Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Tidak, aku ingin mandi bersamamu.

Share

Tidak, aku ingin mandi bersamamu.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selama 3 hari Ramel terbaring di atas tempat tidur, selama 3 hari juga ia tidak masuk kantor. Pria tampan itu benar-benar drop dan tak bisa beraktifitas sama sekali, bahkan makanannya harus diantar ke kamar.

Begitu juga dengan Bella, wanita cantik itu terpaksa meliburkan diri dan tak masuk kuliah. Ia fokus mengurus Ramel selama tiga hari ini, membersihkan tubuh pria tampan itu dengan air hangat dan menyuapinya makan.

"Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Sebentar, aku buka pintu dulu," ucap Bella sambil menaruh mangkuk bubur ke atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidur.

"Ada apa Mbok?" tanya Bella setelah membuka pintu dan melihat Mbok Inem.

"Ada tamu yang ingin bertemu dengan Tuna, Nyonya," jawab Mbok Inem.

"Antar mereka kemari," sahut Ramel dari dalam kamar.

Mbok Inem segera ke lantai satu untuk memanggil tamu yang ingin bertemu dengan Ramel, sedangkan Bella kembali menghampiri Ramel ke tempat tidur.

"Makannya sudah cukup, aku sudah kenyang," ucap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kapan ramel bucin sama Bella dan Jane's ketahuan belangnya kasihan briyan . nikah sebentar terus berpisah dg istrinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa kamu menikmatinya?

    "Apa kamu sengaja menggodaku," ucap Ramel yang membuat Bella tersadar.Ia refleks bangkit, namun kedua tangan Ramel melingkarkan di pinggulnya yang membuat Bella sulit untuk berdiri."Ma...ma...maaf," ucap Bella dengan gugup.Sungguh ini pertama kalinya ia merasakan gugup yang luar biasa. Seluruh tubuhnya benar-benar menempel sempurna di tubuh Ramel, bahkan ia bisa merasakan sesuatu yang mengganjal di bawah sana."Kamu mau ke mana?" tanya Ramel yang semakin mengeratkan kedua tangannya, karena Bella berusaha bangkit."A...a..aku," ucapnya Bella seketika terhenti.Ramel melumat bibir wanita cantik itu dengan rakus. Memaksa lidahnya masuk ke dalam sana untuk merasakan manisnya saliva milik Bella.Saat melihat Bella sulit untuk bernapas, Ramel melepaskan bibirnya hanya beberapa detik lalu kembali melumatnya. Bella hanya diam dan sama sekali tidak berniat untuk menolak, rasa nikmat tiba-tiba saja tumbuh dalam dirinya. Bahkan ia membiarkan tangan Ramel menyelusup masuk ke dalam bajunya.Pri

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu yang akan menanggung resikonya.

    "Hem..."Suara itu membuat Bella dan Rara refleks memutar kepala. Keduanya terkejut melihat Kevin ada di sana, pria tampan itu tersenyum manis sambil mengedipkan mata."Kenapa kalian melihatku seperti itu? Apa wajahku terlihat aneh?" ucap Kevin seraya bertanya."Oh iya, bagaimana keadaan Tuan Ramel, Bel?" lanjutnya bertanya sambil menjatuhkan bokongnya di samping Bella."A...Tuan Ramel sudah sembuh, hari ini dia sudah mulai bekerja," jawab Bella ragu-ragu."Ow, baguslah. Aku ikut senang mendengarnya, apalagi melihat kamu kembali kuliah." Pria tampan itu kembali mengedipkan sebelah matanya kepada Bella."Kamu sejak kapan berdiri di situ, Kev?" Kali ini Rara yang membuka mulut, ia ingin memastikan kalau Kevin tidak mendengar perbincangannya dengan Bella."Baru saja, memang kenapa? Kamu kangen sama aku?" Kevin berusaha mengalihkan pembicaraan dan berpura-pura tidur mendengar perbincangan kedua wanita cantik itu."Bukan aku, tapi Bella yang kangen sama kamu," sahut Rara diiringi dengan ta

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku lebih memilih mati.

