Semua Bab MENANTU SETENGAH DEWA: Bab 71 - Bab 80

172 Bab

Incaran Ratu Ilmu Hitam

Hakya tersentak saat mendengar pertanyaan Kanaya. Ada rasa ragu dihatinya, apalagi saat melihat Kanaya yang sepertinya sangat mengharapkan kalau Hakya tidak pernah lagi meninggalkan dia diatas bukit sendirian.“Kanaya, aku hanya akan turun sebentar. Dan di bawah sana itu kondisi sangat kacau. Aku takut kamu kenapa-kenapa,” ujar Hakya kepada sang istri.Kanaya menggeleng.“Aku takut ayah dan ibu mengalami hal yang buruk,” ujar Kanaya dan seperti memohon kepada Hakya kalau dia ingin ikut turun.Hakya menggeleng. Dia harus tegas kepada Kanaya, karena di bawah juga anak buah Ratu Ilmu Hitam sedang berkeliaran. Disamping mereka menjarah harta-harta orang miskin mereka juga selalu mengintai Kanaya. Mereka akan menunggu Kanaya turun dan akan membawa Kanaya ke istananya karena Pangeran sudah menunggu sejak lama kedatangan Kanaya disana.Bahkan Tuan Kafka dan Nyonya Farah juga sedang berusaha mencari Kanaya, mereka diberikan waktu yang terbatas oleh Ratu untuk membawa Kanaya ke istana Ratu. Ji
Baca selengkapnya

Aku Akan Segera Kembali

Kanaya hanya menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Hakya. Walaupun ada rasa berat melepaskan kepergian Hakya turun kebawah, namun dia tidak punya pilihan lain.“Tidak ada. Hanya saja kamu tolong kamu pastikan ibu, ayah dan Zanaya dalam keadaan aman dan baik-baik saja,” ujar Kanaya pelan.Meskipun rasa sakit akibat perlakuan kedua orang tuanya terus saja pedih, namun Kanaya juga tidak mungkin tega jika mereka dalam kondisi yang tidak baik-baik.“Baiklah,” jawab Hakya pelan.Sebenarnya Hakya juga sedih, karena harus kembali meninggalkan Kanaya seorang diri diatas bukit tunggal ini. Namun, Hakya juga tidak mungkin dia hanya menjadi penonton melihat apa yang terjadi di bawah sana.Sebelum Hakya turun ke bawah, Hakya memasuki kamarnya dan kemudian bertapa sebentar.“Dewa, apa sebenarnya yang Engkau berikan kepada mereka yang dibawah sana?” tanya Hakya sambil memejamkan matanya.Hening.Hakya menunggu beberapa saat, dia tahu dewa pastinya mendengar pertanyaannya. Dan benar saja, tida
Baca selengkapnya

Lawan Aku!

Hakya segera turun ke bawah dengan sangat cepat. Dia pun sudah mengatakan kepada salah satu burung gagak untuk tetap berada di atas bukit dan menemani Kanaya diatas sana. Setelah Hakya pergi, pintu gerbang padepokan tersebut tertutup secara otomatis.“Mari kita lihat apa yang sedang terjadi di bawah sana,” ujar Hakya mengajak burung gagak tersebut.Hakya turun dengan bergegas bersama beberapa burung gagak yang sejak tadi sangat penasaran dengan apa yang terjadi di bawah sana. Bahkan Hakya seperti sedang terbang saking cepatnya Hakya berlari.“Apa yang terjadi?” tanya Hakya pada salah seorang penduduk yang tampak berlari ke arah utara.Perempuan setengah baya itu berhenti sejenak, dan memandang Hakya dengan tatapan yang aneh. Mungkin dia belum pernah melihat Hakya sebelumnya, sehingga dia memperhatikan Hakya dari atas hingga bawah.“Kamu berasal darimana? Kenapa kamu ada disini?” tanya orang tersebut kepada Hakya.“Saya dari kaki bukit tunggal,” jawab Hakya kemudian. Karena Hakya tida
Baca selengkapnya

Kami Akan Berpesta!

