Home / Fantasi / The Crown Prince's Fiancee / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of The Crown Prince's Fiancee: Chapter 101 - Chapter 110

134 Chapters

BAB 100

Setelah melakukan teleportasi secara ekstrim, akhirnya Xain dan Han sampai ke wilayah Zelmehir. Tetapi ia tidak langsung masuk ke sana. Dengan perasaan marah dan kecewa, Xain mengamati tembok tinggi tempat itu. Kemudian menatap langit hitam tebal yang berada tepat di atas Zelmehir. Itu kutukan tepat untuk orang-orang yang melanggar terang. Pada akhirnya setelah 35 tahun, Xain kembali lagi ke tempat ini. Tempat kelahiran yang sangat ingin dimusnahkannya, tetapi tidak bisa. Zelmehir adalah kampung halamannya juga. Saat menerima laporan dari banyak wilayah tentang orang-orang yang kehilangan janin sampai kehilangan tubuh dari anggota keluarga yang meninggal, Xain tidak mengira itu ulah orang-orang di Zelmehir. Saat menyadarinya, mereka yang ada di sana sudah tersesat bersama seorang bocah muda bernama Rict Horton. Padahal tadinya Xain sudah berpikir akan memberikan gelarnya pada anak itu ketika dewasa k
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

BAB 101

Raeli tertegun mendengar ucapan pangeran. Pria ini demam, ya? Kenapa mengucapkan hal yang bikin Raeli malu seperti itu, sih? Kalau sudah dilamar oleh orang yang dicintai seperti ini, apa ia punya celah menolak? “Raeliana?” “Ekhem!” Raeli berdehem untuk mencairkan keadaan. “Kau tidak sedang gila karena terlalu lama mencari dokumen yang seperti gunung ‘kan?” “Kenapa?” tanya pangeran. “Apanya yang kenapa?” “Kau mengalihkan pembicaraan.” Pangeran mengerutkan kening. “Siapa yang mengalihkan pembicaraan? Tidak!” “Jadi, kau tidak mau menikah denganku?” tanya pangeran dengan pandangan penuh selidik. “Tidak. Bukan begitu.” “Jadi, kau mau?” “Tidak begitu ju
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

BAB 102

Rict menutup buku bacaannya dan berdiri membelakangi pintu. Ia melihat pada pohon-pohon yang perlahan mulai gundul karena gugur. Sebentar lagi perburuan akan diadakan. Kali ini perburuan itu harus dilaksanakan. Lagi-lagi ia melirik buku yang ada di atas meja. Jadi, begitu. Alasan Raeliana merayunya dan belajar sihir adalah untuk melarikan diri. Gadis itu nekad juga. Ternyata ada hal semacam itu. Walau tumbuh sebagai gadis baik-baik, ternyata Raeliana De Servant sangat pintar. Gadis itu mencari sendiri solusi untuk melarikan diri dari kisah yang sudah Rict buat untuknya. Tetapi sama sekali tidak berjalan mulus. Ein tetap saja jatuh cinta pada Raeliana yang jiwanya tertukar. “Bodoh,” gumam Rict. Betapa tidak inginnya Raeliana memilih Rict sampai rela melakukan ritual dan mencari sendiri jiwa untuk menggantikannya. Apakah sebelum melakukan hal itu Raeliana tahu konsekuensi yang akan ditanggu
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

BAB 103

Raeli menatap belasan contoh warna pita yang tersusun rapi di atas meja. Ia sebenarnya ingin menemui pangeran dan bertanya tentang penemuannya semalam. Tetapi pangeran sedang meninjau wilayah perburuan. Karena tahun lalu tidak diadakan, tahun itu harusnya lancar. “Kau belum memutuskannya, Raeliana?” tanya Liliane yang tersenyum lebar sambil memegang pita kain warna ungu terang dan beberapa pernak-pernik kecil. Sebagian pernak-pernik itu sudah mulai ditempel pada pita. Permaisuri yang juga ada bersama mereka tertawa kecil. Raeli langsung mengalihkan pandangannya pada permaisuri. “Aku masih bingung.” “Kau bisa memilih kapan pun,” kata permaisuri. “Aku juga kebingungan saat pertama kali membuat untaian di pesta perburuan pertamaku.” “Ibu binggung?” tanya Liliane. Permaisuri mengangguk. “Saat itu t
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

BAB 104

Tidak terasa waktu berlalu dengan luar biasa cepat dan hari perburuan pun dilaksanakan. Bahkan sejak malam itu, Raeli sama sekali belum bertemu dengan pangeran. Sebenarnya pria itu di mana, sih? Apa benar-benar sibuk atau hanya untuk menghindari Raeli? Raeli benar-benar tidak habis pikir. Pangeran menyebalkan itu melamarnya dengan tidak romantis, kemudian membuat Raeli kesal lagi dengan menutup-nutupi apa yang ia dapat malam itu. Apa semua pangeran memang begitu, ya? Raeli menggeleng, mengusir pikiran tentang pangeran. Ya, sebenarnya ia memikirkan apa yang akan dilakukan saat bertemu pria itu nanti. Haruskah Raeli diam-diam membawa sepatu cadangan? Jadi, saat melihat pangeran ia bisa melempar sepatunya ke kepala pria itu sebelum orang lain lihat. Tidak, tidak! Tanpa sadar Raeli jadi memegang kepalanya. Apa terlalu sering bersama pangeran membuatnya ikut-ikutan jadi gila? Sekarang
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

