Home / Romansa / Salah Jodoh / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Salah Jodoh: Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

31 – Apa yang Salah?

“Kau … serius dengan kata-katamu itu?” Alia sampai ternganga tak percaya sepanjang mendengar penjelasan Val mengenai gadis bernama Freesia itu.“Apa aku tampak sedang bercanda?” balas Val dengan ekspresi gusar.Tidak. Val tidak akan bercanda tentang hal seperti ini. Jika itu menyangkut tentang mereka, maka itu adalah hal yang serius. Amat sangat serius.“Jadi, maksudmu … Allen benar-benar serius tentang menikahi gadis itu?” Alia memastikan.Val mengangguk. “Kau sudah lihat sendiri. Dia juga pasti mengancammu, kan?”Ya. Dia memberi peringatan yang sangat jelas pada Alia. Dan itu menunjukkan keseriusannya.Namun, apa yang sebenarnya ada di pikiran Allen? Tidakkah pria itu tahu, melibatkan orang yang tak bersalah hanya akan membuat masalah ini semakin panjang? Alia bahkan tak tahu bagaimana mereka bisa bertemu. Apakah itu benar-benar kebetulan?Tidak. Bagaimana jika Allen sudah merencanakan semua ini?Jika Allen tidak berhenti, Alia khawatir suatu saat, Lily akan terseret dan terlibat. D
Read more

32 – Berbeda

Alia tak bisa berkata-kata ketika melihat apa yang barusan terjadi di depan matanya. Tak pernah sekali pun Alia melihat Allen melakukan hal seperti itu kecuali untuk Lily. Sama seperti di malam kecelakaan itu. Bagaimana Allen menembus hujan lebat untuk datang menjemput Lily dan semalaman berusaha menenangkan bayi Lily yang menangis tanpa henti.Dengan kata lain, Allen akan melakukan apa pun untuk Lily. Seperti misalnya, melompat ke kolam yang dangkal, atau bahkan melompat dari tebing tinggi. Namun, apa yang barusan terjadi?Alia bahkan sampai tak berusaha menahan Allen ketika pria itu melewatinya begitu saja dengan ekspresi tak terbaca. Alia melihat pakaian pria itu basah. Dan orang yang menyebabkan reaksi tak terduga Allen itu adalah …Alia menoleh ke tepi kolam renang, tempat Lily menumpuk tubuhnya di atas tubuh Freesia yang dipeluknya erat. Alia mendengus tak percaya.Sekarang, alasan Val meminta Alia membawa gadis itu pergi dari sini, bagaimanapun caranya, terdengar sangat masuk a
Read more

33 – Peringatan

Setelah berganti pakaian tadi, Allen sengaja tidak kembali ke kolam renang dan malah pergi ke ruang kerjanya. Ia juga tidak keluar bahkan ketika Alia dan anak-anak panti asuhan meninggalkan rumahnya sore itu. Toh, Lily tampak baik-baik saja bersama Freesia. Anak itu bahkan tidak menangis atau merengek ketika Alia dan anak-anak panti asuhan itu pulang. Tak seperti biasanya.Namun, tak lama setelah kepergian Alia dan anak-anak panti asuhan, pintu ruang kerjanya diketuk dan didengarnya suara Freesia dari luar,“Allen, boleh aku masuk?”Allen mengerutkan kening heran. Apa gadis itu sudah tak marah lagi pada Allen? Mengingat, Allen tidak hanya membuatnya kesal sekali, tapi dua kali. Dia tampak benar-benar kesal ketika Allen mengacaukan rencananya memberi event kejutan aneh pada Lily tadi.“Masuklah,” Allen menjawab.Pintu ruangan itu terbuka dan kepala Freesia menyembul dari baliknya. Tak bisakah ia langsung masuk saja tanpa membuat efek seperti itu? Namun, gadis itu lantas melongok ke kan
Read more

