Home / Pendekar / MENANTU SETENGAH DEWA / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of MENANTU SETENGAH DEWA: Chapter 81 - Chapter 90

172 Chapters

Pusat Pelatihan

“Aku akan melatih mereka dimana tempat asalku, yaitu di kaki bukit tunggal dan aku akan memproteksi wilayah tersebut terbebas dari gangguan anggota ilmu hitam, karena seperti halnya kita ketahui, hanya tempat itulah yang terbebas dari jangkauan mereka," ujar Hakya kemudian.Pak Kusno hanya menganggukkan kepalanya, dan beliau semakin yakin kalau orang yang saat ini sedang berada di sampingnya bukanlah orang sembarangan. Buktinya Hakya bersedia untuk melatih para pemuda negeri ini untuk melawan kerajaan ilmu hitam.“Sekarang, mari kita pulang. Biarkan saja saat ini semua yang terjadi, karena kita tidak akan bisa untuk melawan mereka hanya dengan berdua saja. Nanti Bapak kenapa-kenapa,” ujar Hakya lagi kepada pak Kusno, kemudian keduanya pergi meninggalkan hutan di mana tempat tambang tersebut berada.Dan saat ini pintu gerbang tambang itu juga sudah tertutup, Hakya yakin kerja paksa sudah di mulai."Mulailah untuk menyebarkan berita ini secara diam-diam, kumpulkan semua pemuda dan kita
Read more

Latihan yang Berat

“Tidak ada,” jawab salah seorang dari mereka dan langsung berbaris. Semua pemuda yang sudah berkumpul itu berbaris dengan rapi, mereka melihat wajah Hakya saja sudah merasa segan dan sangat mengaguminya. “Dua orang secara sukarela maju sebagai pemimpin kelompok!” ujar Hakya kemudian. Hakya tidak mau menunjuk, karena tidak semua orang suka ditunjuk menjadi pemimpin. Hakya lebih baik dia menunggu orang yang akan mengajukan diri. Kemudian tampak dua orang maju setelah mereka terlihat berembug menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka. “Perkenalkan nama kalian,” ujar Hakya saat kedua orang itu sudah berdiri di depannya. “Saya Hofan!” “Saya Jirat!” Hakya mengangguk mendengar perkenalan kedua calon pemimpin kelompok yang akan di latihnya. Sebelumnya Hakya hanya mengenalkan dirinya bernama Hiya, dia tidak mau memperkenalkan nama aslinya. Karena dia tahu, yang akan mereka lawan nantinya pasti ada kelompok yang dipimpin oleh mertuanya. Hakya tidak mau mertuanya begitu cepat
Read more

Jangan Jadi Pengkhianat!

“Tidak ada yang mau menjelaskan?” tanya Hakya kemudian, karena semua orang tampak menunduk dan takut. Terlihat mereka semua tampak sangat tidak nyaman dengan pertanyaan yang diajukan oleh Hakya.“Saya tidak pernah memaksa kalian untuk datang kesini, itulah makanya saya memberikan kesempatan untuk keluar barisan bagi mereka yang ternyata belum siap. Saya menanyakan hal itu, karena saya hanya ingin tahu saja sebenarnya apa alasannya.”“Nantinya kami yang disini sedang berlatih ini akan melakukan evaluasi diri kalau misalnya kami memang tidak cakap dalam pelatihan ini,” ujar Hakya lagi.Setelah beberapa saat tampak salah seorang maju ke depan barisan.“Saya bernama Fai, alasan saya keluar adalah saya tidak mau mati sia-sia. Karena yang saya tahu dari cerita ayah saya kalau kerajaan ilmu hitam memiliki kekuatan yang sangat besar. Anak buah yang mengabdi kepada ilmu hitam bukan hanya dari manusia, namun banyak dari golongan iblis yang menjadi pengabdi ilmu hitam yang setia. Bagaimana caran
Read more

