Beranda / Romansa / Salah Jodoh / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Salah Jodoh: Bab 81 - Bab 90

100 Bab

81 – Kesalahan

“Dokter Abian … apa yang kau lakukan ini?” tanya Freesia, berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutannya.Dokter Abian menghela napas. “Buka dashboard di depanmu,” instruksinya.Freesia, meski masih curiga, tak punya pilihan selain menurut. Freesia membuka dashboard itu dan ia terkejut melihat di depannya ada berbagai macam senjata, mulai dari belati hingga pistol.“Kau belum pernah belajar menggunakan pistol, jadi kurasa belati menjadi senjata yang paling mudah untukmu,” ucap Dokter Abian. “Dan meski kau tidak tahu apa peran seorang dokter keluarga Martin sebenarnya, tidakkah mencurigaiku terlalu berlebihan, Freesia?” Dokter Abian tersenyum geli pada Freesia.Freesia mengerjap. Mendadak, ia merasa malu. “Maaf, Dokter. Aku hanya …”“Aku mengerti kenapa kau bereaksi begitu. Dan itu adalah reaksi yang bagus. Hanya … kuharap, lain kali kau tidak sembarangan masuk ke mobil orang lain. Kau bisa membuat Allen dan nenekmu terkena serangan jantung berkali-kali karena itu,” ucap Dokter Abian.U
Baca selengkapnya

82 – Pertemuan

Freesia yang terjatuh di tanah yang dingin itu tak bisa berbuat apa-apa ketika orang-orang Penelope mendekat padanya. Ia bahkan kehilangan belatinya ketika jatuh tadi. Meski begitu, ia tak akan kehilangan bukti rekaman di tangannya. Untuk itu …“Aku akan memastikan kau kehilangan tanganmu jika kau menyentuhnya.” Suara dingin yang terdengar berbahaya itu membuat orang-orang Penelope seketika menegakkan tubuh waspada.Mereka yang tadinya mengepung Freesia, mengubah formasi dengan berdiri di depan Freesia, menghalangi pandangan Freesia dari siapa pun yang baru datang itu. Bahkan tanpa mereka menghalangi Freesia pun, kegelapan di sekeliling Freesia membuat Freesia tidak akan bisa melihat jauh ke depan.Freesia menatap sekeliling. Ini adalah kesempatannya untuk kabur. Ketika tak ada yang memperhatikannya, ia bisa …“Jangan melakukan apa pun itu yang kau pikirkan.” Suara itu datang dari samping Freesia. Suara yang berbeda.Freesia yang tadinya sudah siap merangkak menjauh dari keributan itu
Baca selengkapnya

83 – Pengakuan

Apa yang salah di sini? Sial. Ini sama sekali tidak masuk dalam perhitungan Penelope.Pertama, orang yang bersama Freesia. Penelope pikir, dia hanyalah sopir Freesia. Namun, siapa sangka dia bahkan bisa melawan orang-orang Penelope tanpa senjata. Penelope sampai harus menggunakan senjata api untuk menguasai situasi setelah Freesia kabur tadi. Setidaknya, itu akan menakuti Freesia.Namun, hal yang lebih tak terduga terjadi. Kemunculan Sean yang dalam sekejap menjatuhkan orang-orang Penelope membuat Penelope mulai panik. Ia pikir, ia setidaknya harus menjatuhkan sopir misterius Freesia. Sialnya, saat Penelope akan menembak orang itu, sebuah belati melayang dan menancap di tangannya.Terkutuklah Sean! Orang kepercayaan Allen yang paling berbahaya dan diwaspadai bahkan oleh papa Penelope.Bagaimana bisa Sean ada di sini? Penelope sudah memastikan tidak ada orang keluarga Martin yang mengikuti mobil yang ditumpangi Freesia tadi. Ia juga tak mendapat laporan tentang gerakan orang-orang Alle
Baca selengkapnya

