Gairah Nakal, Sugar Baby의 모든 챕터: 챕터 91 - 챕터 100
229 챕터
Rasa ini tidak akan berubah hanya karena status.
"Sayang, hari ini kita akan berlibur. Alangkah baiknya kita tidak membicarakan tentang Mina," balas Bram, menirukan cara bicara istrinya.Amel tersenyum tipis, "Baiklah Pah," ucapnya.Saat Amel akan bangkit dari sisi ranjang, Bram menarik tangan wanita cantik itu dengan kasar hingga terjatuh di atas tubuh kekarnya."Papah," gerutu Amel dengan wajah malu-malu.Bram mendekatkan bibirnya ke bibir Amel, "Sayang, aku mau kuda-kudaan," ucapnya dengan nada berbisik.Wajah Amel berubah menjadi merah merona karena malu. Masa siang-siang bolong mereka memalukan pertempuran, padahal tadi malam Bram sudah dua kali memasukkan bola ke gawang.Amel mengangguk untuk merespon ucapan suaminya. Hanya dalam hitungan detik bibir keduanya sudah menyatu dan saling bertukar saliva.Pintu yang tidak tertutup rapat membuat suara desahan Amel terdengar hingga ke luar. Untung saja telinga Mbok Inem memiliki pendengaran yang baik, sehingga wanita keturunan Sunda itu tidak sempat mendorong pintu. Justru ia memalin
더 보기
Sekarang pakai bajumu.
"Apa kamu meragukan aku?" Bukannya memberi bukti, Tia justru balik bertanya."Tidak, aku hanya ingin meyakinkan diriku sendiri," jawab Bryan.Tia refleks menempelkan bibirnya ke bibir Bryan, sambil memejamkan mata. Sudah 2 bulan keduanya resmi menjadi sepasang kekasih, tetapi ini pertama kalinya bibir mereka bersentuhan. Selama ini Bryan selalu mengecup kening wanita cantik itu, karena Tia selalu menghindar saat Bryan mendekatkan bibirnya. Tia melepaskan bibirnya sambil membuka mata secara perlahan. Ditatapnya mata indah Bryan dengan penuh ketulusan."Apa bukti ini sudah cukup?" tanya Tia dengan nada lembut.Bryan hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Tia. Bibirnya tertutup rapat dengan tatapan seribu arti.Tia menarik napas, ia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Bryan. Awalnya pria tampan itu tidak merespon sama sekali, namun saat Tia akan melepaskan bibirnya! Bryan tiba-tiba menahan kepalanya. Pria tampan itu melumat bibir Tia dengan rakus, memainkan lidahnya di d
더 보기
Mati lampu?
Tanpa terasa waktu telah berlalu, saat ini benda bulat itu telah menunjukkan angka tujuh. Di luar juga sudah terlihat gelap, sebab matahari telah menyembunyikan cahayanya. Bryan yang sudah menghabiskan makan malamnya, bergegas meninggalkan meja makan. Sedangkan Tania masih duduk di sana.Wanita berambut pendek itu hanya menatap punggung anaknya yang sudah semakin jauh melangkah menuju pintu utama. Biasanya Bryan tidak pernah meninggalkan meja makan sebelum semuanya selesai makan, dia juga selalu berpamitan saat akan meninggalkan meja makan. Namun malam ini anak tampan itu mendadak berubah dan tidak memiliki sopan santun. Tetapi Tania tidak menegurnya, ia berpikir putranya sedang ada masalah karena sejak pagi wajahnya terlihat murung tanpa senyuman."Pak Lukas, apa kameranya sudah diambil?" tanya Bryan kepada Lukas yang sejak tadi sudah menunggu di teras."Sudah Tuan Muda," jawab Lukas dengan hormat.Memang benar, Lukas langsung mencabut semua kamera yang ada di ruang bawah tanah, sete
더 보기
Usia kamu baru 18 tahun.
