Home / Romansa / Salah Jodoh / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Salah Jodoh: Chapter 41 - Chapter 50

100 Chapters

41 – Kesepakatan

Setelah memastikan Freesia dan Lily tidur di kamar Freesia tadi, Allen pergi ke ruang kerjanya. Val tampak sudah menunggu di sana. Ekspresinya tampak serius.“Apa kau juga memperhatikan keanehan wanita itu?” tanya Val tanpa basa-basi.Allen menahan geram sembari berkata, “Begitu dia melihat Lily, dia mundur begitu saja.” Allen menyipitkan mata. “Bahkan tanpa memberi peringatan atau apa.”Val mengangguk. “Aku bisa mengerti jika dia mundur karena kata-kata Freesia. Tapi, tak ada negosiasi, peringatan, ataupun ancaman. Bahkan hingga saat ini, tidak ada laporan jika mereka berusaha menghubungi kita.”Allen mengepalkan tangan. “Jika wanita tua itu berpikir dia bisa menggunakan Lily untuk senjata melawanku, dia salah. Karena saat ini, kelemahan terbesarnya ada di tanganku. Begitu dia mencoba melakukan sesuatu yang melibatkan Lily, aku tidak akan berpikir dua kali untuk mengirimkan cucunya kembali. Tanpa nyawa.”“Itu, jika kau bisa melakukannya,” tandas Val.Allen melemparkan tatapan tajam p
Read more

42 – Rencana Freesia

Freesia tahu, ini terdengar absurd. Ia juga tahu, Allen mungkin tidak akan menyetujui kesepakatan ini. Karena melawan neneknya di perusahaan keluarga mereka, sama sekali bukan hal mudah. Neneknya seperti penguasa mutlak di perusahaan keluarga mereka. Bukan hanya karena neneknya memiliki darah keluarga utama Martin, tapi juga kemampuan bisnis keluarga Martin. Itulah kenapa, bahkan meski seorang perempuan, keturunan keluarga utama Martin selalu disegani dan dijadikan penerus untuk meneruskan nama keluarga Martin terlepas dari gender mereka. Itulah tradisi keluarga Martin. Kemampuan bisnis adalah hal yang utama. Dan dengan tradisi itulah, mereka membangun kerajaan bisnis dan loyalitas orang-orangnya. Karena itu, bisa dibilang semua orang di perusahaan, hanya akan mendukung penerus sah keluarga Martin. Dan saat ini, penerus sah keluarga Martin adalah Freesia, setelah neneknya. Namun, untuk Freesia melawan neneknya, itu adalah hal yang tak pernah terjadi sebelumnya. Tentu saja, tidak aka
Read more

43 – Pengumuman

“Kau dan Allen akan menikah?” Mata Lily berbinar ketika Freesia mengabarkan tentang itu saat mereka sarapan. Freesia mengangguk, membuat Lily seketika bersorak dan menghambur memeluk Freesia hingga ia nyaris jatuh dari kursinya jika Freesia tak menangkapnya. “Lily, itu bahaya!” tegur Freesia. Lily terkekeh. “Tapi aku sangat senang, Fleesia. Rasanya aku ingin melompat-lompat saking senangnya,” beber anak itu. Freesia tersenyum mendengar itu. “Kau sesenang itu?” tanyanya. “Ya!” seru Lily keras. “Aku saaangat senang!” Freesia memindahkan anak itu ke pangkuannya. “Kalau begitu, apa kau akan menjadi anak baik setelah aku menjadi mamamu nanti?” Freesia memastikan. “Tentu saja!” Lily mendongak menatap Freesia penuh tekad. “Aku akan menjadi anak baik dan mendengalkan semua kata-kata Mama.” Freesia menahan napas. Mendengar gadis kecil itu memanggilnya seperti itu membuat sesuatu yang terasa hangat, mengalir di dalam dadanya. Ia merasa sedih dan menyesal jika teringat, bukan Sonya yang m
Read more