84 – I’m Here

Freesia, Allen, dan Val menumpang mobil Dokter Abian dalam perjalanan menuju rumah Allen. Sepanjang jalan, Allen menggenggam tangan Freesia sembari mendengarkan penjelasan Freesia mengenai salah paham Allen tentang keluarganya. Setelah Freesia selesai menjelaskan, pria itu tak mengatakan apa pun.Freesia sedikit khawatir jika Allen tak percaya pada penjelasannya dan masih mencurigai neneknya, tapi seolah bisa mendengar pikirannya, Allen kemudian merangkul Freesia dan berkata,“Aku percaya pada kata-katamu. Aku hanya berusaha mengaitkan ceritamu dengan hasil penyelidikanku tentang kecelakaan itu.”Freesia mengerutkan kening. “Kau menyelidiki kecelakaan kakakmu?”Allen mengangguk. “Tidak hanya kecelakaan kakakku, tapi juga kecelakaanmu dan kedua orang tuamu,” jawabnya. “Dari hasil penyelidikanku, aku menyadari kesamaan dalam kedua kasus itu.”“Kesamaan apa, maksudmu?” tanya Freesia penasaran.“Baik di kecelakaan kedua orang tuamu maupun kecelakaan kakakku, meski tampaknya semua bukti da
Baca selengkapnya

85 – Reunion

“No!” Lily tiba-tiba berteriak dan berdiri di depan Freesia dengan tangan terentang ke samping, seolah berusaha menghalangi.Freesia menunduk menatap Lily dengan bingung. “Lily, ada apa?” tanya Freesia.“Aku tidak akan membialkan dia menyakitimu, Mama!” seru Lily. “Dia juga dulu pelnah mencoba menyakiti Mama dan Papa.” Anak itu menatap gahar ke depan, seolah siap mencakar.Freesia menatap ke depan, ke arah nenek Freesia yang baru memasuki ruang depan rumah Allen bersama Dokter Abian yang tampak menahan tawa melihat reaksi Lily itu.“Um … Lily, biarkan Mama memperkenalkanmu dulu padanya. Dia adalah nenek Mama,” Freesia menjelaskan hati-hati.“Nenek Mama?” Lily menoleh pada Freesia. “Lalu, kenapa dia menyakiti Mama?”Freesia belum sempat menjawab ketika nenek Freesia mendekat pada Lily dan berlutut di depan Lily. Neneknya itu tersenyum penuh sesal pada Lily dan berkata,“Aku benar-benar minta maaf karena pernah menyakiti mamamu. Tapi, aku tak pernah berniat untuk menyakitinya. Karena ak
Baca selengkapnya

86 – Pertemuan Terencana

“Target yang dikejar Allen di hotel itu, aku yang mengirimnya ke sana. Dan kupikir, kalian akan bertemu di sana. Setidaknya, aku yakin jika Allen mengenalimu, dia akan mencoba mendekatimu, Freesia,” ayah Allen menguraikan.Freesia menatap Allen dengan bingung. Allen sendiri tak yakin dan tak bisa memberi kepastian pada wanita itu. Ia tak tahu apakah yang dikatakan ayahnya itu adalah kebenaran. Meski begitu …“Aku tidak mengenali Freesia pada awalnya,” aku Allen.“Aku sudah memikirkan kemungkinan itu, mengingat kepribadianmu. Tapi, kupikir kau mungkin akan mengenalinya dari namanya. Terlebih, kau juga tahu Bramasta dan apa yang terjadi dengan keluarga Martin dan keluarga Adibrata,” tanggap ayahnya.“Well, aku sempat ragu ketika pertama kali mendengar namanya. Meski, ya, aku tahu sedikit banyak tentang Bramasta Adibrata,” ungkap Allen.Ayah Allen tersenyum. “Karena itu, aku memberi informasi anonim jika keluarga Woodz dan keluarga Adibrata tidak akan pernah mencari masalah di daerah kek
Baca selengkapnya

87 – Persiapan

Setelah Freesia menyatakan jika ia tidak akan pergi dari rumah Allen meski itu berarti dia akan berada di tengah medan perang, nenek Freesia memutuskan dia akan tetap tinggal di sini juga dan akan memanggil orang-orangnya kemari. Namun, Allen meyakinkan nenek Freesia jika ada hal lain yang harus nenek Freesia lakukan di luar sana sebagai kepala keluarga Martin.“Dari hasil penyelidikan Sean tentang kasus kecelakaan orang tua Freesia, dia menemukan kejanggalan. Dan setelah mendengar rekaman percakapan Freesia dengan Penelope, dia berhasil melacak bisnis ilegal Rod Bennet yang sempat dicurigai papa Freesia,” terang Allen.“Karena itu, keluarga Martin yang akan menyerang bisnis Rod Bennet itu ketika dia sibuk berperang di sini,” ucap Allen. “Sepertinya, itu adalah salah satu bisnisnya dengan orang ketiga yang disebutkan ayahku.”Dengan alasan itu, akhirnya nenek Freesia setuju untuk meninggalkan Freesia di rumah Allen dan pergi untuk menjalankan rencana Allen untuk keluarga Martin. Namun
Baca selengkapnya

