Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 21 - Chapter 30

445 Chapters

BERJUANG

21Aku berjalan mengekori Pak Sam. Kami kembali ke ruang kerja Tuan Sultan. Saat tiba di depan meja sekretaris seksi tepat di samping pintu ruangan itu, aku berhenti. Kemudian memperhatikan wanita berambut sebahu yang dicat warna cokelat. Wajah wanita itu tertutup make up dengan rapi. Alisnya sempurna hasil sulam. Extension bulu mata lentik menaungi sepasang bola mata dengan soft lens warna cokelat juga. Seorang sekretaris memang harus sempurna. Atau memang dibuat sesempurna mungkin untuk menarik perhatian bos? Astaghfirullah, kenapa aku berburuk sangka? Padahal kalau pun benar. Itu bukan urusanku. Urusanku sebatas melayani Tuan Sultan. Namun, bila suatu saat ditakdirkan jadi sekretaris, aku tidak akan berdandan berlebihan seperti itu. Apalagi dengan rok yang hanya beberapa centi panjangnya. Jauh di atas lutut, sehingga memperlihatkan paha indah yang seharusnya hanya diperlihatkan untuk laki-laki yang berhak. Mimpiku terlalu jauh? Rasanya tidak. Bukankah dulu aku sekolah jurusan
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

PENCAPAIAN

22Sejak hari itu aku bekerja dengan giat. Tidak banyak mengeluh, meratap, apalagi menangis. Semua perintah Tuan Sultan kujalani dengan ikhlas. Apa pun kulakukan tanpa banyak bicara. Kuniatkan saja untuk ibadah, bukankah semua pekerjaan bernilai pahala bila dilakukan dengan ikhlas? Naik-turun tangga berkali-kali dalam sehari, kulakoni dengan hati riang. Juga naik turun kursi untuk mengganti tirai jendela dua hari sekali. Anggap saja olahraga gratis. Aku tidak perlu datang ke sanggar aerobik, tempat fitness, atau membayar seorang instruktur untuk melatihku. Hasilnya? Sangat luar biasa. Selama sebulan bekerja, berat badanku sudah berkurang sangat banyak. Terlebih di sini hanya disediakan makanan sehat sesuai arahan ahli gizi yang dibayar Tuan Sultan. Dan setiap hari, aku hanya makan apa yang dimakan tuanku itu. Praktis aku tidak pernah lagi bertemu makanan kesukaan. Mi instan, gorengan, makanan bersantan, cake, minuman manis, camilan kemasan, snack-snack gurih, keripik-keripik. Poko
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

HARI PENUH SEMANGAT

23Selain berat badan yang sudah turun banyak, satu lagi pencapaian membanggakan yang kudapat selama sebulan ini. Setiap kali ikut Tuan Sultan ke kantornya, aku selalu curi-curi kesempatan untuk mempelajari tugas seorang sekretaris. Dari Hera sekretaris seksi Tuan Sultan? Tentu bukan. Dia bahkan masih bersikap angkuh hingga kini. Padahal aku sudah sering ikut ke kantor dan bertemu dengannya. Mungkin karena statusku yang hanya pelayan, dia jadi memandang remeh. Lagi-lagi aku bertekad dalam hati, akan kutunjukkan kepada wanita seksi itu jika suatu saat aku bisa lebih baik darinya. Walaupun entah kapan. Jalan yang kupilih untuk mempelajari tugas seorang sekretaris adalah... aku memohon -mohon kepada Pak Sam agar mengajariku. Kupasang wajah sememelas mungkin. Kukeluarkan suara semenyedihkan mungkin agar ia kasihan dan mau mengajariku. Berhasil. Pak Sam mau mengajariku dengan suka rela. Awalnya ia mengajariku tugas-tugas dasar secara garis besar. Kemudian memberiku tugas ringan untuk
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

