Share

David

Author: Si Mendhut
last update Last Updated: 2023-05-02 12:08:06

“Jadi apalagi yang kamu rencanakan?“ tanya Tuan Johansson sembari berganti menoleh pada Raven.

“Maaf Tuan, sepertinya ada beberapa hal lebih penting yang harus Anda urus dari pada marah-marah di sini,” sahut Sean, laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

Langsung saja Tuan Johansson mengepalkan tangannya kuat. Tanpa berkata apa pun lagi, kemudian ia meninggalkan tempat tersebut.

Sedangkan Vivian yang melihat hal itu pun segera melangkah ingin mengikuti Tuan Johansson, tetapi dengan cepat dihentikan oleh Raven. “Mau ke mana?“ tanyanya.

“Aku harus mencari tahu di mana—”

“Orang tua kandungmu?“ sela Raven.

“Benar aku ingin tahu di mana ayah kandungku” sahut Vivian.

“Apa kamu pikir jika dia tahu, dia akan memberitahu kamu yang sebenarnya?“ tukas Raven sembari berdiri dari kursinya. “Dengar, dia tidak tahu siapa ayah kandungmu karena selama ini ibumu tidak pernah memberitahu kebenarannya. Dia hampir menghapus semua jejak tentang ayah kandungmu,” bebernya.

Vivian mundur bebe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Siapa Yang Lebih Unggul

    “Itu … sepertinya hal ini sengaja ditutupi,” jawab Sean.“Sepertinya ada orang yang ingin mengalihkan perhatianku,” batin Raven sembari berbalik dan menatap ke arah Charles, Vivian dan Rolland yang saat ini masih melangkah mencari makam laki-laki bernama Alex.“Baiklah, suruh orang untuk menyelidiki hal ini lagi. Dan percepat semuanya!“ titah Raven.“Baik,” sahut Sean yang ada di dalam panggilan tersebut.Setelah itu Raven pun dengan tenang mematikan panggilan tersebut. “Semakin menarik saja,” gumamnya sembari menatap Rolland yang saat ini terlihat tengah bercengkrama dengan Vivian. Setengah jam berlalu. Setelah selesai mengunjungi makam bernisankan nama Alex, kemudian mereka pun meninggalkan area pemakaman tersebut. “Apakah Alex mengatakan sesuatu sebelum dia meninggal?“ tanya Rolland dengan ekspresi dingin di wajahnya, seolah dia masih merasa terpukul karena kini dia tahu dengan jelas kalau salah saudaranya itu telah tiada.Ya, semua itu hanyalah tipuan dari Rolland

    Last Updated : 2023-05-02
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Keluhan Bu Guru

    Setelah selesai sarapan pagi, kemudian sepasang ayah dan anak ini pun segera berangkat ke sekolah seperti hari kemarin.“Pa, apa Mama tidak akan terus tinggal bersama dengan Tante Jessi?“ tanya Shine sembari menatap ke arah Papanya yang saat ini sedang menyetir sendiri mobil tersebut.“Tidak. Papa sedang berusaha agar Mamamu mau pindah ke tempat kita,” jawab Raven dengan tenang.Raven mengerucutkan bibirnya. “Apa mau aku bantu?“ Langsung saja Raven melirik anak semata wayangnya itu.“Tapi aku punya syarat dan ketentuan,” imbuh Shine sebelum Raven mengatakan iya.“Apa dia sedang berkomplot melawanku,” pikir Raven.“Apa syaratnya?“ tanya Raven dengan tenang.Shine pun menatap ayahnya dengan serius. “Aku ingin ….“** Sementara itu, saat ini Vivian tengah sarapan bersama dua orang yang terus saling menggoda di depannya. Tangannya menggenggam erat sendok makannya, hingga ….“Hei, ini meja makan!“ teriak Vivian pada dua orang di depannya tersebut.Seketika suasana beru

    Last Updated : 2023-05-05
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Kakek Buyut di Sekolahan

    Sesaat kemudian Shine pun turun dari bangku yang didudukinya. Ketiga temannya pun saling menatap dan kemudian meletakkan bekal makanannya lalu mengikuti Shine melangkah ke arah Vivian.“Siapa Ma?“ tanya Shine ketika sudah berada tak jauh dari Vivian.Vivian yang terlihat kebingungan pun langsung merengkuh tubuh anaknya. Segera ia menggendong tubuh mungil tersebut dan memeluknya erat.“Shine, ini Mamamu?“ tanya Jerry, salah satu sahabat Shine.“Benar ini mamaku,” jawab Shine sembari tersenyum bangga.Ketiga anak laki-laki tersebut pun saling menatap dan kemudian mengangguk-ngangguk seolah mereka bertiga baru saja menyetujui sesuatu.Kemudian dari arah lain terlihat Gustavo yang tengah mempercepat langkahnya untuk mendorong kursi roda orang yang tadi memanggil Vivian. “Mama dia siapa?“ tanya Shine sembari ikut menatap ke arah laki-laki lanjut usia yang saat ini duduk di atas kursi roda seperti yang Vivian lakukan.“Dia kakek buyut kamu,” jawab Vivian sembari mempererat pelukann

    Last Updated : 2023-05-05
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ingin Menjadi Pewaris?