"Selama ini Nyonya Tania melarang Suster untuk memberikan obat. Jadi selama ini Nyonya Friska tidak pernah meminum obat yang diberikan Dokter. Mungkin Nyonya Friska sudah sembuh saat ini, jika rutin meminum obatnya," jawab Mina.Bryan mengusap wajahnya dengan kasar, ternyata Tania lebih kejam dari apa yang ia bayangkan. Ibunya itu benar-benar monster yang tidak punya hati. Bahkan di dalam hati Bryan mengutuk wanita yang telah melahirkannya itu.Bryan segera meminta Lukas untuk memindahkan Ibu dan anak-anak Mina ke tempat yang aman, begitu juga dengan Mina. Bryan akan membawa wanita malang itu kembali ke kediaman Wijaya setelah Ayahnya kembali dari Bali........................Waktu pun berlalu begitu cepat, ini hari ke lima setelah Bryan melepaskan Mina dari gudang. Dan hal itu sama sekali tidak diketahui Tania, karena Bryan tidak menunjukkan perubahan sikap yang mencurigakan.Pria tampan itu terpaksa bersikap normal seperti biasa. Ia selalu sarapan bersama dan makan malam bersama de
더 보기
Dia wanita baik-baik dan penyayang.
Setelah taksi yang membawa Tia meninggalkan kediaman Wijaya, saat itu juga Bryan terbangun dari tidurnya. Pria tampan itu refleks bangkit dari ranjang saat melihat benda bulat yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur, menunjukkan pukul 6 sore."Oh May God, Tia pasti marah," ucap Bryan.Tangannya meraih ponsel dari atas meja, lalu menghubungi sang kekasih."Iya Yank," suara lembut dari seberang sana."Maaf Yank, maafin aku Yank." Bryan langsung muntah maaf.Tia tersenyum di seberang sana, wanita cantik itu masih di dalam taksi menuju kosan. Bryan benar-benar pria yang selalu merasa bersalah sehingga setiap saat selalu meminta maaf."Iya Yank, aku gak marah kok," ucap Tia."Terus, sekarang kamu di mana? Masih di kampus? Aku jemput ya?" Bryan menghujani Tia dengan berbagai pertanyaan."Aku sudah pulang dari tadi Yank, tapi langsung ke kos," jawab jujur Tia."Terus ke mana? Sama siapa? Gak sama cowok kan?" Bryan benar-benar menunjukkan rasa cemburu."Enggak loh Yank. Aku i
더 보기
Miliki lah aku seutuhnya untuk selamanya.
Waspada, sedikit panas karena ada adegan dewasa. Yang sendiri, Monggo siapkan sabun untuk membantu anda sedikit. Yang sudah halal, gas aja mumpung masih hangat. Bijaklah dalam membaca, terima kasih********************Setibanya di kediaman Wijaya, Bram dan Amel langsung menemui Bryan ke kamarnya. Pria tampan itu terlihat sedang mengemasi pakainya ke dalam tas. Bryan sudah membulatkan niat untuk pergi dari sana, lalu memulai hidup baru."Apa yang kamu lakukan Yan?" ucap Bram dari pintu.Bryan refleks memutar kepala ke arah datangnya suara. Seketika butiran bening menetes dari kedua mata indahnya, setelah melihat Bram dan Amel."Aku ingin pergi dari rumah ini," jawab Bryan dan kembali melanjutkan gerakan tangannya.Bryan ingin pergi dari sana bukan karena benci atau marah. Tetapi Bryan merasa tidak pantas untuk tinggal di sana, setelah apa yang sudah diperbuat Ibunya kepada keluarga itu.Bram melangkah dari pintu menghampiri Bryan yang berdiri di dekat lemari. Kedua tangan pria tampan
더 보기
Aku masih penasaran dengan rasanya.
Bryan melepaskan bibirnya dari bibir Tia, ditatapnya wanita cantik yang juga sedang menatapnya saat ini."Apa kamu tidak akan menyesalinya?" Bryan kembali bertanya untuk memastikan.Tia menatap mata Bryan dalam-dalam, kepalanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria tampan itu."I love you." Bryan mengecup kening Tia.Setelah itu ia kembali mencumbu Tia, membangkitkan gairah wanita cantik itu. Memberinya tanda kepemilikan di bagian leher hingga dada mulusnya. "Yank, aku sudah gak kuat lagi," erang Tia.Bryan mengambil posisi aman, ia duduk di sela kedua paha Tia. Dengan lembut tangannya melebarkan paha mulus ke kasihnya itu.Bryan memejamkan mata sambil berdoa, setelah itu ia mulai memainkan ujung miliknya di milik Tia yang sudah basah sejak tadi. "Ayo sayang," desak Tia yang sudah tidak sabar lagi ingin merasakan seperti apa nikmat surga dunia.Bryan meletakkan kedua tangannya di panggang Tia, lalu mulai menggerakkan pinggulnya sambil menekan miliknya yang berukuran besar itu ag
더 보기
Untuk hak asuh kamu.
