Semua Bab Jebakan Ranjang Suami Tampan: Bab 71 - Bab 80
115 Bab
Dijemput Siapa?
“Berhenti.“ Vivian kembali mundur selangkah.“Ada apa, apa kamu tidak rindu denganku?“ tanya laki-laki di depan Vivian tersebut sembari maju selangkah.“Kenapa, bagaimana bisa kamu di sini?“ tanya Vivian yang makin waspada.“Tidak bisa, aku tidak boleh membiarkannya tahu keberadaan Shine,” batin Vivian.“Maksud kamu, bagaimana aku bisa menemukan kalian?“ tanya laki-laki di depan Vivian tersebut dengan suara lembut yang khas.Tiba-tiba dari arah lain terdengar suara langkah kaki masuk ke area tersebut.“Vi!“ Langsung saja Vivian menoleh. “Sean,” gumamnya.“Kamu sedang apa?“ tanya Sean yang didampingi Charles ke sana.Mendengar pertanyaan Sean, Vivian pun langsung kembali menoleh ke arah semula dan melihat laki-laki di depannya itu sudah tidak ada.“Ada apa?“ tanya Sean yang saat ini sudah berada tepat di samping Vivian. Ia cukup terkejut melihat wajah pucat Vivian, segera saja ia mengarahkan pandangannya ke sekitar tempat itu Dan tanpa aba-aba Charles pun segera memeriksa sekitar lok
Baca selengkapnya
Aldrich?
“Apa dia yang diceritakan oleh Shine?“ tanya Raven karena Vivian terlihat gamang saat akan mengatakan siap orang yang menemuinya tadi.Vivian yang sempat menundukkan pandangannya pun langsung mengangkat matanya lagi. Ia menatap lekat mata Raven. “Siapa yang diceritakan oleh Shine?“ tanyanya balik.“Laki-laki bernama Roland,” jawab Raven singkat.Vivian kemudian membuang napas panjang mendengar jawaban Raven. “Roland itu—”Kalimat Vivian berhenti ketika tiba-tiba ponsel Raven dan Vivian berdering bersamaan. Segera saja Raven melangkah kembali ke arah meja kerjanya dan kemudian mengangkatnya. Begitu juga dengan Vivian, ia juga langsung mengangkat panggilan yang ada di ponsel yang masih di genggamannya.“Ada apa Jes?“ tanya Vivian.“Vi, Roland datang,” ujar Jessi yang ada di dalam panggilan tersebut.“Lalu bagaimana dengan Shine, apa dia bersama dengan Roland?“ tanya Vivian yang sangat cemas saat ini.“Iya, dia kembali dengan Roland dan mereka sedang menonton televisi sekarang,” jawab Je
Baca selengkapnya
Rolland
Satu jam berlalu, saat ini Vivian dan Raven sudah berada di rumah sewa Vivian. “Jess! Shine!“ panggil Vivian sembari melangkah dengan cepat memasuki rumah sederhana itu.“Iya, Ma!“ sahut Shine dari ruang santai rumah itu.Segera saja Vivian mempercepat langkahnya.“Sayang, kamu tidak apa-apa kan?“ tanya Vivian sembari memeluk Shine ketika mereka baru saja bertemu.Vivian menatap Shine dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia memastikan tidak ada yang salah dengan anak laki-lakinya tersebut. Sedangkan Shine hanya mengerutkan dahinya ketika melihat tingkah mamanya yang baginya terlihat berlebihan.“Apa yang kamu lakukan Ma, aku tidak apa-apa. Tidak ada yang bisa menyakitiku, aku inikan hebat,” sahut Shine sembari mundur selangkah dan kemudian bersedekap di hadapan Vivian.Sedangkan Vivian yang mendapatkan respon seperti itu langsung saja merasa jengkel. “Shine, Mama ini sangat khawatir pada kamu.“ Vivian memeluk gemas anak laki-lakinya itu yang terkadang sok kuat dan sok dew
Baca selengkapnya
Lamaran Rain