"Hei orang asing jangan sekali-kali kamu mencoba untuk melawan kami! Apa kamu tidak melihat di sini sudah bergelimangan darah dan berserakan kepala manusia, kamu mau seperti mereka, hah?" tanya salah seorang anak buah Ratu Ilmu Hitam. Dan sepertinya dia adalah pimpinan kelompok tersebut. "Aku akan membuat perhitungan kepada kalian, namun sebelumnya kita harus membuat perjanjian dahulu. Bahwa kalian berhenti untuk membunuh manusia-manusia lemah yang tidak berdaya ini, jangan kalian menjarah harta-harta mereka untuk kepentingan kalian. Ingatlah manusia yang bersekutu dengan ilmu hitam, apa yang kalian lakukan itu akan mendapat ganjarannya nanti dan dewa pasti akan memberikan hukuman buat kalian yang telah melakukan kejahatan seperti ini," ujar Hakya kemudian.“Hahaha…."“Berasal dari mana orang ini yang tiba-tiba dia berbicara tentang dewa. Kalau memang Dewa itu ada, kenapa sekarang ini dia hanya diam melihat kekeringan dan ketandusan yang berada di permukaan bumi ini? Kalau memang Dew
Baca selengkapnya

Darahnya Manis

"Sepertinya darahnya begitu manis, sehingga aku sudah tidak sabar untuk mencicipinya," ujar salah seorang iblis anak buah Ratu Ilmu Hitam yang berwujud dengan badan besar dan hitam, dengan mata yang merah menyala itu.Membuat orang-orang yang tadinya ikut berkerumun dan menyemangati Hakya mulai berlari tunggang langgang, mereka benar-benar ketakutan ketika melihat iblis tersebut."Jangan harap! Karena aku akan menghabiskan kalian semua! Aku tidak pernah takut kepada kalian,” jawab Hakya yang tampak bersiap dengan sebilah pedang di tangannya.Hakya benar-benar sudah sangat marah, apalagi melihat salah satu iblis tersebut dia menggigit kepala manusia yang baru saja kalah dalam pertarungan itu. Ternyata korban-korban dari peperangan itu, bukan karena mereka tidak mau menguburkannya atau karena apa. Tapi mereka semua takut diserang oleh anak buah Ratu Ilmu Hitam dan para korban itu menjadi santapan para anak buah Ratu Ilmu Hitam yang berjenis iblis."Hei anak muda, datang dari pelosok man
Baca selengkapnya

Kemenangan Hakya

"Apa yang akan kau lakukan, wahai iblis? Apakah kau tidak melihat sebentar lagi darahmu akan habis?" tanya Hakya sembari tersenyum mengejek dan menatap ke arah anggota ilmu hitam yang lainnya yang tampak gemetaran ketika melihat iblis yang paling kuat dari mereka terkena sabetan pedang dari Hakya dan kalah."Ayo, siapa lagi yang berani maju?" tantang Hakya kepada semua anak buah Ratu Ilmu Hitam tersebut. Namun, tidak terduga mereka malah mundur perlahan apalagi ketika melihat iblis yang paling kuat tersebut tubuhnya jatuh tersungkur ke tanah.“Aaarrrrggght!” teriak iblis tersebut ketika Hakya menambahkan serangan ilmu api, sehingga membuat tubuhnya yang telah kehabisan darah itu terbakar dan akhirnya tubuh tersebut hanyalah tinggal debu-debunya.Anggota ilmu hitam yang paling kuat itu mati secara permanen, dia tidak akan bisa lagi kembali ke bumi ataupun kembali ke kerajaan ilmu hitam. Dia akan disiksa di antara langit dan bumi."Kalian, maju! Karena aku rasanya masih belum puas memb
Baca selengkapnya

Sebuah Petunjuk

“Nenek ini pikun dan tuli, jangan percaya,” ujar pak Kusno mengingatkan Hakya.Justru peringatan dari pak Kusno tersebut membuat Hakya semakin tertarik untuk bertanya, karena Hakya tidak menyangka kalau nenek tersebut mendengar percakapan mereka."Berapa lama, Nek, saya harus memberikan istri saya ramuan tersebut?" tanya Hakya bersemangat dan langsung mendekat ke arah nenek tersebut."Cukup berikan saja selama tujuh hari, nanti dia akan merasakan badannya segar kembali,” jawab nenek tersebut dengan sangat santai.“Ah jangan kau dengarkan nenek kami yang sudah tua ini. Penglihatannya sudah rabun dan pendengarannya sudah tidak tajam lagi. Dia hanya kadang-kadang bergumam tidak jelas. Jangan kau percaya,” ujar pak Kusno lagi yang langsung meminta anaknya untuk membawa si nenek tersebut masuk ke dalam rumahnya itu.Hakya tertegun mendengar apa yang disampaikan oleh nenek itu, walaupun anak dari si nenek mengatakan kalau nenek itu sudah pikun, buta dan tuli. Namun, entah kenapa dalam hati
Baca selengkapnya