    Setibanya di ruang tamu, Bella terlebih dahulu berbicara sebelum Ramel membuka mulut."Aku tidak bisa menghubungi Kakek, jika kamu marah karena itu! Hukumlah aku," ucapnya dengan pasrah.Ramel tidak merespon ucapan Bella, ia hanya menatap wanita cantik itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan."Aku tahu kamu marah karena kakek menjual warisan milik Papah." Bella kembali membuka mulut sambil menaruh surat yang ditinggikan James, di atas meja tepat di hadapan Ramel."Apa ini sebagian dari sandiwara?" tanya Ramel dengan santai.Bella menarik napas sambil memejamkan mata, lalu kembali membukanya untuk menatap mata elang Ramel."Aku tidak pernah bersandiwara, tetapi jika kamu menganggap semua ini adalah sandiwara! Terserah kamu," ucap Bella dengan lembut."Benarkah?" Nada itu seperti mencibir di telinga Bella."Bukankah sebagai uang penjualan Hotel itu masuk ke rekening kamu?" lanjut Ramel.Tentu Ramel mengetahui uang yang masuk ke rekening Bella, karena pihak bank langsung menghubung

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Katakan padaku Bella!

    Panggilannya baru berdering dua kali, tiba-tiba Ramel muncul dari pintu utama. Pria tampan itu terlihat sempoyongan, ia bisa berjalan karena dituntun dua orang pengawal.Mbok Inem segera menaruh ponselnya di atas meja, ia berlari ringan menuju pintu."Tuan kenapa Pak?" tanya Mbok Inem."Tuan terlalu banyak minum Mbok," jawab salah satu pengawal."Ya Tuhan, ayo bawa Tuan ke kamar Pak." Mbok Inem meminta pengawal untuk membawa Ramel ke kamar. Setibanya di kamar, pengawal membaringkan Ramel di atas tempat tidur, sedangkan Mbok Inem menghampiri Bella ke balkon. Wanita cantik itu larut dalam khayalan, sehingga ia tidak menyadari ada orang yang masuk ke kamarnya."Nyonya," panggil Mbok Inem dengan lembut."Iya Mbok," sambil memutar kepala ke arah datangnya suara."Tuan sepertinya sedang mabuk, aku sudah meminta pengawal untuk membawanya ke kamar," ucap Mbok Inem."Baik Mbok, aku akan mengurusnya. Terima kasih ya Mbok.""Iya Nyonya, kalau begitu saya permisi dulu Nyonya." Mbok Inem meningga

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Berikan ponselmu padaku.

    Setibanya di kediaman Wijaya, Ramel turun dari mobil sebelum Lukas membukakan pintunya. Kaki jenjangnya melangkah masuk ke dalam rumah, menaiki tangga menuju lantai dua.Pintu kamar yang tidak tertutup rapat, membuat Ramel langsung masuk ke dalam."Mataku sudah ngantuk, aku tutup teleponnya dulu ya Kak Kevin." Kata-kata itu menyambut kedatangan Ramel, seketika amarahnya memuncak mendengar Bella bicara dengan Kevin melalui sambungan telepon."Oh... ternyata kamu seperti ini selama aku tidak di rumah?" Bella refleks memutar kepala ke arah datangnya suara. Ia terkejut melihat Ramel berdiri di bibir pintu dengan posisi kedua tangan terlipat di dada."Ramel, kamu sudah pulang." Bella menaruh ponselnya di atas meja lalu bangkit dari sofa, melangkah menghampiri Ramel yang juga melangkah ke arahnya."Berikan padaku," ucap Ramel sambil menyodorkan telapak tangannya kepada Bella."Maksud kamu?" Bella bertanya karena tidak mengerti apa maksud Ramel."Berikan ponselmu padaku." Ramel bicara deng

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ya ampun Ramel, ini benar-benar menjijikkan.