44 – Beautiful

“Fleesia!”Seruan itu diikuti masuknya Lily ke kamar Freesia ketika Freesia yang menunggu giliran karena staf yang akan membantunya bersiap dengan gaun pernikahannya, pergi membantu Lily bersiap dulu atas permintaan Freesia. Dan keputusannya itu sama sekali tidak mengecewakan. Ketika melihat Lily yang memakai gaun pesta putih dan mahkota bunga, Freesia memekik gemas.“Aw! Look at how cute you are!” Freesia yang duduk di tepi tempat tidur merentangkan lengan ke arah Lily dan membiarkan anak itu masuk ke pelukannya.Lily terkekeh. “Hali ini, kita akan memakai gaun yang sama, Fleesia,” ucap Lily bangga.“Yeah,” jawab Freesia. “Dan kau begitu cantik, seperti putri dalam dongeng.” Freesia mencolek pipi Lily gemas.Lily terkikik senang.Well, tadinya Freesia tak menginginkan hal seperti ini. Gaun pesta biasa rasanya sudah cukup. Namun, Lily tampak antusias ketika memilih gaun pernikahan Freesia kemarin.Persiapan pernikahan yang dilakukan satu hari kemarin menghasilkan gaun pernikahan Frees
Read more

45 – Keluarga

Ini adalah malam pertama pernikahan Freesia dan Allen. Namun, mereka menghabiskannya dengan tidur bersama Lily. Well, Freesia tak bisa protes untuk itu. Ia justru ingin protes akan keberadaan Allen di sana. Namun, ia tak bisa mengusir Allen di depan Lily, mengingat saat ini mereka sudah menikah.Terlebih, sejak mereka resmi menjadi suami-istri tadi, Lily tak bisa berhenti memamerkan pada semua orang di rumah ini jika sekarang dia punya mama dan papa. Setidaknya setiap orang di rumah ini mendengar tiga sampai empat kali dari mulut Lily. Namun, tak seorang pun tampak keberatan dengan itu. Dan setiap kali mereka mendengar itu dari Lily, mereka selalu memberi ucapan selamat pada Lily.Freesia selalu berpikir jika rumah ini adalah penjara bagi Lily. Namun, mungkin ini bukan lingkungan seburuk yang Freesia pikir. Di sini, Lily memiliki keluarganya. Dan dengan Freesia bergabung di keluarga ini, dia harus menerima semua itu.“Ini tidak seperti yang kupikirkan,” celetuk Allen begitu Lily terti
Read more

46 – Mimpi Buruk

Allen berusia sepuluh tahun saat itu. Ia mengepalkan tangan kuat dan mengatupkan bibir rapat, menahan satu pun suara agar tak keluar dari bibirnya meski seluruh tubuhnya terasa sakit tatkala tongkat kayu ayahnya terayun dan menghantam tubuhnya tanpa henti sejak sepuluh menit lalu.“Bagaimana bisa kemampuan menembakmu lebih buruk dari anak balita?! Apa kau bahkan anakku, hah?!” bentak ayahnya. “Ketika Brand seusiamu, dia sudah tidak pernah sekali pun meleset dari target. Bahkan Sonya yang tidak melatih itu untuk senjata utamanya saja, bisa melakukan itu lebih baik darimu! Apa sebenarnya yang bisa kau lakukan? Kau lemah dalam pertarungan tangan kosong. Kau tidak punya keahlian apa pun dalam senjata. Benar-benar anak tidak berguna!”Allen sudah terbiasa mendengar itu. Anak tidak berguna. Itu adalah julukannya di rumah ini. Karena seperti yang dikatakan ayahnya, dia sama sekali tak berbakat seperti kakak sulungnya, maupun kakak keduanya.Allen tak lagi menghitung berapa lama waktu yang ia
Read more

47 – Dingin

“Allen masih belum keluar dari ruang kerjanya sejak tadi pagi?” tanya Freesia pada Sean, orang kepercayaan Allen yang berjaga di depan pintu ruang kerja Allen.“Ya, Nyonya,” jawab Sean.“Apa dia bahkan makan sesuatu seharian ini?” Freesia mengecek.“Tidak, tapi Tuan baik-baik saja dan saat ini Tuan sedang sibuk dan tidak bisa diganggu,” beber Sean.“Kalau begitu, bagaimana dengan besok?” tanya Freesia. “Seharian tadi, Lily terus menanyakan Allen. Dia benar-benar ingin menghabiskan hari bersama aku dan Allen. Tak bisakah ia mengambil libur selama dua-tiga hari untuk itu?”“Maaf, Nyonya, saya tidak bisa memastikan itu,” jawab Sean.Ugh. Freesia harus bicara sendiri dengan Allen. Ia yakin, ada yang salah dengan Allen setelah pria itu terbangun karena mimpi buruknya. Jangan bilang … dia pingsan di dalam sana?“Hei, buka pintunya,” perintah Freesia kemudian. “Tadi pagi, Allen tampak pucat. Dia mungkin sakit. Jadi, apa yang kau lakukan dengan membiarkan dia di dalam sana sendirian tanpa mak
Read more

