Home / Pernikahan / Rahasia Suamiku dan Keluarganya / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Rahasia Suamiku dan Keluarganya: Chapter 191 - Chapter 200

207 Chapters

Bab 191 Fitting Gaun Pengantin

Seperti biasa di sore hari Kak Dimas akan duduk santai di teras rumah sambil menikmati angin sore yang terasa sejuk. Aku pun menghampiri Kak Dimas sambil menggendong Adinda."Eh, si cantik. Sini Om gendong." Adinda tersenyum saat disapa Kak Dimas.Kak Dimas pun menggendong Adinda, lalu aku duduk disampingnya "Kak, kenapa Kakak tidak bilang kalau Kevin akan melamarku?" tanyaku."Iya maafin Kakak ya, Rah. Kakak sengaja menyusun rencana ini supaya Kakak tahu bagaimana perasaanmu terhadap Kevin," jawabnya."Jadi Kevin tahu dong soal rencana Kakak itu?" "Ya tahulah." Ia terkekeh."Jadi kemarin kakak cuma nge-prank aku dong soal melarang hubunganku dengan Kevin, terus Kevin juga sudah tahu? Ya Tuhan kenapa kalian tega banget sih?" gerutuku sedikit kesal.Ternyata ini semua sudah direncanakan oleh Kak Dimas dan Kevin, ah biarlah tidak mengapa yang penting aku bisa menikah dengan lelaki pujaan hatiku dari sebelum mengenal Mas Rama."Maaf ya Rah, sekarang kamu sudah tahu kan? Bagaimana keju
Read more

Bab 192 CEO Perusahaan

Satu Minggu berlalu aku sudah tidak lagi bepergian dengan Kevin. Untuk berangkat dan pulang bekerja, Kak Dimas lah yang mengantar dan menjemput, karena Kevin sedang disibukkan dengan pekerjaan dan mempersiapkan acara pernikahan kami."Lihat ini, laporannya ada salah!" Serly melempar sebuah map di hadapanku, tak hanya itu ia juga memasang wajah sinis."Biasa aja dong, nggak usah dilempar!"Semenjak bekerja disini ia memang seperti tidak menyukaiku entah apa sebabnya, sedikit saja aku berbuat salah maka ia akan langsung menegur dengan cara yang begitu menyakitkan."Aku tuh paling nggak suka sama karyawan yang sering mengulang kesalahan," jawabnya sambil menyilangkan kedua tangan."Iya aku minta maaf, beri waktu lima menit aku akan memperbaikinya.""Iya udah buruan, siang ini bos besar akan datang dan setiap pimpinan divisi harus ikut meeting sama dia. Nanti kamu harus ikut dan persentase laporan enam bulan terakhir di hadapan bos bersama Pak Aldi," ucapnya sedikit ketus."Loh, kok aku?
Read more

Bab 193 Buah Bibir

(POV Dimas)Kabar tentang adikku yang baru dilamar sudah menyebar di wilayah tempatku tinggal. Sama seperti kejadian sebelumnya, pasti aku akan menjadi bahan omongan ataupun sindiran dari para tetangga yang memang sudah kenal dekat dengan mama.Sakit memang, selalu jadi bahan omongan, apalagi aku ini seorang lelaki. Namun, dari pengalaman yang terjadi sebelumnya aku jadi bisa lebih percaya diri. Jujur saja rasanya sakit sekali, tetapi bukankah rasa sakit selalu menjadi bagian dari kehidupan setiap manusia? Hanya mungkin, masalahnya saja yang berbeda.Pagi itu aku sedang berolahraga di halaman rumah hendak lari pagi keliling kompleks."Si Dimas kayaknya bentar lagi mau di langkahin lagi tuh, sama si Sarah." Terdengar olehku suara yang tidak ketahuan darimana asalnya karena terhalang oleh rumah.Mendengar ada yang sedang membicarakan keluargaku, membuat aku berhenti sebentar karena ingin ikut mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Suara gunjingan itu terdengar tepat di samping
Read more

