Pukul 20.13 hujan turun perlahan, kutengok Ken dari jendela memastikan dia baik-baik saja. Dia tersenyum pasti menandakan kalau dia tidak apa di luar. Semoga dia jodohku, Tuhan.[Tidurlah, aku aman ko. Eh, jangan-jangan kamu pengen ditemenin ya tidurnya.] dasar Kenzo, dia mengirim pesan demikian.[Geer, mana ada. Aku cuma ingin memastikan calon papa dari anak-anakku gak digondol kucing, hahaha.][Hilih, dikira aku apaan. Dah sana tidur.][Siap.]Aku mulai bersiap untuk pergi tidur, namun ponsel berdering nyaring sekali. Ibu? "Assalamualaikum, Bu,""Waalaikumsalam, kamu di mana, Nak?""Tita baik-baik saja, maafin tita saat ini." Klik, kumatikan ponsel demi memutus percakapan itu. Sungguh, aku sakit melakukan ini tapi aku hanya ingin bersama Kenzo saat ini. Maafin Tita, Bu.Tok tok tok ! kaca jendela diketok Ken, aku menghampirinya."Kenapa?""Buatin aku kopi, Yank.""Sebentar, ya.""Siap nyonya." Senyum Ken mengembang.Gegas aku buatkan coffee late untuknya, kasihan dia harus tidur d
Baca selengkapnya