UANG GAJI

24Aku mematung sempurna. Bahkan untuk beberapa lama, tak dapat berkata-kata. Sementara lelaki yang sedang memakai dasi sedikit tersentak sebelum wajahnya kembali datar seperti biasa. Kedua tangannya kini berpegangan ke pinggiran lemari. “Untunglah kau cepat datang Ana. Tolong ambilkan kursi rodaku,” ucapnya dengan nada seperti biasa. Tidak ada gugup sama sekali. “Tadi aku berlatih berjalan. Tak menyangka bisa sampai sini walaupun lama dan tertatih-tatih. Saat ingin kembali ke kursi roda, aku baru sadar telah meninggalkan benda itu jauh,” lanjutnya seraya ingin menggapai kursi roda yang letaknya memang jauh. Kedua kakinya terlihat ditekuk dan gemetar. “Cepat Ana! Atau aku akan jatuh. Nanti kau juga yang repot memapahku!” Suara tegurannya meninggi karena aku masih juga mematung dalam kekagetan. Kulihat kakinya semakin gemetar. Gegas kuberlari mengambil kursi roda dan mendekatkan dengan bokongnya. Dia duduk dengan hati-hati. Tangannya masih berpegangan ke pinggiran lemari. “Kenapa
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

SEKRETARIS

25Aku memandang ke arah Pak Sam untuk meminta pendapat. Karena sejatinya aku masih meragukan kemampuan diri ini. Setelah lelaki yang menurutku lebih baik hatinya dari bosku itu mengangguk, baru aku berani menerima tantangan Tuan Sultan. Ingat satu juta, Viola. Kamu bisa pesan bakso atau seblak. Oh, bukan hanya itu motivasiku. Aku ingin membuktikan kepada Arman, kalau aku tidak sebodoh dan seburuk yang ia pikir. Akan kubuktikan aku bisa! Dengan bantuan Pak Sam tentu saja. Karena untuk seorang amatir sepertiku, tidak mungkin semua akan seperfect yang diharapkan tanpa bantuan orang lain. Setelah mendorong kursi roda Tuan Sultan hingga di depan meja kerjanya, aku kembali keluar. Ke meja Hera. Di sana sudah menunggu Pak Sam yang akan mengajariku berbagai hal. “Jadi saya harus mulai dari mana, Pak?” tanyaku langsung begitu kami berhadapan. “Lihat jadwal untuk Bos yang sudah dibuat Hera. Kau lihat jam berapa rapatnya. Lalu lihat siapa saja yang harus datang. Hubungi mereka satu per sa
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

CALON MANTAN SUAMI

26“Lakukan kalau kau punya uang!” Jawaban Arma yang diucapkan sembari berjalan dan mengangkat sebelah tangan itu membuat dadaku semakin bergejolak hebat. Ia bahkan tidak menoleh lagi padaku. Meremehkan sekali dia. Dianggapnya aku tak memiliki uang sama sekali. Aku baru membuka mulut lagi saat Arman membuka pintu, dan di depan benda yang terkuak itu kudapati lelaki yang duduk di kursi roda menatap kami bergantian. Arman mengangguk sopan ke arah Tuan Sultan, setelah beberapa detik terpaku. Kulihat Tuan Sultan tak menanggapi Arman sama sekali, dan malah sibuk menghujamkan tatapan tajam padaku. Untunglah pintu tertutup lagi bersamaan dengan tubuh Arman yang keluar. Tinggallah aku sendiri di dalam ruangan ini. Memejamkan mata dan menarik napas panjang kemudian mengembusnya perlahan. Kulakukan berkali-kali agar dadaku terasa longgar. Bertemu Arman selalu membuat tensi naik dan hidupku sial. Aku membereskan ruangan ini dibantu seorang OB. Lalu setelah selesai, langsung menuju meja Her
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

AKU DIPECAT?

27Cita-cita untuk jadi sekretaris sehari pun sepertinya harus tertunda. Kami langsung pulang setelah itu, karena Tuan Sultan marah. Padahal aku senang sekali bisa menjadi sekretaris walaupun hanya sehari. Hanya gara-gara aku tidak terbuka soal status, Tuan Sultan marah besar. Sepertinya, bukan hanya pekerjaan sekretaris sehari yang gagal, bahkan mungkin ini menjadi hari terakhir aku bekerja untuknya. Miris menang. Padahal kontrakku satu tahun, tetapi dalam waktu satu bulan saja, semua harus selesai. Gara-gara bertemu Arman hari ini, semua berantakan. Dalam perjalanan, tidak ada yang bicara sepatah kata pun. Tuan Sultan langsung meminta Pak Sam mengantarnya ke kamar. Dia bahkan tak ingin aku yang melakukan. Sejak di ruangannya tadi, ia tak bicara lagi denganku.Aku langsung ke kamar. Duduk merenung di tepi tempat tidur. Kenapa Tuan Sultan semarah itu padaku hanya gara-gara tidak mengatakan status yang sebenarnya akan kuakhiri? Bukankah sejak awal tidak ada pertanyaan menyangkut keh
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

