Keesokan paginya adzan subuh berkumandang, aku menyibak selimut dan berjalan menuju toilet, membersihkan diri setelah itu membangunkan Kevin."Bangun, Yang. Udah subuh loh."Ia malah menggeliat dan menarik tanganku ke pelukannya."Ya ampun aku sudah mandi loh.""Yah, gimana sih kok mandi duluan, harusnya kan mandi bareng," jawabnya."Enggak ah, mandi bareng itu formalitas, pasti ujung-ujungnya minta begituan.""Minta apa sih, sayang?" Kevin mengukungku lagi seperti posisi semalam."Mau ngapain sih? Ayo buruan mandi sana, ntar telat loh sholat Subuhnya.""Aku pingin Yang, sebentar aja ya, please." Kevin merengek seperti anak kecil."Iya iya tapi nanti setelah kita shalat subuh ya. Ayo jangan ditunda-tunda shalatnya, nanti dosa loh.""Ya udah tapi janji ya, selesai shalat kita tempur lagi," ucapnya lalu bangkit."Iya janji, udah sana mandi dulu."Sambil menunggu Kevin aku mengutak-atik ponsel, tidak ada pesan atau panggilan yang masuk. Syukurlah, sepertinya Adinda tidak rewel di rumah.
Read more