu, tapi kamu tidak berhak melarang aku untuk berteman dengan siapapun," sahut Bella yang membuat Ramel semakin kesal."Aku berhak, karena aku adalah suamimu. Seorang istri harus patuh dan turut kepada suaminya, apa kamu tidak tahu itu?" Suara Ramel sedikit meninggi."Istri? Bukankah selama ini kamu menganggap aku sebagai pelayan pribadimu? Bukankah kamu mengatakan kepada Sarah kalau aku pelayan di rumah ini? Jangan terlalu egois Ramel, aku bersedia mengabdi kepadamu selama hidupku. Tapi bukan
Read more
Tidak, aku ingin mandi bersamamu.
Selama 3 hari Ramel terbaring di atas tempat tidur, selama 3 hari juga ia tidak masuk kantor. Pria tampan itu benar-benar drop dan tak bisa beraktifitas sama sekali, bahkan makanannya harus diantar ke kamar.Begitu juga dengan Bella, wanita cantik itu terpaksa meliburkan diri dan tak masuk kuliah. Ia fokus mengurus Ramel selama tiga hari ini, membersihkan tubuh pria tampan itu dengan air hangat dan menyuapinya makan."Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Sebentar, aku buka pintu dulu," ucap Bella sambil menaruh mangkuk bubur ke atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidur."Ada apa Mbok?" tanya Bella setelah membuka pintu dan melihat Mbok Inem."Ada tamu yang ingin bertemu dengan Tuna, Nyonya," jawab Mbok Inem."Antar mereka kemari," sahut Ramel dari dalam kamar.Mbok Inem segera ke lantai satu untuk memanggil tamu yang ingin bertemu dengan Ramel, sedangkan Bella kembali menghampiri Ramel ke tempat tidur."Makannya sudah cukup, aku sudah kenyang," ucap
Read more
Apa kamu menikmatinya?
"Apa kamu sengaja menggodaku," ucap Ramel yang membuat Bella tersadar.Ia refleks bangkit, namun kedua tangan Ramel melingkarkan di pinggulnya yang membuat Bella sulit untuk berdiri."Ma...ma...maaf," ucap Bella dengan gugup.Sungguh ini pertama kalinya ia merasakan gugup yang luar biasa. Seluruh tubuhnya benar-benar menempel sempurna di tubuh Ramel, bahkan ia bisa merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah sana."Kamu mau ke mana?" tanya Ramel yang semakin mengeratkan kedua tangannya, karena Bella berusaha bangkit."A...a..aku," ucapnya Bella seketika terhenti.Ramel melumat bibir wanita cantik itu dengan rakus. Memaksa lidahnya masuk ke dalam sana untuk merasakan manisnya saliva milik Bella.Saat melihat Bella sulit untuk bernapas, Ramel melepaskan bibirnya hanya beberapa detik lalu kembali melumatnya. Bella hanya diam dan sama sekali tidak berniat untuk menolak, rasa nikmat tiba-tiba saja tumbuh dalam dirinya. Bahkan ia membiarkan tangan Ramel menyelusup masuk ke dalam bajunya.Pri
Read more
Kamu yang akan menanggung resikonya.
"Hem..."Suara itu membuat Bella dan Rara refleks memutar kepala. Keduanya terkejut melihat Kevin ada di sana, pria tampan itu tersenyum manis sambil mengedipkan mata."Kenapa kalian melihatku seperti itu? Apa wajahku terlihat aneh?" ucap Kevin seraya bertanya."Oh iya, bagaimana keadaan Tuan Ramel, Bel?" lanjutnya bertanya sambil menjatuhkan bokongnya di samping Bella."A...Tuan Ramel sudah sembuh, hari ini dia sudah mulai bekerja," jawab Bella ragu-ragu."Ow, baguslah. Aku ikut senang mendengarnya, apalagi melihat kamu kembali kuliah." Pria tampan itu kembali mengedipkan sebelah matanya kepada Bella."Kamu sejak kapan berdiri di situ, Kev?" Kali ini Rara yang membuka mulut, ia ingin memastikan kalau Kevin tidak mendengar perbincangannya dengan Bella."Baru saja, memang kenapa? Kamu kangen sama aku?" Kevin berusaha mengalihkan pembicaraan dan berpura-pura tidur mendengar perbincangan kedua wanita cantik itu."Bukan aku, tapi Bella yang kangen sama kamu," sahut Rara diiringi dengan ta
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status