Keesokan harinya, Vivian bangun lebih pagi dari biasanya. Ia pun memilih pergi ke dapur untuk mengambil air sembari membawa ponselnya karena ingin menelepon orang yang terus dipikirkannya sejak semalam.“Halo,” sapa laki-laki yang tengah dihubungi Vivian.“Iya, halo. Di mana Shine?“ tanya Vivian tanpa basa-basi.“Dia sedang tidur, apa kamu ingin melihatnya?“ jawab Raven.Ya, walaupun sebenarnya dia juga berpikir kalau Shine lebih aman bersama dengan Raven, akan tetapi ia merasa cukup kesal karena Shine sama sekali tidak merasa keberatan dengan hal itu. Bahkan anak semata wayangnya itu terlihat tidak ada beban ketika meninggalkan dirinya semalam.“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin memastikan saja,” sahut Vivian dengan tenang. "Sudah kalau begitu, silakan istirahat kembali. Maaf sudah mengganggu.““Tunggu. Aku ingin bertanya sesuatu,” ucap Raven.“Apa?““Apa kamu pergi dariku karena dua laki-laki itu?“ tanya Raven.Vivian terdiam sesaat mendengar pertanyaan tersebut. “Ji
Baca selengkapnya
Janji Laki-Laki Brengsek
Setelah mematikan panggilan tersebut dan menatap tajam ke arah laki-laki yang menyamar sebagai office boy, kemudian Vivian segera kembali mengarahkan pandangannya pada Rain.“Kalau begitu nanti kita bicarakan lagi ya,” ucap Vivian sambil menggaruk pelipisnya. “Ini sudah masuk waktunya bekerja,” imbuhnya sambil menatap ke arah jam dinding besar yang terpasang di salah satu sisi dinding ruangan itu.Rain pun ikut menatap jam yang sama.“Tentu saja. Kalau begitu bagaimana kalau kita ke sana bersama-sama, kebetulan aku juga ada urusan dengan Raven,” ajak Rain.“Ah, sial! Padahal aku ingin menghindari dia. Kenapa malah jadi naik ke atas bersama dia,” gerutu Vivian di dalam hati. Akan tetapi, seperti apa pun dia menggerutu di dalam hati, pada akhirnya dia hanya bisa tersenyum dan mengangguk agar laki-laki di depannya itu tetap percaya dengan hubungan mereka.Setelah itu seperti yang seharusnya, mereka pun menaiki lift bersama untuk naik ke lantai di mana Raven berada. “Rain apa
Baca selengkapnya
Kedatangan Tuan Johansson
Setelah itu Vivian pun segera berbalik ketika Tuan Johansson masuk ke dalam ruangan tersebut. “Selamat datang Tuan Johansson, silakan duduk,” sambut Raven ketika melihat ayah mertuanya itu memasuki ruangan itu.“Anda ….“ Mata Rain terbelalak ketika melihat wajah Tuan Johansson.Sesaat kemudian Raven pun menyahut, “Ya, dia adalah Ayah mertuaku.““Jadi dia benar-benar Tuan Johansson, ayah Vivian?“ Rain tak percaya melihat kenyataan itu. Dia pernah melihat foto Tuan Johansson saat Vivian menunjukkan foto keluarganya. Tapi dulu berita mengatakan kalau keluarga Vivian sudah menjadi abu saat insiden kebakaran, lalu bagaimana bisa Tuan Johansson hidup kembali?“Jadi, Anda ini ….“ Tuan Johansson menatap Rain yang masih terlihat linglung.“Saya adalah direktur dari perusahaan Star,” sahut Rain sembari bangun dari kursinya dan kemudian berjabat tangan dengan Tuan Johansson.Sedangkan di sisi lain, saat ini Vivian tengah menyelinap. Ia berjalan tanpa suara ke arah pintu masuk ruangan te
Baca selengkapnya
David
“Jadi apalagi yang kamu rencanakan?“ tanya Tuan Johansson sembari berganti menoleh pada Raven.“Maaf Tuan, sepertinya ada beberapa hal lebih penting yang harus Anda urus dari pada marah-marah di sini,” sahut Sean, laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Langsung saja Tuan Johansson mengepalkan tangannya kuat. Tanpa berkata apa pun lagi, kemudian ia meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Vivian yang melihat hal itu pun segera melangkah ingin mengikuti Tuan Johansson, tetapi dengan cepat dihentikan oleh Raven. “Mau ke mana?“ tanyanya.“Aku harus mencari tahu di mana—” “Orang tua kandungmu?“ sela Raven.“Benar aku ingin tahu di mana ayah kandungku” sahut Vivian.“Apa kamu pikir jika dia tahu, dia akan memberitahu kamu yang sebenarnya?“ tukas Raven sembari berdiri dari kursinya. “Dengar, dia tidak tahu siapa ayah kandungmu karena selama ini ibumu tidak pernah memberitahu kebenarannya. Dia hampir menghapus semua jejak tentang ayah kandungmu,” bebernya. Vivian mundur bebe