88 – Dokter Keluarga

Setelah selesai merencanakan dan mengatur di mana Allen dan ayahnya akan membagi posisi orang-orang mereka, Allen mengakhiri pertemuan mereka. Sekarang, waktunya Allen berbicara dengan Dokter Abian setelah yang lainnya pergi. Allen sudah akan bicara ketika menyadari ayahnya yang tadi sudah berdiri, kembali duduk di kursi kerja Allen, sementara Val sudah keluar.“Apa ada hal lain lagi yang perlu kau bicarakan?” tanya Allen tanpa basa-basi pada ayahnya.“Tidak,” jawab ayahnya. “Aku hanya merasa sedikit lelah dan ingin istirahat di sini sebentar.”Omong kosong macam apa itu? Namun, Allen memutuskan untuk mengabaikan ayahnya. Toh, dia ada atau tidak di sana tidak akan mempengaruhi apa pun.“Sepertinya, ada yang ingin kau bicarakan denganku,” Dokter Abian berkata.“Ya,” jawab Allen. Ia juga tak perlu berbasa-basi dengan dokter ini. “Siapa kau sebenarnya?”Dokter Abian mengangkat alis. “Bukankah kau sudah tahu jika aku dokter keluarga Martin?”“Aku tidak tahu jika seorang dokter keluarga bi
Baca selengkapnya

89 – Final Showdown

Val terdiam cukup lama setelah Allen membagi informasi dari Dokter Abian mengenai peran dokter keluarga Woodz dan dokter keluarga Martin yang sebenarnya. Menurut Dokter Abian, Val belum tahu tentang itu karena masih ada George. Informasi itu hanya diturunkan pada dokter utama keluarga.“Apa kakekmu … tak pernah mengatakan sesuatu padamu tentang itu?” tanya Allen.Val menggeleng. “Sejujurnya, aku sudah menyadari ada yang janggal ketika hal yang harus kupelajari sebagai dokter keluarga bukan hanya hal-hal tentang medis,” ungkapnya. “Maksudku, dokter macam apa yang belajar tentang cara mendapatkan informasi, pengintaian, beladiri, bahkan hingga strategi?”Benar juga. Brand sangat dekat dengan Val. Dia selalu menyebutkan tentang kemampuan strategi Val. Meski ketika bersama Allen, Val hanya terus beromong kosong. Well, Allen tak bisa menyebutnya omong kosong sekarang ketika apa yang dia katakan tentang Freesia di awal keberadaan wanita itu di rumah ini dulu menjadi kebenaran.“Aku benar-be
Baca selengkapnya

90 – It’s Over

“Brandon Woodz!” Allen menyerukan nama itu.“Aku di sini. Kau tak perlu berteriak-teriak,” balas pria bertopeng hitam itu.“Apa yang terjadi? Bagaimana bisa …?”“Nanti.” Hanya itu yang dijadikan jawaban pria itu untuk semua tanya yang berkecamuk di kepala Allen. “Orang-orangku sudah menangkap anggota keluarga Bennet yang ada di markas mereka dan akan segera membawa mereka kemari. Kita akan mengeksekusi mereka malam ini.”Allen tak punya pilihan selain menuruti kata-kata pria itu. Saat ini, prioritasnya memang adalah keluarga Bennet. Ia tidak boleh teralihkan. Meski begitu …“Sekarang semua sudah selesai, kau bisa melepas topengmu,” Allen berkata.Brand mungkin memakai topeng agar Rod tak mengenalinya. Bahkan Allen pun mungkin tak akan mengenali Brand jika bukan karena suara kakaknya itu. Tidak hanya memakai topeng, tapi rambutnya tumbuh memanjang hingga bawah telinga. Bahkan, sebagian rambutnya menutupi bagian kanan wajahnya yang tertutup topeng.“Nanti,” jawab Brand lagi. Lalu, dia m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status