Bab 194 Akad Nikah

(POV Sarah)Sore ini kami berangkat menuju hotel yang Kevin sewa untuk melangsungkan akad nikah dan resepsi. Keluargaku memang hanya tinggal Kak Dimas dan Mbak Wati, tidak ada saudara lain karena sejak kecil Mama tidak pernah mengenalkan aku pada saudara manapun.Sampai di hotel aku mencoba menghubungi Kevin dan ternyata ponselnya tidak aktif. Entah kenapa seharian ini ia tidak mengirimkan pesan apapun, aneh.Kevin pun berangkat ke hotel ini besok pagi saat akad akan dimulai, karena hotel yang kami sewa lumayan dekat dengan rumahnya.(Maaf, Sayang, tadi aku sibuk banget jadi nggak sempat mengaktifkan ponsel)Kevin mengirimkan pesan saat aku hendak tidur, alhasil mataku segar kembali.(Tidak apa-apa, lebih baik sekarang kamu istirahat saja, supaya besok tidak bangun kesiangan) balasku.(Aku rindu, sangat-sangat rindu! Jadi tidak sabar menunggu hari esok) Disematkan emoticon tersenyum dibelakangnya membuatku senyum-senyum sendiri.(Sabar dong, tinggal beberapa jam lagi kok, kamu tidur a
Read more

Bab 195 Prosesi Pernikahan

Pukul dua belas siang aku kembali ke dalam kamar untuk melaksanakan shalat Dzuhur. Setelah makan siang aku berganti pakaian dengan gaun berwarna peach dipadukan dengan haid do yang cukup menawan, sedangkan Kevin mengenakan setelan jas berwarna hitam dipadukan dengan topi khas kepolisian.Kembali turun ke bawah dengan bergandengan tangan, dan kami pun disambut oleh tamu undangan dengan meriah.Di sesi ketiga akan dilaksanakan selepas Maghrib, aku berganti pakaian ke gaun yang lebih sederhana tetapi terkesan mahal, begitu pula dengan Kevin yang berganti pakaian setelan jas biasa."Cium! Cium! Cium!" Suara riuh tamu undangan yang hadir meminta kami melakukan wedding kiss.Kevin segera memajukan wajahnya mengikis jarak antara aku dan dia. Lelaki tampan yang kini menjadi suamiku mulai mengecup bibir ini disambut dengan sorakan para tamu.Setelah itu, Kevin mengedarkan pandangan ke seluruh tamu dengan senyuman lebar terpatri di wajah tampannya. Memberikan kesan bahwa dia sangat bahagia dapa
Read more

Bab 196 Pindah Rumah

Keesokan paginya adzan subuh berkumandang, aku menyibak selimut dan berjalan menuju toilet, membersihkan diri setelah itu membangunkan Kevin."Bangun, Yang. Udah subuh loh."Ia malah menggeliat dan menarik tanganku ke pelukannya."Ya ampun aku sudah mandi loh.""Yah, gimana sih kok mandi duluan, harusnya kan mandi bareng," jawabnya."Enggak ah, mandi bareng itu formalitas, pasti ujung-ujungnya minta begituan.""Minta apa sih, sayang?" Kevin mengukungku lagi seperti posisi semalam."Mau ngapain sih? Ayo buruan mandi sana, ntar telat loh sholat Subuhnya.""Aku pingin Yang, sebentar aja ya, please." Kevin merengek seperti anak kecil."Iya iya tapi nanti setelah kita shalat subuh ya. Ayo jangan ditunda-tunda shalatnya, nanti dosa loh.""Ya udah tapi janji ya, selesai shalat kita tempur lagi," ucapnya lalu bangkit."Iya janji, udah sana mandi dulu."Sambil menunggu Kevin aku mengutak-atik ponsel, tidak ada pesan atau panggilan yang masuk. Syukurlah, sepertinya Adinda tidak rewel di rumah.
Read more

Bab 197 Kapan Kakak akan Menikah?

Setelah berpamitan dengan Kak Dimas, aku pun menghampiri Kevin dan Mbak Wati yang sedang memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Mbak, kamu pamit dulu gih! Kamu juga, Yang!" ucapku.Kak Dimas pun menyusul keluar, kini ia duduk di teras rumah menatap ke arah kami dan Mbak Wati pun menghampirinya."Dimas, aku pamit ikut Sarah dan Kevin ya. Aku tidak ingin menimbulkan fitnah kalau aku tetap tinggal di rumah ini hanya berdua denganmu, terimakasih kamu sudah mau menampungku di rumah ini selama ini," ucap Mbak Wati."Aku pasti akan merindukanmu, Ti," ucap Kak Dimas lirih, tetapi aku masih bisa mendengarnya.Apa jangan-jangan mereka berdua sudah menjalin kasih secara diam-diam di belakangku? Tapi kenapa mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepadaku?"Dimas, kita pergi sekarang ya," ucap Kevin.Saat itu juga kami masuk ke dalam mobil, saat mobil Kevin melaju mataku tidak berhenti menatap rumah mama karena banyak sekali kenangan di rumah itu dan untuk kedua kalinya aku meninggalkan rumah
Read more