Baca selengkapnya
Siapa Yang Lebih Unggul
“Itu … sepertinya hal ini sengaja ditutupi,” jawab Sean.“Sepertinya ada orang yang ingin mengalihkan perhatianku,” batin Raven sembari berbalik dan menatap ke arah Charles, Vivian dan Rolland yang saat ini masih melangkah mencari makam laki-laki bernama Alex.“Baiklah, suruh orang untuk menyelidiki hal ini lagi. Dan percepat semuanya!“ titah Raven.“Baik,” sahut Sean yang ada di dalam panggilan tersebut.Setelah itu Raven pun dengan tenang mematikan panggilan tersebut. “Semakin menarik saja,” gumamnya sembari menatap Rolland yang saat ini terlihat tengah bercengkrama dengan Vivian. Setengah jam berlalu. Setelah selesai mengunjungi makam bernisankan nama Alex, kemudian mereka pun meninggalkan area pemakaman tersebut. “Apakah Alex mengatakan sesuatu sebelum dia meninggal?“ tanya Rolland dengan ekspresi dingin di wajahnya, seolah dia masih merasa terpukul karena kini dia tahu dengan jelas kalau salah saudaranya itu telah tiada.Ya, semua itu hanyalah tipuan dari Rolland
Baca selengkapnya
Keluhan Bu Guru
Setelah selesai sarapan pagi, kemudian sepasang ayah dan anak ini pun segera berangkat ke sekolah seperti hari kemarin.“Pa, apa Mama tidak akan terus tinggal bersama dengan Tante Jessi?“ tanya Shine sembari menatap ke arah Papanya yang saat ini sedang menyetir sendiri mobil tersebut.“Tidak. Papa sedang berusaha agar Mamamu mau pindah ke tempat kita,” jawab Raven dengan tenang.Raven mengerucutkan bibirnya. “Apa mau aku bantu?“ Langsung saja Raven melirik anak semata wayangnya itu.“Tapi aku punya syarat dan ketentuan,” imbuh Shine sebelum Raven mengatakan iya.“Apa dia sedang berkomplot melawanku,” pikir Raven.“Apa syaratnya?“ tanya Raven dengan tenang.Shine pun menatap ayahnya dengan serius. “Aku ingin ….“** Sementara itu, saat ini Vivian tengah sarapan bersama dua orang yang terus saling menggoda di depannya. Tangannya menggenggam erat sendok makannya, hingga ….“Hei, ini meja makan!“ teriak Vivian pada dua orang di depannya tersebut.Seketika suasana beru
Baca selengkapnya
Kakek Buyut di Sekolahan
Sesaat kemudian Shine pun turun dari bangku yang didudukinya. Ketiga temannya pun saling menatap dan kemudian meletakkan bekal makanannya lalu mengikuti Shine melangkah ke arah Vivian.“Siapa Ma?“ tanya Shine ketika sudah berada tak jauh dari Vivian.Vivian yang terlihat kebingungan pun langsung merengkuh tubuh anaknya. Segera ia menggendong tubuh mungil tersebut dan memeluknya erat.“Shine, ini Mamamu?“ tanya Jerry, salah satu sahabat Shine.“Benar ini mamaku,” jawab Shine sembari tersenyum bangga.Ketiga anak laki-laki tersebut pun saling menatap dan kemudian mengangguk-ngangguk seolah mereka bertiga baru saja menyetujui sesuatu.Kemudian dari arah lain terlihat Gustavo yang tengah mempercepat langkahnya untuk mendorong kursi roda orang yang tadi memanggil Vivian. “Mama dia siapa?“ tanya Shine sembari ikut menatap ke arah laki-laki lanjut usia yang saat ini duduk di atas kursi roda seperti yang Vivian lakukan.“Dia kakek buyut kamu,” jawab Vivian sembari mempererat pelukann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status