Kiriman Dewa

Hakya tidak menyangka jika turunnya dia dari bukit akan mendapati kenyataan yang begitu banyak seperti itu.“Ternyata wajar jika Dewa marah, karena selama ini aku begitu cuek dengan semua keadaan yang ada. Aku bahkan banyak sekali tidak tahu kejadian-kejadian yang menimpa penduduk di sini," gumam Hakya di dalam hatinya sambil terus berjalan menyusuri perkotaan itu.Hingga tengah malam akhirnya mereka kembali ke rumah Pak Kusno, karena sudah begitu jauh mereka berjalan dan juga hari yang semakin gelap.Tuiiiiiing!Tiba-tiba sebuah api jatuh meluncur dari langit yang tidak terlalu besar dan tepat jatuh di depan Hakya, membuat Hakya dan Pak Kusno benar-benar terkejut. Walaupun api itu langsung padam di tempat."Itu api apa, Pak?" tanya Hakya tampak kebingungan ketika tapi itu jatuh tepat hadapan mereka."Semenjak fenomena munculnya bola api raksasa dari langit itu, hampir setiap malam kota ini mendapati api kecil yang tiba-tiba meluncur dengan kecepatan tinggi dari langit. Ketika mereka
Baca selengkapnya

Mengintai

Seperti yang sudah Hakya janjikan bersama Pak Kusno. Pagi-pagi sekali mereka akan mengintip kemana perginya orang-orang yang katanya dipaksa untuk bekerja di tambang emas milik kerajaan ilmu hitam.Dengan membawa sebilah pedangnya Hakya bersama Pak Kusno pergi pagi-pagi sekali, meninggalkan rumah tersebut. "Kita hari ini hanya akan mengetahui terlebih dahulu di mana letak tambang tersebut, kita tidak akan menyerang mereka. Karena nanti bisa terjadi hal yang tidak kita inginkan,” ujar Hakya kepada pak Kusno.Sebagai seorang yang mengikuti Hakya dari belakang, Pak Kusno hanya menyetujui apa yang menjadi rencana Hakya, dan juga dia berharap mendapatkan perlindungan kepada Hakya. Pak Kusno begitu yakin kalau Hakya bisa melindungi mereka, walaupun pak Kusno tidak tahu siapa Hakya sebenarnya, bahkan nama Hakya saja mereka tidak tahu.Mereka berjalan pelan keluar dari rumah membawa sebilah pedang dan penutup kepala, juga penutup muka agar mereka tidak dikenali oleh orang lain.Dan benar saj
Baca selengkapnya

Menyiapkan Pasukan Khusus

Hakya segera menarik Pak Kusno untuk bersembunyi di tempat yang aman, karena Hakya melihat kemudian beberapa orang anggota ilmu hitam tampak berpencar. Mereka mengeluarkan pedang masing-masing yang berkilauan untuk mencari Hakya.Sedangkan Pak Kusno tampak gemetaran dengan keringat dingin yang bercucuran. Pak Kusno begitu takut karena kecerobohannya, kalau mereka ketahuan oleh anggota ilmu hitam dan ditemukan maka habis sudah riwayat mereka."Tenanglah Pak, kita tidak akan ketahuan oleh mereka. Yang penting saat ini kita sudah mengetahui dimana tempat mereka. Sekarang kita butuh banyak orang untuk menutup tempat ini. Kita tidak mungkin menyerang hanya kita berdua saja, kita butuh banyak bantuan dari penduduk untuk menutup tempat ini agar tidak ada lagi kerja paksa di tempat ini," bisik Hakya kepada Pak Kusno.Pak Kusno tampak menganggukkan kepalanya, dia paham dengan apa yang disampaikan oleh Hakya, mereka juga tidak mungkin untuk menyerang tempat tersebut tanpa adanya bantuan dari ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
DMCA.com Protection Status