Home / Fantasi / The Crown Prince's Fiancee / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of The Crown Prince's Fiancee: Chapter 111 - Chapter 120

134 Chapters

BAB 110

Raeli bergegas lari ke arah kamar tidur atas di toko roti, meninggalkan Anne selagi ia bisa meninggalkannya diam-diam. Setelah mendengar pembicaraan yang ganjil antara Xain dan Rict tempo hari, ada banyak investigasi yang dilakukan di katedral. Bahkan Raeli bisa dengan bebas berkeliaran karena orang-orang sedang sibuk. Namun, memang sangat sulit untuk lepas dari Ercher.   Setelah merasa bisa menyingkirkan dua orang merepotkan—Ercher dan Anne, Raeli langsung melarikan diri dari istana. Saat hari perburuan, Kris sempat mendatangi Raeli dan bertanya kenapa ia tidak membawa anak panah, padahal katanya Raeliana akan ikut berburu jika akhirnya bisa hadir di perburuan musim dingin.   Setelah selama ini Raeli baru ingat kalau Kris pernah bilang ia bisa memanah. Raeli langsung mengunci pintu kamar itu dan berjalan cepat ke arah tempat tidur tingkat yang ada di sudut kamar—dekat jendela. Ia harus cepat menemukan benda itu, lalu kembali ke istana sebel
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

BAB 111

“Aku ingin bertemu dengan putri itu.” “Ha!” Xain yang baru saja ingin merebahkan tubuhnya di sofa itu mendadak kembali duduk dengan ekpresi tercengang dan nyaris menganga.  Apa yang baru saja di dengarnya? Belum genap 2 jam Teja kembali ke katedral dan menemui Xain, pria itu sudah mengatakan hal macam-macam. Tentang sesuatu yang mungkin tidak Xain dengar di Zelmehir tempo waktu itu, bahkan kemungkinan terburuk. Sekarang Teja bicara ingin bertemu dengan putri yang jiwanya tertukar itu? Apa telinga Xain kemasukan serangga? “Aku ingin memastikannya sendiri.” Teja berdiri dan bergerak memasang kembali tudung kepalanya. Xain berdiri dengan panik. Tidak ada orang di kekaisaran ini yang mengingat Teja atau mengenali Teja. Bagaimana jika pangeran bertemu Teja dan menyerangnya karena dianggap mengancam Raeliana? “Tunggu,
last updateLast Updated : 2023-02-12
Read more

BAB 112

Raeli setelah mendapatkan kekuatan untuk kabur, ia langsung berlari meninggalkan taman itu. Tubuhnya gemetaran dan wajahnya basah karena air mata katakutan. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah bertemu seseorang yang bisa melindunginya. Tempat ini sangat menyeramkan. Raeli ingin pulang saja ke Jepang seandainya bisa. Orang itu tadi bilang mau membunuh Raeli ‘kan? Kenapa hidupnya selalu dibayangi kematian seperti ini? Bisakah Raeli pergi dari dunia yang menakutkan ini? Bruk! Raeli menabrak seseorang dan jatuh terduduk. Saat mendongak, ia melihat orang yang ditabraknya adalah Ercher dan langsung menghambur memeluk pria itu. Terserah, siapa saja Raeli tidak peduli. “Tolong,” kata Raeli. “Tolong aku.” Ercher tidak menjawab, tetapi memberikan pelukan untuk Raeli. “Tolong, bawa aku pergi dari sini. Cepat!” 
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

BAB 113

Ein pusing. Sementara Xain tidak tampak akan menghentikan semua jenis informasi yang meluncur dari mulut Teja. Apakah ini hasil yang Xain dapat saat ke Roam? Ein tidak bisa mencerna dengan baik. Tunangan yang berguru Sihir Kuno dan melakukan ritual sihir terlarang. Penyihir terkutuk yang ternyata masih hidup setelah dieksekusi 35 tahun lalu. “Tunggu,” cegah Ein. “Maksud Anda Raeliana De Servant yang asli mempelajari sihir kuno dari penyihir terkutuk Zelmehir dan melakukan praktik terlarang untuk memanggil jiwa Raeliana yang sekarang?” “Memang sulit sekali untuk mencerna hal semacam ini, Pangeran. Namun, itulah kenyataannya,” balas Xain. “Raeliana melakukan praktik sihir terlarang agar dirinya bisa bertukar jiwa.” “Tapi kenapa dia melakukannya? Bukankah itu berbahaya dan membuat orang tidak bersalah malah terlibat?” Ein menatap Raeliana yang
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

BAB 114

Pandangan Raeli berkabut, tetapi tetap berusaha memfokuskan mata. Ada seseorang yang berdiri membelakanginya dengan kedua tangan di belakang. Rasanya ia kenal dengan orang itu. Ikal cokelat keemasan itu, tingginya, bahkan ukuran bahunya. “Ra … eliana?” tanya Raeli setelah memastikan bahwa ia takkan salah. Orang itu berbalik dan tersenyum pada Raeli. Ternyata benar. Raeliana tersenyum cerah padanya dengan gaun putih polos. “Aku menempatkanmu dalam posisi sulit, ya?” Suara Raeliana bergema. “Apa ini mimpi?” tanya Raeli. Raeliana menggeleng kecil. “Entahlah. Apa sangat sulit menjadi aku, Sheriel? Apa kau mau pulang?” “Pulang? Apakah aku bisa pulang ke rumah?” “Mungkin saja. Pada akhirnya kita tidak bisa mempertahankan apa pun, ya?” Raeli terte
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

