Melihat seekor ular derik besar sedang menggoyangkan ekornya, Louis terkesiap. Cepat-cepat ia melemparkan tasnya ke depan kaki Emily, menjadikannya penghalang kalau-kalau ular itu menyerang. "Ayo, Emily! Cepat berdiri!" Louis menarik lengan sang adik. Dengan air mata meleleh di pipi, Emily berusaha mengumpulkan kekuatan di kaki. Tepat ketika ia berhasil bangkit, Frank langsung menggendong dan memeluknya erat. "Kau baik-baik saja, Tuan Putri? Ular itu tidak menggigitmu, kan?" Ia menepuk-nepuk punggung mungil yang gemetar itu. Sambil menyeka wajah dengan punggung tangan, Emily menggeleng. "Tidak, tapi aku sangat takut dan terkejut. Ular itu terlihat marah padaku. Padahal, aku cuma mencari bunyinya." Frank menghela napas lega. "Ular itu marah karena merasa terancam. Lain kali, kalau ada bunyi seperti itu, jangan mendekat, hmm?"Setelah mendapat anggukan dari sang putri, Frank beralih kepada Louis yang telah ditarik mundur oleh Jeremy. "Kau juga baik-baik saja, Jagoan?" Louis mengan
Read more