Bab 198 Kak Dimas Koma

Malam semakin larut, suara jangkrik di halaman terdengar begitu mengalun-alun seolah mereka sedang menyanyikan sebuah lagu yang mampu menyihir orang yang mendengarnya tertidur dengan pulas.Ddrrttt ... Ddrrrttt ... Ddrrrttt ...Sayangnya, baru saja aku terlelap getar panjang dari ponselku pun tiba-tiba menginterupsi membuat mataku kembali terjaga. Segera kuraih gawai yang memang kuletakkan diatas nakas dekat tempat tidur itu."Ish, siapa sih malam-malam gini telepon? Kayak nggak ada hari esok aja," gerutuku sambil kucek-kucek mata."Halo. Selamat malam. Apa benar ini dengan keluarga Bapak Dimas?" tanya seorang lelaki dari ujung telepon sana."Iya betul, dengan siapa saya bicara?" tanyaku."Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwa identitas dengan nama lengkap Dimas Priyambodo telah mengalami kecelakaan di jalan anggrek nomor lima belas."Aku tersentak kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, seketika air mataku jatuh membasahi pipi."Halo Bu Sarah, halo...?" ucap polisi it
Read more

Bab 199 Kondisi Dimas Mulai Membaik

Kami kembali ke depan ruang ICU, Adinda pun sudah terlelap di pangkuan Kevin."Wati, kamu pulang saja ya biar aku dan Sarah saja yang menjaga Dimas. Kasihan Adinda kalau kita ajak tidur disini,” ucap Kevin pada Mbak Wati."Iya Mbak, kamu pulang sama Adinda ya, besok lagi saja kalau Mbak mau kesini," sahutku."Ya sudah kalau gitu Mbak pulang dulu ya Rah, Vin. Besok pagi aku akan kesini mengantarkan pakaian untuk kalian," ucap Mbak Wati."Iya Ti, supirku sudah menunggu di depan jadi kamu tidak perlu menunggu lama." "Iya, terimakasih.Mbak Wati pun akhirnya pulang ke rumah bersama Adinda.***Matahari sudah menunjukkan sinarnya, aku merasakan leher ini begitu kaku dan nyut-nyutan, mungkin ini karena efek begadang semalaman di rumah sakit."Aargh..." Kevin pun terlihat merenggangkan tulang-tulangnya yang mungkin terasa kaku.Mata Kevin tampak berubah merah sebab tak tidur. Diliriknya jam yang tergantung di dinding rumah sakit, sudah menunjukkan pukul enam pagi."Sayang, Mas belikan sarap
Read more

Bab 200 Kak Dimas Boleh Pulang

"Syukurlah Kakak sudah sadar," ucapku sambil berjalan ke ranjang rumah sakit dengan gembira. Kak Dimas perlahan membuka kelopak matanya dan berkata dengan susah payah."Air... Air..."Dengan cepat Mbak Wati mengambilkan gelas berisi air matang yang ada di atas nakas dan menyerahkannya padaku.Setelah meminum beberapa teguk air Kak Dimas melihat ke sekeliling."Sarah, kita ada dimana?""Kita ada di rumah sakit, Kak," jawabku."Rumah sakit?" Kak Dimas menatap ke depan dengan tatapan kosong sepertinya ia sedang mengingat-ingat sesuatu."Iya, Kakak mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari rumahku dan sudah beberapa hari ini Kakak mengalami koma.""Sudah berapa lama Kakak koma?" tanya Kak Dimas lagi."Lima hari.""Apa? Tapi Kakak merasa baru tidur beberapa jam saja," ucapnya sambil memegang kepalanya."Sebenarnya apa yang terjadi sehingga Kamu bisa mengalami kecelakaan, Dim?" tanya Mbak Wati."Saat perjalanan pulang dari rumah Kevin, pandangan mataku kabur karena cuaca malam
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status