BAB 115

“Kakak!” Tubuh Sheriel tersentak. Ia membuka mata dengan napas panjang dan terduduk, menyadari dirinya ada di atas tempat tidur. Saat melihat ke samping, Yuko sudah cemberut dengan pakaian sekolahnya. “Mooh! Susah sekali membangunkan Kakak. Kalau Kakak tidur sepanjang hari seperti ini, bisa telat berangkat kerja.” Sheriel langsung menyibak selimut dan berlari ke kamar mandi, melihat cermin yang tertempel di sana. Senyum lebar merekah di wajahnya dan matanya beriak. Inilah wajah aslinya. “Yuko!” panggil Sheriel. Ia kemudian berlari meninggalkan kamar mandi. Apakah ini mimpi? Atau ia baru mengalami mimpi panjang? “Kenapa berisik sekali pagi-pagi begini?” Yuko mencibir sambil membereskan sisa tidur Sheriel. “Yuko!” Sheriel langsung menghambur memeluk Yuko. “Ya, Tuhan. Aku pikir tidak akan pernah m
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

BAB 116

“Saya pikir Anda sudah tidak mau datang menemui saya,” kata Xain yang duduk di depan Ein. Sedangkan Teja berdiri di belakangnya. Sepertinya pria itu tidak pernah meninggalkan ruangan Xain sama sekali. Atau mungkin datang dan pergi dengan sihir? Ein meletakkan kertas-kertas laporan yang diberikan oleh Duke Servant ke meja di depan mereka. Sebenarnya memang Ein tidak mau bertemu dua orang ini yang dengan jelas bilang harus membunuh Raeliana. Namun, Ein juga tidak bisa menghindarinya. Xain juga orang yang sangat penting di kekaisaran. “Apa saat kembali dari Roam kau sudah tahu bahwa Rict Sharakiel adalah Rict Horton yang mencuri tubuh Horton Foxia?” Xain yang bergerak ingin mengambil dokumen itu mendadak berhenti dan mengangkat kepala pada Ein. Lalu kembali ke posisi duduk tanpa sempat menyentuh dokumen, melirik pada Teja. “Tidak,” jawab Xain. 
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

BAB 117

Ein duduk berhadapan dengan kaisar di ruang kerja kaisar. Setelah memastikan semua orang keluar dan hanya tinggal mereka berdua, Ein melonggarkan tubuhnya dan bersandar di sofa. Apakah ini sudah keputusan benar? Bagaimana jika setelah Ein bertanya kaisar malah ingin tahu apa yang terjadi dan mengarahkan Ein harus menceritakan tentang Raeliana? Atau justru kaisar akan bertanya-tanya dari mana Ein tahu tentang Thantiana Millesca? “Ada apa, Ein?” tanya kaisar. “Apa Ayah tahu tentang pendeta bernama Teja?” Ein menatap reaksi kaisar yang terhenti saat ingin mengangkat gelas tehnya. “Maksudmu Teja Roxaina Reid?” “Ayah kenal?” Kening Ein berkerut. “Tidak. Aku hanya tahu namanya saja. Karena setiap kaisar dari generasi kakekku selalu diberitahu oleh Pendeta Agung secara pribadi bahwa Easter punya dua Pendeta Agung
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

BAB 118

Rict yang bersedekap, menatap keluar pintu kaca ruang kerja itu sesekali melirik ke meja kerjanya di mana buku ‘Sang Permaisuri’ terbuka dan bersinar-sinar. Dengan embusan napas pelan Rict berbalik dan berjalan ke meja. Menatap lembaran buku yang muncul sendiri itu. Di sana tergambar jelas kalau Pangeran Ein sedang duduk berhadapan dengan Xain dan kembarannya yang sialan itu. Mereka membicarakan Thantiana Millesca. Rict meremas lembaran itu dan menyentaknya hingga lepas, tetapi sesaat kemudian lembaran yang sama mulai terbentuk lagi secara ajaib. Inilah alasan Rict sangat membenci Dewa Reid. “Teja!” Rict menggeram marah. “Tuanku?” Rict mengangkat kepalanya pada sapaan itu. “Kroma.” Rosalia berdiri tidak jauh dari meja Rict sambil memegang erat kerah jubahnya. Wanita itu menatapnya dengan pandangan sedih. Rict me
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

BAB 119

“Baginda, kami butuh kepastian. Apakah rumor yang beredar tentang Putri Mahkota itu benar?” tanya Count Rossent yang memang biasanya menjadi pusat dari perkumpulan para bangsawan. Kaisar terdengar mengembuskan napas sambil menopang kepalanya di lengan singgahsana. Orang-orang merepotkan itu benar-benar tidak memberikan jeda waktu agar salah satu dari mereka bisa menjawab. Sejak masuk, orang-orang ini hanya mengoceh omong kosong tentang Raeliana yang dikabarkan meninggal. “Jadi …,” kata kaisar yang perlahan mulai menatap tajam pada gerombolan Count Rossent. “Dari mana kau mendengar berita semacam itu, Tuan Count?” Count Rossent kemudian sedikit membungkuk dan bicara dengan posisi seperti itu. “Kami juga hanya mendengar rumornya, Baginda.” “Rumor. Aku tidak percaya bahwa kau langsung datang hanya karena men
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status