Share

Iya, kalian tidak bisa menikah.

"Tolong berikan ini kepada Bryan." Tania menyodorkan satu kotak kecil.

"Baiklah, aku pasti memberikannya." Bram meraih kotak dari tangan Tania, lalu memasukkannya ke dalam saku. Setelah itu ia langsung pergi, namun sebelum meninggalkan rumah sakit, Bram terlebih dahulu menemui kasir untuk membayar semua tagihan perawatan Tania.

Setelah dari rumah sakit, Bram langsung kembali ke kediaman Wijaya. Pria tampan itu mengajak Bryan duduk santai di taman bunga.

"Yan, tadi Papah menemui Mamah ke rumah sakit," ucap Bram.

"Untuk apa Pah?" Wajah Bryan terlihat kesal.

"Tania sudah menadatangani suratnya."

Jawaban Bram membuat wajah Bryan tersenyum lebar, "Benarkah?" ucapnya.

"Iya," timpal Bram sambil meraih sesuatu dari saku celana, lalu menaruhnya di atas meja.

"Itu titipan dari Mamah," ucap Bram.

Bryan hanya melihat sekilas, lalu kembali menatap wajah Bram, "Aku tidak butuh itu," ucapnya.

"Yan, Papah tahu kamu sangat membencinya. Tetapi kamu tidak boleh menolak pemberian darinya, karena bagaiman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
seharusnya gpp menikah karena tia & tania bukan sedarah mereka beda Ayah
goodnovel comment avatar
Isabella
ah hubungan gak sedara gak apa" lagian Brian bukan anak bram
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status