BAB 105

Nero menjerit di udara dan Ein mendongak. Elang itu cepat sekali besarnya. “Anda tidak apa-apa, Yang Mulia?” tanya Carry. “Aku baik-baik saja,” jawab Ein. Ein tahu persis apa yang Carry tanyakan. Mengenai adiknya dan Duke Sharakiel yang datang tanpa tahun malu, meminta untaian pada putri mahkota. Sepertinya pria itu terang-terangan bilang pada Ein kalau dia masih memiliki kesempatan untuk merebut Raeliana. “Memangnya apa yang terjadi tadi?” Ein melirik pada Charael yang penasaran. Tentu saja pria itu tidak tahu apa-apa. Kalau Charael juga ada di sana saat Rict mendatangi Raeliana, mungkin saja pembicaraan takkan sesingkat itu. “Tidak ada,” balas Ein dengan tegas. “Berburulah dengan baik.”***  Raeli mengangkat gelas tehnya dan minum. Entah bagaimana i
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

BAB 106

“Aku tidak mengerti,” kata Marreya saat sudah kembali ke tenda dengan alasan mengantuk. “Kenapa ayah menyukai orang seperti dia? Padahalkan nanti dia juga akan mati.” Rosalia memiringkan kepalanya dan tersenyum pada Marreya. Dengan pelan berlutut untuk memegang tangan Marreya.  “Anda harus bersabar, Nona. Bukankah Tuan sudah meminta tolong?” Marreya bersedekap. “Memangnya kalau ayah mendapatkan Raeliana, apakah itu bisa mencegah kematiannya? Tidak.” “Tuan yang merancang hidupnya dan tuan juga yang mengutuknya. Jadi, hanya tuan yang bisa membatalkan kutukan itu. Dengan syarat kalau gadis itu memilih Tuan Rict.” “Apa peduliku.” “Nona—” “Iya, aku mengerti,” potong Marreya setengah kesal. Kemudian menatap lekat Rosalia. “Tubuhmu yang sebelumnya itu rus
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

BAB 107

Ini untuk yang kesekian kalinya Raeli menggeleng seharian ini. Meski sekarang sedang berendam dalam kolam yang katanya berisi air suci, tetapi tidak bisa menjernihkan pikirannya. Malahan ia sempat merasakan sakit saat menyentuh air ini. Apa, sih, yang terjadi sampai-sampai ia bisa berada di sini? Pertama-tama, Raeli menghadapi gerombolan lady-lady yang dibawa oleh Vivian dan menahan banyaknya sindiran. Lalu tiba-tiba saat sadar hari sudah sore. Mengejutkannya lagi Pangeran Ein dan Rict mendatanginya sambil memberikan buruan yang tidak bisa dipastikan lebih besar yang mana. “Ah, kepalaku sakit. Kepalaku akan pecah!” rutuk Raeli. Kenapa ada banyak sekali orang yang membuatnya sakit kepala di dunia ini? Jika saja melepas kepala bukanlah hal yang menyeramkan, mungkin Raeli sudah melakukannya. “Ah, menyebalkan.” Tampaknya perburuan
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

BAB 108

“Kau gugup?” bisik Ein saat mengiringi Raeli masuk ke aula pemberkatan. Sudah banyak orang yang berkumpul untuk menyaksikan upacara tahun ini. Putri tunggal Servant sangat jarang datang ke pesta-pesta bangsawan, setidaknya sebagaian orang berpikir inilah saatnya untuk menyaksikan Raeliana De Servant yang bertunangan dengan putra mahkota—bagi orang yang tidak datang pada malam perayaan usai perang. Raeli memberikan senyum palsu. “Kau tahu aku akan gugup, tapi tetap saja kau dengan wajah tanpa dosa memberikan buruanmu padaku.” “Nero yang menemukannya.” “Jangan jadikan dia sebagai alasan persaingan, Pangeran.” Raeli membuang muka. “Jadi, kau akan lebih suka jika Duke Sharakiel yang memberikan buruan?” tanya Pangeran Ein dengan wajah tidak suka. Raeli menoleh sambil menyeringai. “Apa
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

BAB 109

Raeli memepercepat larinya begitu melihat Xain dan Pangeran Ein yang dikelilingi oleh Charael, Ercher dan salah seorang kesatria katedral. Bagaimana ini? ia tidak sabar untuk segera sampai pada orang-orang itu. “Ein!” Pangeran Ein menoleh mendengar panggilan Raeli dan mengerutkan kening. “Kenapa kau ke sini?” Raeli tidak memedulikan pertanyaan itu dan langsung saja memeluk pangeran. Ia butuh tempat untuk bersandar sekarang. Seluruh tubuhnya masih gemetar karena Rict. “Raeliana?” panggil Pangeran Ein sambil mendekap Raeli dengan sebelah lengannya. “Kau baik-baik saja?” Raeli menggeleng. Apakah sekarang dirinya terlihat baik-baik saja? Apakah ada wanita yang bisa baik-baik saja setelah diancam dengan kematian yang sudah dituliskan? Tidak ada. “Raeliana?” panggil Xain. “Bisakah kau melihatku?&rdqu
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status