"Pergi dari sini! Bawa anakmu yang sakit-sakitan itu!" Suara Sri, wanita yang disebut Melati sebagai ibu mertua, menggelegar bak petir. Bergema dari sudut demi sudut ruangan. "Susah payah aku membesarkan Agung sendirian, bukan untuk menikahi perempuan sepertimu. Sudah miskin, tak berpendidikan, cuih .... " Ibu mertua yang dihormatinya selama ini, membuang ludah tepat di hadapan Mela, begitu ia biasa dipanggil. "Ya Allah, Bu. Apa salahku? Aku menikah dengan Mas Agung karena kami saling mencintai. Aku juga tidak pernah memaksa anak ibu untuk menikahku." Bayi dalam gendongannya menangis kencang, mendengar suara seseorang yang harusnya dipanggil nenek. Tetapi sikap Sri kepada Aruna bukan sikap seharusnya nenek kepada cucu, apalagi kepada Mela, menantunya. "Ha ... ha ... ha. Cinta kau bilang?!" Tawa itu terdengar seperti ejekan. "Tahu apa kau soal cinta? Apa bisa kau makan pakai cinta? Yang ada uang anakku, kau habiskan." Kini telunjuk wanita paruh baya itu mengarah pada Mela
Last Updated : 2022-12-01 Read more