33Aku gegas menarik diri saat terdengar ribut-ribut di luar ruangan Tuan Sultan. Memutus kontak mata yang sekian lama terpaut, melibatkan bukan hanya mata kami, tetapi juga jantung yang mendadak berdetak sangat ramai. Bukan hanya jantungku, tetapi juga jantung Tuan Sultan. Ya, aku dapat merasakannya karena tubuh kami saling menempel. Kurasakan wajah ini panas dan pasti memerah. Kecanggungan meraja. Aku ingin minta maaf, tetapi suara ribut-ribut di luar ruangan membetotku agar lebih dulu keluar. “Saya lihat dulu keluar, Tuan,” pamitku tanpa melihat wajahnya. Aku malu. Lalu tanpa menunggu jawaban, aku langsung keluar dari kamar pribadi Tuan Sultan. Sudah ada Pak Sam di dalam ruang kerja yang sepertinya sengaja menunggu kami. “Ada apa ini, Pak?” Aku bertanya heran. Pak Sam memindaiku sebentar sebelum melongokkan kepala ke pintu kamar. “Di mana, Bos?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku. “Di dalam, Pak. Saya baru membantunya membersihkan diri. Tuan Sultan kena semburan kopi Pak
Last Updated : 2023-01-04 Read more