Bryan meninggalkan kosan Tia tepat pukul 1 siang. Sebelum kembali ke kediaman Wijaya, Bryan terlebih dahulu membawa Tia makan siang ke restoran favoritnya.Setibanya di kediaman Wijaya, Bryan melihat Amel sedang bermain dengan Ramel di ruang tamu."Selamat siang Mom?" sapa Bryan yang membuat Amel refleks memutar kepala ke arah datangnya suara, ia sedikit terkejut karena Bryan tiba-tiba memanggilnya, Mom."Bryan," balas Amel sambil menyambut uluran tangan Bryan."Kamu dari mana? Satu malam ini kok gak pulang?" tanya Amel dengan lembut."Tidur di Apartemen Rico, Mom," jawab Bryan.Bryan sengaja berbohong, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya kalau ia menginap di kosan kekasihnya."Oh..." Sahut Amel, "Lain kali kalau nginap di tempat teman, kasih kabar biar orang rumah gak khawatir," lanjutnya.Memang benar, satu malam ini Amel tidak bisa tidur karena khawatir. Ia takut Bryan melakukan sesuatu karena kecewa terhadap Ibu dan Ayahnya.Bryan tersenyum, hatinya terasa hangat saat mendap
더 보기
Kamu bisa tanda tangan.
"Kamu hanya bisa menilai orang lain, sedangkan kamu sendiri tidak pernah memperhatikan Bryan," protes Tania."Itu sebabnya saya tidak melarangnya, karena aku sadar tidak sanggup mengurusnya dan memberikan apa yang dia inginkan," sahut James."Apapun yang kamu katakan, tidak akan merubah keputusanku. Sampai kapanpun Bryan adalah putraku, aku yang mengandungnya dan aku yang melahirkannya hingga bertaruh nyawa," tegas Tania. "Ok, tidak jadi masalah. Tapi ingat! Aku tidak akan pernah mengakui kalian sebagai orang tuaku, dan ini yang terakhir kalinya kita bertemu." Setelah mengatakan itu, Bryan langsung pergi."Apa yang kamu lakukan Tania? Kenapa kamu tidak setuju?" James membuka mulut setelah Bryan menghilang di balik pintu."Padahal ini kesempatan kita untuk mendapatkan uang. Seharusnya kamu setuju, tetapi sebelum menandatanganinya! Kamu minta sejumlah uang dari Bram," lanjutnya."Tidak, aku tidak mau melakukannya," bantah Tania."Tidak usah munafik Tania, bukankah kamu melahirkan Bryan
더 보기
Iya, kalian tidak bisa menikah.
"Tolong berikan ini kepada Bryan." Tania menyodorkan satu kotak kecil."Baiklah, aku pasti memberikannya." Bram meraih kotak dari tangan Tania, lalu memasukkannya ke dalam saku. Setelah itu ia langsung pergi, namun sebelum meninggalkan rumah sakit, Bram terlebih dahulu menemui kasir untuk membayar semua tagihan perawatan Tania.Setelah dari rumah sakit, Bram langsung kembali ke kediaman Wijaya. Pria tampan itu mengajak Bryan duduk santai di taman bunga."Yan, tadi Papah menemui Mamah ke rumah sakit," ucap Bram."Untuk apa Pah?" Wajah Bryan terlihat kesal."Tania sudah menadatangani suratnya."Jawaban Bram membuat wajah Bryan tersenyum lebar, "Benarkah?" ucapnya."Iya," timpal Bram sambil meraih sesuatu dari saku celana, lalu menaruhnya di atas meja."Itu titipan dari Mamah," ucap Bram.Bryan hanya melihat sekilas, lalu kembali menatap wajah Bram, "Aku tidak butuh itu," ucapnya."Yan, Papah tahu kamu sangat membencinya. Tetapi kamu tidak boleh menolak pemberian darinya, karena bagaiman
더 보기
이전
1
...
89101112
...
23
DMCA.com Protection Status