34 – Ujian

“Kau selius, Fleesia? Kita akan belmain ke panti asuhan?” Mata Lily berbinar penuh harap sekaligus ketidakpercayaan.Freesia mengangguk kuat. “Ya. Kau bisa memastikannya sendiri pada papamu,” jawabnya.Lily langsung menoleh pada Allen. “Apa itu benal, Allen?” ia memastikan.Allen mengangguk sembari menyuapkan sepotong daging ke mulutnya.“Wow! It’s so f***ing gleat!” seru Lily dengan umpatan tak ter-filter.Freesia yang tak menduga akan kemunculan tiba-tiba kata itu, seketika panik. Ia melirik Allen sekilas sebelum mengoreksi Lily,“It’s so awesome, right?” Freesia tersenyum pada Lily. “Kau bisa bermain dan bersenang-senang dengan teman-temanmu di panti asuhan nanti.”Lily mengangguk kuat sembari tersenyum lebar. “Kapan kita akan pergi ke sana?” tanya Lily.Freesia belum bisa memastikan itu, jadi ia menoleh pada Allen. “Kapan kau punya waktu luang untuk menemani kami ke panti asuhan?” tanyanya.“Semakin cepat semakin baik,” jawab Allen.Ah, benar juga. Kemarin Allen bilang jika dia ad
Read more

35 – Tekad

Setelah memproses kata-kata Allen tadi, Freesia yang sudah menyimpulkan maksud Allen, langsung mengecek sembari menatap Alia,“Dia sedang mengujiku, kan? Dia ingin mengecek apakah aku akan berusaha kabur, kan?”Alia tersenyum kecil, mengangguk. Ia tak tahu, Allen sepeduli itu pada gadis ini. Sungguh, ini membuat Alia semakin serakah. Jika perlu, dia ingin mengurung gadis ini di kamarnya agar dia tak bisa kabur ke mana pun.“Hell, dia pasti hanya mencari alasan untuk membunuhku,” geram Freesia.Reaksi Freesia itu mengejutkan Alia.“Apa dia pikir aku bodoh?” dengus Freesia.Apa gadis ini serius?“Tapi, jika dia berusaha membunuhmu bahkan meskipun kau kabur darinya, apa yang akan kau lakukan?” tanya Alia.Freesia memutar mata. “Jika itu kau, memangnya ke mana kau akan pergi jika satu-satunya tempat pulangmu adalah rumah itu?” balas gadis itu. “Dia yang paling tahu itu, tapi dia masih bisa mengatakan hal seperti itu padaku? Apa dia meledekku?”Oh, Freesia. Alia tak tahu apa ia harus berte
Read more

36 – Sonya

“Kami pertama bertemu di sekolah,” Alia membuka ceritanya begitu mereka duduk di bangku teras di halaman belakang. “Aku dan ibu kandung Lily.” Alia tersenyum hangat sembari melanjutkan, “Namanya Sonya. Dan hingga saat ini, aku tak bisa melupakan betapa terpukaunya aku pada kecantikannya. Di mataku, dia tampak seperti tuan putri yang keluar dari buku dongeng.”Freesia tak meragukan itu. Mengingat Lily pun tampak secantik dan menggemaskan itu. Namun, dengan wanita secantik itu sebagai ibu Lily, bagaimana Allen bisa berakhir tanpa wanita itu di sampingnya saat ini?“Tapi setelah lulus sekolah, kami lama tak berkabar,” sebut Alia. “Aku yang selama ini tinggal di panti asuhan, akhirnya menjadi pengurus panti asuhan, menggantikan ibu kepala panti asuhan sebelumnya.”Ah … Freesia juga tak tahu tentang latar belakang keluarga Alia yang seperti itu. Ia penasaran, tapi ia tak merasa berhak untuk bertanya tentang itu.“Hingga suatu hari, dia tiba-tiba muncul di depan pintu panti asuhan ini,” ung
Read more

37 – Permintaan

“Apa Lily sudah tahu tentang semua ini?” tanya Freesia begitu ia kembali tenang.Alia menggeleng. “Dia sudah tahu jika Allen kehilangan dua orang kakak, tapi hanya itu. Aku tak ingin menyembunyikan kebenaran tentang keluarganya dari anak itu. Tapi, aku juga belum siap menceritakan semuanya,” akunya. “Allen juga sepertinya belum menceritakan apa pun pada Lily. Hingga saat ini, Lily belum tahu tentang orang tua kandungnya.”Freesia tak bisa untuk tidak sedih mendengar itu. Namun, seperti yang dikatakan Alia, Lily masih terlalu kecil.“Jadi, yang dia tahu hanyalah bahwa Allen adalah papanya?” tanya Freesia.“Um … bisa dibilang seperti itu,” jawab Alia.Freesia mengerutkan kening. Dan apa maksudnya itu?“Selama satu tahun setelah kematian orang tua Lily dan Brand, Allen sibuk dengan berbagai macam hal sebagai penerus keluarganya. Jadi, aku menjadi pengasuh Lily dan selalu membacakan buku cerita untuknya. Sepertinya dia juga belajar kata ‘Papa’ dari buku cerita yang kubacakan. Mengejutkann
Read more