Susah Ditembus

Semua pemuda itu akhirnya tidak ada yang berani meninggalkan barisan, apalagi melihat Hakya yang tampak sangat awas. Mereka semua yakin kalau Hakya bisa mengatasi semua itu.Whussss!Whuuss!Angin bertiup semakin kencang, dan anehnya tidak ada pohon-pohon yang patah, walaupun ujungnya sudah hampir mengenai tanah karena tiupan angin tersebut. Semua pohon-pohon tampak bergoyang kencang dan terlihat seperti sedang menahan serangan."Ada apa ini, Guru? Kenapa ada angin kencang sekali?" tanya Jirat kepada Hakya. Karena tidak pernah mereka melihat angin yang sangat kencang menakutkan seperti itu."Ada salah satu dari anggota yang turun tadi pasti berkhianat," ujar Hakya kemudian menjawab raut penuh tanya dari wajah-wajah para pemuda itu."Tapi, bukankah seharusnya tidak bisa menjangkau tempat ini tanpa diberikan kuasa?" tanya salah satu pemuda itu dengan penasaran.Karena memang bukit tunggal adalah bukit yang tidak bisa ditaklukkan oleh sembarang orang. Hanya orang yang mendapatkan kuasa y
Read more

Iblis Kalah

“Apa yang terjadi?” tanya para pemuda itu sambil berbisik. Mereka penasaran dengan apa yang akan terjadi dengan iblis itu setelah mendapat serangan dari ilmu Hakya.Setelah mendengar jeritan satu kali, mereka tidak mendengar suara apapun lagi. Bahkan angin yang tadinya bertiup dengan kencang sekarang seketika berhenti.Mereka melihat ke arah Hakya yang tampak masih duduk di tempatnya dengan posisi yang belum berubah, dan masih memejamkan matanya.Bhuuuuuus!Sekali lagi Hakya melepaskan jurusnya dengan sekuat tenaga.“Aaauuuu!”Sekali lagi terdengar teriakan dari iblis itu, dan seketika itu juga terlihat angin dengan sangat kencang kembali berembus. Namun dengan arah yang berlawanan seperti sebelumnya.Hening!Kembali suasana hening di kaki bukit tunggal itu. “Dia sudah pergi,” ujar Hakya kemudian berdiri dan menghela nafas berat.Semua orang yang berada dalam barisan tampak menghela nafas lega, mereka akhirnya melihat dengan mata dan kepalanya sendiri kemampuan Hakya dalam mengalahka
Read more

Jangan Membunuh Sembarangan

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Hakya sedikit panik.Hal yang Hakya takutkan adalah, para pemuda itu terluka. Karena mereka belum memiliki modal apapun untuk bertarung. Jika mereka diserang oleh anak buah ilmu hitam, mereka tidak akan bisa melawan. Inilah salah satu alasan Hakya untuk mengadakan latihan di kaki bukit tunggal, karena keamanan mereka terjaga."Tidak ada apa-apa, Guru," jawab Hofan. Karena ternyata suara itu berasal dari kelompok Hofan yang sedang mendirikan tenda."Tadi, ada suara yang berteriak, itu kenapa?" tanya Hakya lagi.Hakya ingin tahu, ada apa dengan mereka. Karena setahu Hakya, iblis sudah dia kalahkan. Da tidak mungkin si iblis bisa menembus pertahanan bukit tunggal, kecuali dia akan mencari mati."Si Angda takut dengan ulat. Ada ulat yang hinggap di tangannya," jawab Hofan menjelaskan kepada Hakya.Hakya hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar itu. Ternyata malah ada yang takut dengan ulat, tapi memiliki tekad untuk mengalahkan ilmu hitam. "Namanya
Read more

Upaya Iblis untuk Mengganggu

Pagi ini seperti yang sudah Hakya perintahkan kepada seluruh Pemuda tersebut, kalau mereka akan memulai pelatihan di hari pertama.Semua pemuda sudah berkumpul di lapangan yang sangat luas, mereka begitu bangga dan bahagia bergabung di dalam pasukan yang dipimpin oleh Hakya tersebut. Karena selain mereka memiliki ilmu dasar bela diri mereka juga dibekali dengan cara bertahan hidup."Semuanya sudah siap, Jirat, Hofan?" tanya Hakya kepada kedua ketua kelompok yang terpilih itu.Menurut laporan dari ketua kelompok tersebut mereka semuanya sudah siap menerima ilmu yang akan diberikan oleh Hakya nantinya.Hakya mulai mengajarkan berbagai teknik dasar untuk mereka, dan beruntungnya semua orang yang tergabung di dalam sekelompok pemuda tersebut begitu mudah dan cepat memahami dasar-dasar yang diajarkan oleh Hakya tersebut."Saya berharap kita semua dapat fokus ke dalam pelatihan ini, karena kita juga tidak akan membiarkan kekuatan ilmu hitam terus menguasai bumi. Karena jika kita terlalu lam
Read more