PEKERJAAN DOBEL

28Aku memulai hari ini dengan lemas. Sudah terbayang menjalankan pekerjaan dobel yang akan menguras tenaga dan otak. Mengurus dia di rumah saja rasanya membuat tubuhku merasa melayang-layang, karena harus berlari-lari ke sana ke mari. Apalagi mengurus dia di kantor juga. Namun, aku harus tetap semangat. Apalagi kemarin dia memberiku libur setengah hari. Aku bisa bersenang-senang dengan memesan makanan kesukaan dari uang satu juta yang ia bayar tunai. Sayangnya, aku hanya bisa maximal dua kali order. Karena sekuriti yang berjaga sudah memberi peringatan sejak awal, jika aku memesan makanan lebih dari dua kali, maka yang ketiga dan selanjutnya akan menjadi milik mereka yang berjaga. Namun, tetap aku yang harus membayar. Peraturan macam apa ini. Pasti kerjaan dia. Siapa lagi? Kenapa sih, Tuan Sultan seolah tidak suka melihatku menikmati hidup? Dia maunya aku ini selalu menderita. Pekerjaan berat, makanan dibatasi, tidak boleh memegang uang gaji, dan masih banyak lagi aturan ketat y
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

AKU BUKAN DIRIKU

29Aku mulai menjalani hari-hari dengan profesi dobel, sebagai pelayan dan juga sekretaris Tuan Sultan. Lelah? Tentu saja. Sangat melelahkan malah, karena pekerjaan rumah tetap kujalani walaupun ada beberapa kelonggaran. Belum lagi di kantor. Aku yang masih kaku, kadang harus bolak-balik mengerjakan pekerjaan yang sama, karena Tuan Sultan tidak puas dengan kinerjaku. Karena setiap hari lelah bekerja di rumah dan kantor, praktis setiap malam aku langsung tertidur begitu masuk kamar. Hingga tak sempat lagi mengunyah aneka camilan yang kubeli tempo hari. Akhirnya, sekantong kresek besar makanan itu hanya teronggok di atas meja. Mungkin nanti aku akan memberikan kepada Marini atau siapa pun daripada mubazir. Tak terasa tiga bulan sudah aku menjalani pekerjaan ini. Aku mulai terbiasa dengan ritme kehidupan teratur yang kujalani semenjak bekerja untuk Tuan Sultan. Naik turun tangga ke kamarnya, bukan lagi hal berat bagiku. Aku bahkan bisa melakukan sambil meloncat-loncat atau berlari k
last updateLast Updated : 2023-01-01
Read more

BUKAN URUSAN ANDA!

30Aku duduk kembali tanpa memedulikan Arman yang di mataku sangat menjengkelkan. Menyibukkan diri dengan pekerjaan dan menganggap tidak ada orang di depan meja, adalah pilihan terbaik. Aku tidak mungkin berteriak memakinya karena ini kantor. Reputasiku dipertaruhkan. Nanti orang-orang juga bisa tahu jika kami pernah menikah. “Ana, tolong buatkan aku kopi!” Suara Tuan Sultan terdengar dari interkom begitu aku mengangkat gagang telepon. Benda itu menyala saat aku kembali menyibukkan diri. “Tapi Anda sudah minum kopi dua kali hari ini, Tuan. Pak Sam bilang itu tidak baik untuk kesehatan, Anda. Bagaimana kalau saya buatkan teh atau susu saja?” Aku menjawab tanpa memedulikan Arman yang ternyata masih berdiri di depan meja. Entah apa yang dilakukannya. “Ya sudah terserah saja. Langsung bawa ke ruanganku!”“Baik, Tuan. Oh ya, ada tamu yang ingin menemui Anda.” Aku melirik Arman yang terus saja memindai diri ini. “Siapa?”“Pak Arman dari PT. Anugerah Jaya.”“Suruh masuk!”“Baik!”Aku mel
last updateLast Updated : 2023-01-02
Read more
PREV
123456
...
45
DMCA.com Protection Status