38 – Keputusan Akhir

“Alia, kau tak perlu khawatir tentang nenekku,” Freesia berkata tegas. “Aku sudah menjalani hampir seumur hidupku hingga saat ini untuk melakukan semua yang dia inginkan, untuk menjalani hidup yang dia inginkan. Dan aku sudah cukup memenjarakan diriku sendiri selama ini untuk menuruti nenekku. Tapi, kau tahu apa hasilnya?”Freesia menarik napas. “Dia tidak pernah memberikan kebebasan ataupun kepercayaan sedikit pun padaku. Bahkan, dia berusaha menjodohkanku dengan orang yang sama berbahayanya dengan Allen,” sebut Freesia. “Well, pilihanku hanya di antara dua orang yang berbahaya. Jadi, kenapa aku tidak memilih orang yang kuinginkan alih-alih orang yang diinginkan nenekku? Toh, yang akan menikah adalah aku, bukan nenekku.”“Karena itu pilihanmu, huh?” Alia tersenyum geli.“Ya,” jawab Freesia. “Ketika aku memutuskan untuk memilih kebebasan, aku sudah memutuskan untuk mengambil jalan yang kupilih sendiri. Apa pun itu. Dan aku tahu, Allen akan memberiku kesempatan untuk memilih. Karena it
Read more

39 – Pertemuan Tak Terduga

“Lily tidur lagi,” Freesia memberitahu Allen yang menyetir. “Padahal tadi dia sudah tidur siang. Tapi, sepertinya dia masih mengantuk.”“Dia tadi tidur hanya sebentar, lalu kembali bermain lagi hingga sore. Itu yang kudengar dari orang-orangku,” balas Allen.“Oh … pantas saja …” gumam Freesia. Ia tadi tidak tahu karena ia sedang mengobrol dengan Alia. Well, ketika mereka kembali ke ruang bermain tadi, anak-anak sudah bangun dan sedang bermain rumah-rumahan di sana. “Tapi, kenapa kau menyetir sendiri? Tadi kita berangkat dengan sopir dan pengawal.”“Karena kupikir, kau akan merasa lebih nyaman untuk beristirahat sepanjang jalan pulang jika hanya ada kita bertiga,” jawab pria itu. “Aku bahkan tidak akan mengatakan pada siapa pun jika kau mendengkur.”“Ha ha,” Freesia tertawa kering. “Aku tidak mendengkur.”“Well, jika kau tidur, bagaimana kau bisa tahu kau tidak mendengkur? Apa perlu aku merekam itu untukmu?” tantang Allen.Tidak mungkin. Freesia tidak pernah merasa … hold up! Seperti y
Read more

40 – Ancaman

Allen sudah menduga, suatu saat hal seperti ini akan terjadi. Ia juga sudah memikirkan kemungkinan mereka akan dicegat dalam perjalanan ke atau pulang dari panti asuhan. Namun, ia sama sekali tak menyangka jika nenek Freesia akan ikut datang kemari.Wanita tua itu pasti sangat putus asa hingga dia muncul dengan sendirinya di depan Freesia. Well, meski apa pun yang akan ia katakan tentang Allen pada Freesia, itu tak akan mengubah pikiran Freesia. Karena Allen sudah menunjukkan cukup banyak hal tentang dirinya pada Freesia.Yang Allen khawatirkan adalah Lily. Ia tak berencana menunjukkan keberadaan Lily pada musuhnya. Well, selama Freesia tidak keluar dari mobil, maka tidak ada alasan bagi Lily untuk muncul juga.“Aku tidak ingin memperpanjang urusan kita. Jadi, aku hanya meminta kau mengembalikan cucuku dan urusan kita selesai di sini,” ucap nenek Freesia tanpa basa-basi.“Dan jika aku tidak mau?” balas Allen.Mata wanita tua itu menyipit tajam. “Apa Roberto bahkan tahu apa yang kau la
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status