Melanggar Janji

"Silakan kalian berbaris di depan bagi yang merasa takut dengan gangguan-gangguan yang berada di belakang kalian. Namun, sebenarnya gangguan tersebut hanyalah bisa sebatas itu saja, mungkin tidak akan ada yang bisa masuk ke sini karena kita sudah pasang proteksi yang double untuk tempat ini.""Tidak ada makhluk yang bisa masuk ke sini, meskipun dia memiliki niat yang baik. Karena saya tidak mau pelatihan ini terganggu dengan kehadiran makhluk luar, namun jika masih ada yang merasa terganggu dan merasa hilang konsentrasinya karena gangguan ilmu hitam itu, ya silahkan berbaris di paling depan," ujar Hakya kepada seluruh Pemuda tersebut.Kemudian para pemuda yang merasa ketakutan itu langsung berbaris di depan, mereka lebih merasa nyaman saat berbaris di dekat Hakya, karena mereka merasa mendapatkan perlindungan secara langsung dari Hakya.Mereka takut, mereka yang belum memiliki ilmu apa-apa tersebut terganggu dan ditarik keluar oleh iblis tersebut. Padahal itu tidak akan pernah bisa te
Read more

Sekian Purnama

Akhirnya hari Itu Hakya langsung berangkat untuk naik ke atas bukit tunggal dan kebetulan memang saat ini sedang bulan purnama.Namun, ini adalah bulan purnama yang kesekian kalinya setelah Hakya turun dari atas bukit tersebut. Ada rasa rindu yang bergejolak di hati Hakya yang sudah lama tidak bertemu dengan istrinya, namun rasa bersalah juga begitu mendera hatinya di mana dia pernah menjanjikan akan pulang dalam beberapa hari kepada Kanaya. Namun, ternyata sudah sampai berbulan-bulan dia baru bisa pulang.Hakya sudah berada di depan gerbang padepokan, gerbang yang tertutup rapat tersebut tidak terdengar suara apapun di dalam gerbang itu. Ada rasa takut di hati Hakya kalau Kanaya terjadi apa-apa. Bahkan dia tidak mendengar suara satu binatang pun di dalam sana."Buka gerbangnya, Hakya datang!" ujar Hakya pelan dan seketika gerbang dari batu tersebut terbuka.Krrreeeek!Perlahan Hakya melangkahkan kakinya masuk ke dalam gerbang tersebut yang segera tertutup setelah Hakya masuk. Sepert
Read more

Terlalu Banyak Tanya

"Hai burung gagak, tolong bantu aku tunjukkan di mana keberadaan Kanaya," mohon Hakya kepada kedua burung gagak tersebut. Karena keduanya setelah mengangguk tiba-tiba mereka menggelengkan kepalanya.Hal itu membuat Hakya tampak hilang akal, dan frustasi.Melihat Hakya yang sudah memelas dan memohon, bahkan terlihat ingin menangis membuat kedua burung gagak tersebut tampak merasa kasihan. Sehingga kemudian keduanya hanya menganggukkan kepalanya lagi dan meminta Hakya untuk mengikuti mereka dari belakang.Gak! Gak! Gak!Sepanjang perjalanan kedua burung tersebut terbang dengan begitu pelan, namun dia terus berteriak dengan suaranya yang sangat keras memecah kesunyian di area padepokan."Apakah Kanaya baik-baik saja? Dan di mana dia saat ini? Kenapa dia tidak ada di padepokan? Bukankah seharusnya dia sudah kembali ke Padepokan karena hari sudah beranjak malam?" tanya Hakya kepada burung gagak.Gaaaaak!Hakya yang memiliki begitu banyak melontarkan pertanyaan tanpa jeda kepada kedua burun
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status