“Gue enggak bisa relain karier gue gitu aja. Lo coba bayangin, kalau lo ada di posisi gue!” ucap Naya seraya menahan tangisnya yang hampir pecah. “Gue enggak akan ada di posisi lo. Karena gue enggak akan pernah neken kontrak yang isinya enggak boleh berkeluarga. Gue bakal cari perusahaan di mana gue enggak perlu memikirkan aturan kontraknya. Dan kalau gue mau bekerja di sana pun, gue yakinkan kalau gue enggak akan ambil posisi yang mana aturannya ribet.” Fely menggeleng, menolak untuk merasakan posisi Naya. “Fel, lo enggak ngerti. Gue—” “Enggak ngerti apa? Lo yang enggak ngerti, Nay! Lo tuh nyakitin perasaan suami lo sendiri. Gue selalu memikirkan perasaan dua belah pihak, loh. Dan dari yang gue lihat selama ini, lo selalu berada di posisi yang enak.” Naya menatap ke arah lain, dia berusaha untuk tak menangis sekarang. Dia berusaha untuk tak meneteskan air matanya di sana. Sementara Fely masih menatap Naya dengan tajam. “Fel, gue enggak bisa.
Baca selengkapnya