Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Miliki lah aku seutuhnya untuk selamanya.

Share

Miliki lah aku seutuhnya untuk selamanya.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Waspada, sedikit panas karena ada adegan dewasa. Yang sendiri, Monggo siapkan sabun untuk membantu anda sedikit. Yang sudah halal, gas aja mumpung masih hangat. Bijaklah dalam membaca, terima kasih

********************

Setibanya di kediaman Wijaya, Bram dan Amel langsung menemui Bryan ke kamarnya. Pria tampan itu terlihat sedang mengemasi pakainya ke dalam tas. Bryan sudah membulatkan niat untuk pergi dari sana, lalu memulai hidup baru.

"Apa yang kamu lakukan Yan?" ucap Bram dari pintu.

Bryan refleks memutar kepala ke arah datangnya suara. Seketika butiran bening menetes dari kedua mata indahnya, setelah melihat Bram dan Amel.

"Aku ingin pergi dari rumah ini," jawab Bryan dan kembali melanjutkan gerakan tangannya.

Bryan ingin pergi dari sana bukan karena benci atau marah. Tetapi Bryan merasa tidak pantas untuk tinggal di sana, setelah apa yang sudah diperbuat Ibunya kepada keluarga itu.

Bram melangkah dari pintu menghampiri Bryan yang berdiri di dekat lemari. Kedua tangan pria tampan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
uuuhhhh dasar si briyan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku masih penasaran dengan rasanya.

    Bryan melepaskan bibirnya dari bibir Tia, ditatapnya wanita cantik yang juga sedang menatapnya saat ini."Apa kamu tidak akan menyesalinya?" Bryan kembali bertanya untuk memastikan.Tia menatap mata Bryan dalam-dalam, kepalanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria tampan itu."I love you." Bryan mengecup kening Tia.Setelah itu ia kembali mencumbu Tia, membangkitkan gairah wanita cantik itu. Memberinya tanda kepemilikan di bagian leher hingga dada mulusnya. "Yank, aku sudah gak kuat lagi," erang Tia.Bryan mengambil posisi aman, ia duduk di sela kedua paha Tia. Dengan lembut tangannya melebarkan paha mulus ke kasihnya itu.Bryan memejamkan mata sambil berdoa, setelah itu ia mulai memainkan ujung miliknya di milik Tia yang sudah basah sejak tadi. "Ayo sayang," desak Tia yang sudah tidak sabar lagi ingin merasakan seperti apa nikmat surga dunia.Bryan meletakkan kedua tangannya di panggang Tia, lalu mulai menggerakkan pinggulnya sambil menekan miliknya yang berukuran besar itu ag

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Untuk hak asuh kamu.

    Bryan meninggalkan kosan Tia tepat pukul 1 siang. Sebelum kembali ke kediaman Wijaya, Bryan terlebih dahulu membawa Tia makan siang ke restoran favoritnya.Setibanya di kediaman Wijaya, Bryan melihat Amel sedang bermain dengan Ramel di ruang tamu."Selamat siang Mom?" sapa Bryan yang membuat Amel refleks memutar kepala ke arah datangnya suara, ia sedikit terkejut karena Bryan tiba-tiba memanggilnya, Mom."Bryan," balas Amel sambil menyambut uluran tangan Bryan."Kamu dari mana? Satu malam ini kok gak pulang?" tanya Amel dengan lembut."Tidur di Apartemen Rico, Mom," jawab Bryan.Bryan sengaja berbohong, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya kalau ia menginap di kosan kekasihnya."Oh..." Sahut Amel, "Lain kali kalau nginap di tempat teman, kasih kabar biar orang rumah gak khawatir," lanjutnya.Memang benar, satu malam ini Amel tidak bisa tidur karena khawatir. Ia takut Bryan melakukan sesuatu karena kecewa terhadap Ibu dan Ayahnya.Bryan tersenyum, hatinya terasa hangat saat mendap

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu bisa tanda tangan.

    "Kamu hanya bisa menilai orang lain, sedangkan kamu sendiri tidak pernah memperhatikan Bryan," protes Tania."Itu sebabnya saya tidak melarangnya, karena aku sadar tidak sanggup mengurusnya dan memberikan apa yang dia inginkan," sahut James."Apapun yang kamu katakan, tidak akan merubah keputusanku. Sampai kapanpun Bryan adalah putraku, aku yang mengandungnya dan aku yang melahirkannya hingga bertaruh nyawa," tegas Tania. "Ok, tidak jadi masalah. Tapi ingat! Aku tidak akan pernah mengakui kalian sebagai orang tuaku, dan ini yang terakhir kalinya kita bertemu." Setelah mengatakan itu, Bryan langsung pergi."Apa yang kamu lakukan Tania? Kenapa kamu tidak setuju?" James membuka mulut setelah Bryan menghilang di balik pintu."Padahal ini kesempatan kita untuk mendapatkan uang. Seharusnya kamu setuju, tetapi sebelum menandatanganinya! Kamu minta sejumlah uang dari Bram," lanjutnya."Tidak, aku tidak mau melakukannya," bantah Tania."Tidak usah munafik Tania, bukankah kamu melahirkan Bryan

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Iya, kalian tidak bisa menikah.