48 – Menunggumu

Allen memutuskan untuk ikut sarapan bersama Freesia dan Lily pagi itu karena tak ingin membuat Lily cemas. Toh setelah ini nanti dia akan keluar. Jadi, ia tak perlu menghindari mereka selama seharian ini.“Allen, apa kau masih sakit?” tanya Lily di tengah sarapan. “Fleesia bilang, kau butuh istilahat kalena kelelahan kemarin.”Allen tersenyum menenangkan Lily. “Aku baik-baik saja, Lily.”Mata Lily seketika berbinar penuh harap. “Kalau begitu, hali ini kita bisa …”“Tidak,” Allen menyela Lily. “Hari ini aku harus keluar karena urusan pekerjaan.”“Ah …” Kekecewaan tampak jelas di wajah anak itu. Allen tak tahu kapan terakhir kali ia melihat wajah kecewa itu karena alasan ini. Namun, ia tak akan pernah terbiasa dengan itu.“Lily, hari ini aku akan menemanimu bermain seharian,” Freesia menghibur Lily. “Oh, dan juga …” Freesia tiba-tiba membisikkan sesuatu pada Lily.Entah apa yang dibisikkan gadis itu pada Lily, tapi setelahnya, wajah Lily kembali penuh senyum. Ah, ia merasa tersisihkan.
Read more

49 – Gangguan Kecil

“Allen,” panggil Freesia ketika Allen tak lagi mengatakan apa pun setelah menolak menurunkan Freesia dan berkeras mengantar Freesia ke kamarnya. Freesia menghela napas. “Kau membawaku ke kamar yang salah. Lily juga tidur di kamarmu. Dia akan menangis jika terbangun tanpa aku karena aku memeluknya sampai dia tertidur tadi.”Allen tak mengatakan apa pun, tapi pria itu membawa Freesia ke kamarnya.“Apa kau marah karena aku tidur di kamarmu?” tanya Freesia.Allen masih tak menjawab.“Apa kau marah karena kemarin aku mengganggumu di ruang kerjamu?” tanya Freesia lagi.Masih tak ada jawaban.“Apa kau malu karena aku memergokimu terbangun karena mimpi buruk?” Freesia tak menyerah.Tak ada reaksi.“Hei, ayolah. Semua orang pasti pernah bermimpi buruk,” Freesia berkata. “Bahkan meskipun itu kau …”“Jangan berisik,” Allen akhirnya angkat suara, menyela kalimat Freesia. “Lily tidur.”Ah, mereka sudah tiba di kamar pria itu. Freesia mendecak kesal ketika Allen menurunkannya di tepi tempat tidur.
Read more

50 – Peaceful Life

Bahkan dari dalam ruang kerjanya, Allen bisa mendengar samar suara musik dari halaman belakang. Apa mereka bersantai di kolam renang sepagi ini? Mereka bahkan baru selesai sarapan beberapa saat lalu dan sekarang sudah bermalas-malasan di kolam renang. Well, selama mereka tidak membuat masalah …Tidak. Allen seketika ingat insiden apa saja yang terjadi di kolam renang. Ia tak bisa tenang meninggalkan dua gadis itu bermain di dekat kolam renang. Allen akhirnya memutuskan untuk mengecek dan memastikan tingkat bahaya kegiatan mereka kali ini.Allen pergi ke balkon belakang lantai dua untuk mengecek ke halaman belakang. Tampak Freesia dan Lily berdiri di tepi kolam renang. Mereka bergerak dengan iringan musik melakukan … senam?“Lily, di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat,” Freesia berkata pada Lily dengan suara keras untuk mengalahkan suara musiknya. “Karena itu, kita harus menjaga kesehatan dengan berolahraga rutin dan makan makanan yang bergizi. Kau mengerti?”Lily mengangg
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status