"Angkat saja dulu," seru bu Indi. Aku pun manut. "Iya bu Assalamu'alaikum, ""Waalaikumsalam, di mana kamu? Mau hujan loh, ibu suruh Ken jemput kamu ya?""Gak usah, sebentar lagi aku pulang ko.""Yasudah, buruan.""Iya, Bu.""Pulang sana, sebelum hujan turun.""Yuk, bareng," ajakku. Tapi bu Indi menggeleng. "Cerita kita belum selesai, di mana anak ibu dan abi?""Tita, sudah. Cepet kamu pulang sana.""Ayolah bu,""Besok lagi saja,""Ibu janji ya cerita lagi ya,""Iya, sana pulang. Hati-hati ya."Akupun pulang sebelum hujan turun, semoga tidak ada anak buah Kenzo yang melihat aku dan bu Indi mengobrol. ***Kasih, kupagari taman-taman itu di lepas pantai ketika aku melewati hutan bebatuan. Padi-padi melambai, puisi pun ikut membentangkan langit pada burung-burung yang terbang karena merindukan sangkarnya. Angin berlari-lari kecil menjelang fajar ditengah sawah antara pohon kelapa dan sayap-sayap yang patah. Birahi memelas jenazah, menghilangkan jejak di pasir putih dengan bayangannya
Baca selengkapnya