    "Tolong berikan ini kepada Bryan." Tania menyodorkan satu kotak kecil."Baiklah, aku pasti memberikannya." Bram meraih kotak dari tangan Tania, lalu memasukkannya ke dalam saku. Setelah itu ia langsung pergi, namun sebelum meninggalkan rumah sakit, Bram terlebih dahulu menemui kasir untuk membayar semua tagihan perawatan Tania.Setelah dari rumah sakit, Bram langsung kembali ke kediaman Wijaya. Pria tampan itu mengajak Bryan duduk santai di taman bunga."Yan, tadi Papah menemui Mamah ke rumah sakit," ucap Bram."Untuk apa Pah?" Wajah Bryan terlihat kesal."Tania sudah menadatangani suratnya."Jawaban Bram membuat wajah Bryan tersenyum lebar, "Benarkah?" ucapnya."Iya," timpal Bram sambil meraih sesuatu dari saku celana, lalu menaruhnya di atas meja."Itu titipan dari Mamah," ucap Bram.Bryan hanya melihat sekilas, lalu kembali menatap wajah Bram, "Aku tidak butuh itu," ucapnya."Yan, Papah tahu kamu sangat membencinya. Tetapi kamu tidak boleh menolak pemberian darinya, karena bagaiman

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ini ujian terlalu berat, Pah.

    "Iya, kita harus berpisah Bryan," timpal Tia yang sedari tadi hanya menagis.Bagaimana tidak? Hubungannya dengan Bryan sudah terlalu jauh, ia sudah terlanjur menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria tampan itu. Tia benar-benar mengutuk dirinya sendiri, karena telah berbuat zinah dengan anak kakaknya sendiri.Ingin rasanya Tia melompat ke jurang untuk mengakhiri hidupnya. Wanita cantik itu sama sekali tidak memiliki semangat untuk hidup, bukan karena berpisah dari Bryan. Tetapi karena sudah terlanjur melakukan hal yang memalukan dengan keponakannya sendiri."Tapi Yank, kita kan...."Tia langsung menutup mulut Bryan dengan jari tangannya. Ia tidak mau sampai Bryan mengatakan apa yang sudah mereka lakukan."Jangan," ucap Tia sambil menggeleng, "Aku mohon," lanjutnya.Bryan menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kasar, "Baiklah," ucapnya."Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Amel bangkit dari tempatnya, melangkah untuk membuka pintu."Ada apa Mbok?" uca

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Enggak enak kenapa Mah?

    "Iya, kita harus berpisah Bryan," timpal Tia yang sedari tadi hanya menagis.Bagaimana tidak? Hubungannya dengan Bryan sudah terlalu jauh, ia sudah terlanjur menyerahkan seluruh tubuhnya kepada pria tampan itu. Tia benar-benar mengutuk dirinya sendiri, karena telah berbuat zinah dengan anak kakaknya sendiri.Ingin rasanya Tia melompat ke jurang untuk mengakhiri hidupnya. Wanita cantik itu sama sekali tidak memiliki semangat untuk hidup, bukan karena berpisah dari Bryan. Tetapi karena sudah terlanjur melakukan hal yang memalukan dengan keponakannya sendiri."Tapi Yank, kita kan...."Tia langsung menutup mulut Bryan dengan jari tangannya. Ia tidak mau sampai Bryan mengatakan apa yang sudah mereka lakukan."Jangan," ucap Tia sambil menggeleng, "Aku mohon," lanjutnya.Bryan menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kasar, "Baiklah," ucapnya."Tok...tok...tok.." tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Amel bangkit dari tempatnya, melangkah untuk membuka pintu."Ada apa Mbok?" uca

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu terlalu bodoh jadi manusia.

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Dokter mengizinkan Tia pulang hari ini. Wanita yang tengah hamil 19 hari itu tidak kembali ke kosan, melainkan ke kediaman Wijaya.Ia sudah nekat meneguk racun untuk mengakhiri hidupnya dan janin yang ada di dalam kandungannya, namun semua usahanya itu sia-sia. Justru ia masih hidup dan janin yang ada di dalam perutnya masih utuh dan baik-baik saja.Sedangkan Bryan sudah berangkat ke Singapura. Bram sengaja mengirimkan pria tampan itu ke luar negeri agar tidak bertemu dengan Tia dan tidak mengetahui kondisi kandungan Tia saat ini.Semua itu Bram lakukan demi kebaikan bersama. Bram takut, Bryan nekat membawa Tia kabur agar mereka bisa hidup bersama dan membesarkan janin yang ada di dalam kandungan Tia saat ini."Tia, kamu makan dulu ya?" bujuk Amel dengan lembut."Tidak Kak, aku tidak lapar," jawab Tia yang duduk di dekat jendela sambil memandang ke arah kolam renang. "Bagaimana tidak lapar? Sejak pagi kamu belum makan," protes Amel.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Hay, bagaimana kabarmu Tia?

    "Tok...tok...tok..." Bryan mengetuk pintu kamar Ayahnya."Iya sebentar," suara lembut Amel terdengar dari dalam.Hanya menunggu lima menit, pintu sudah terbuka. Tentu Amel terkejut melihat Bryan berdiri di bibir pintu."Bryan," ucap Amel."Iya Mom, apa Papah masih tidur?" tanya Bryan."Iya, Papah masih tidur. Tapi jika ada hal penting yang ingin kamu bicarakan, aku akan membangunkan Papah," ucap Amel yang langsung bergegas menuju tempat tidur lalu membangunkan Bram."Pah, Pah, Pah," panggil Amel sambil menggoyangkan tubuh Bram dengan lembut."Iya sayang, apa kamu ingin satu ronde lagi," ucap Bram yang berusaha memeluk Amel dengan posisi kedua mata masih terpejam.Amel mendorong tubuh kekar Bram, "Pah ada Bryan di pintu," ucapnya.Mendengar nama Bryan, Bram refleks membuka mata lebar-lebar dan langsung bangkit dari tidurnya"Apa Mamah sedang bermimpi?" tanya Bram.Ia berpikir Amel sedang bermimpi, bagiamana mungkin Bryan tiba-tiba kembali dari Singapura tanpa memberitahunya terlebih da

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status