    Ramel sudah menunggu 30 menit di gerbang, baru Bella muncul bersama Rara dan Kevin. Tentu Ramel semakin kesal melihat pemandangan itu! Apalagi ketiganya terlihat kompak sambil tertawa-tawa."Tin...tin...tin.." Ramel sengaja membunyikan klakson mobilnya.Sesuai harapannya, Bella yang masih berjarak lima meter darinya, refleks memutar mata ke arah datangnya suara."Bel, bukannya itu mobil Ramel?" tanya Rara dengan nada berbisik agar Kevin tidak mendengarnya.Bella menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya, "Iya, itu mobil Ramel," ucapnya setelah memastikan."Bicara apa sih?" protes Kevin."Haaaa, gak bicara apa-apa," sahut Rara."Oh iya Ra, kak, aku pulang duluan ya? Sepertinya Tuan Ramel meminta sopirnya untuk menjemput aku," ucap Bella."Benarkah?" tanya Kevin dengan rasa tidak percaya."Iya Kak, itu mobil yang di gerbang," sambil Bella mengarahkan satu jari tangannya ke arah mobil Ramel."Hum, gagal lagi kita pulang bersama. Padahal aku udah sengaja naik motor, biar agak roma

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bella, bisakah kamu melayaniku?

    Di bab ini sedikit panas, jadi bijaklah dalam membaca karena cerita ini khusus dewasa."Iya Ramel, ada apa?" sahut Bella yang sedang membersihkan lantai.Seketika itu Sarah ke luar dari kamar mandi, ia langsung menghampiri Ramel ke tempat tidur."Sini, aku ganti pakaian kamu," ucap Sarah sambil berusaha membuka kancing kemeja Ramel."Kamu pulang saja, biar Bella yang mengurusku." Ramel menepis tangan Sarah."Tapi Ramel....""Bella lebih paham dalam mengurusku," sela Ramel yang membuat Sarah tidak melanjutkan kata-katanya."Baiklah," ucap pasrah Sarah.Sebenarnya ia berencana menginap di sana untuk menemani Ramel. Bahkan Sarah sudah memberitahu ayahnya, kalau ia tidak akan pulang dan menginap di kediaman Wijaya. Tetapi karena Ramel mengusirnya! Sarah terpaksa harus pergi."Jangan coba-coba untuk macam-macam, Ramel adalah kekasihku dan hanya milikku seorang," ucap Sarah sebelum pergi.Bella hanya diam, ia mengerutkan kening karena bingung mendengar ucapan Sarah. Gak ada hujan dan gak ad

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ya duduk di depan, mau di mana lagi?

    Saat turun dari tempat tidur, tubuhnya tanpa sengaja menarik selimut. Mata Ramel membulat melihat noda darah di atas seprai, ia terdiam berusaha mengigat apa yang terjadi tadi malam."Apa aku dan Sarah," ucap Ramel dengan lembut, "Ah tidak mungkin," lanjutnya membantah ucapannya sendiri.Ramel sama sekali tidak mengigat apa yang terjadi antara ia dan Bella. Yang ia ingat, Sarah mengajaknya ke kelap malam setelah pulang menjemput Bella dari kampus. "Ah, lupakan saja." Ramel bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia turun ke lantai satu untuk sarapan."Mbok, di mana Bella?" tanya Ramel sambil menjatuhkan bokongnya di atas kursi."Nyonya baru saja berangkat kuliah, Tuan. Beliau terburu-buru karena terlambat bangun," jawab jujur Mbok Inem."Jadi yang menyiapkan sarapan siapa?" ucap Ramel."Nyonya, Tuan." "Hum.." sahut Ramel.Pria tampan itu mulai menikmati sarapannya, sedangkan di tempat lain Bella dijajah berbagai pertanyaan dari Rara."Bel, kamu kenapa?

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status