    Lebih dari 15 menit Tuan Brayen mengobrol dengan Vivian dan juga cicitnya, akhirnya dia dan Gustavo berpamitan untuk meninggalkan tempat itu.“Ingat, nanti malam kalian harus datang ke rumah Kakek,” ucapnya sembari mengusap kepala Shine dengan lembut. “Ini perintah, mengerti!" imbuhnya.Vivian pun segera mengangguk. "Baik Kakek," jawabnya.Setelah berbicara beberapa hal lagi, kemudian Vivian dan Shine pun melambaikan tangannya mengantar Tuan Brayen meninggalkan area taman kanak-kanak tersebut.“Jadi benar dia kakek buyutku, Ma?“ Tanya Shine sembari menoleh ke arah Vivian yang saat ini masih terus menatap ke arah Tuan Brayen yang sedang dibopong masuk ke dalam mobil oleh Gustavo.“Benar, dia adalah kakek buyut kamu,” jawab Vivian sambil menghela napas panjang. “Apa di kehidupan sebelumnya aku ini seorang pejuang yang mati di medan perang, sampai-sampai punya kakek mertua yang baik seperti dia,” batin Vivian yang masih tidak menyangka kalau tebakannya selama ini salah. Dia ti

    Last Updated : 2023-05-07
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Mengolokku

    “Sembarangan saja,” tukas Vivian sembari menjangkau pipi chubby Shine.“Tapi Mama bilang sendiri kalau mama hamil tiga bulan,” jawab Shine sembari menepis tangan mamanya yang saat ini sedang mencubit gemas pipinya.“Apanya yang hamil tiga bulan, kapan Mama pernah bilang seperti itu?“ tanya Vivian yang tidak mau kesalahpahaman ini terus berlanjut.Setelah terlepas dari Vivian, Shine dengan cepat berlari dan bersembunyi di belakang kaki Raven. Sementara itu saat ini Raven terus memperhatikan perut Vivian. “Apa dia juga percaya dengan kekonyolan ini?“ batin Vivian sembari memperhatikan ekspresi wajah Raven. “Ck, tapi jika dia percaya pun itu juga wajar, bagaimanapun juga kami sudah tidak bersama selama beberapa tahun. Sangat mungkin kalau dia berpikir aku ini sudah bersama dengan orang lain.““Apa yang kamu pikirkan?“ Dia bertanya sembari menegakkan kembali tubuhnya dan kemudian menatap Raven dengan dingin.“Aku hanya ingin memastikan saja apa benar kamu sudah hamil? Aku penasaran siap

    Last Updated : 2023-05-10
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Serangan Jantung

    Segera saja Raven berlari bersama laki-laki paruh baya tersebut. Sedangkan Vivian mengikuti dibelakangnya sembari menggendong Shine. Pergi mereka bergegas pergi ke ruangan Tuan Bryan. Raven pun tanpa basa-basi langsung membuka pintu kamar tersebut.“Bagaimana, ada apa dengan kakek?“ tanya Raven sembari melangkah mendekati ranjang Tuan Bryan.Itu dokter Richard yang sedang membetulkan infus Tuan Brian pun langsung menatap ke arah Raven namun sesaat kemudian pandangannya tertarik pada Vivian yang saat ini sedang menggendong sains.“Kenapa dia lagi Jangan bilang dia ini tiba-tiba menjadi dokter keluarga ini,” batin Vivian sembari berpura-pura tenang. “Lebih baik aku ikuti saja alur ceritanya jangan sampai terjebak masalah karena hal-hal yang sudah lewat.“ Vivian mengepal kuat.“Tuan Bryan mengalami serangan jantung tapi tidak apa-apa tapi tidak apa-apa keadaannya kini sudah lebih stabil keadaannya hanya saja tolong kalian jaga emosinya agar terkontrol,” ujar Richard sembari menyelesaika

    Last Updated : 2023-05-13
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Pengakuan Yella

    “Gawat,” batin Nyonya Reya yang langsung menoleh pada Raven.Sedangkan Tuan Johansson kini menegakkan punggungnya. “Benar, saya memanglah ayah dari Vivian. Tetapi kami tidak memiliki hubungan darah,” bebernya.Kepala Vivian tertunduk, tangannya mengepal mendengar ucapan laki-laki yang sedari kecil dipanggilnya ayah itu.“Apa maksud kamu?“ tanya Tuan Johansson sembari berusaha bangun dan langsung saja dibantu oleh Dokter Richard agar bisa duduk bersandar.Tuan Johansson pun maju selangkah. “Vivian benar anak mendiang istri saya, Grease, tapi dia bukan anak saya. Saya menikahi ibunya setelah dia mengandung tiga bulan,” terangnya.Mendengar hal itu Tuan Johansson pun langsung melirik ke arah Vivian. “Jadi dia bukan anak sah. Tapi bagaimanapun juga dia adalah cucu menantu yang aku pilih sendiri. Ck, aku akan menyelidiki masalah ini nanti,” batinnya.“Jadi kamu datang ke sini sebagai siapa?“ tanya Tuan Johansson yang masih bersikap tenang.Tuan Johansson tercengang selama beberapa saat. “A

    Last Updated : 2023-05-13
  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Akhir Untuk Ayah Mertua

    Sesaat kemudian Tuan Brayen mengalihkan pandangannya pada Nyonya Reya.“Ada apa sebenarnya?“ batin Nyonya Reya yang langsung merasa tertekan karena menjadi sorotan semua orang yang ada di ruangan itu, kecuali Tuan Johansson yang juga tidak tahu apa pun.“Dasar wanita tidak tahu diuntung!“ teriak Tuan Brayen sembari menatap tajam ke arah menantunya itu.Tentu saja ini membuat Nyonya Reya tersentak. Dia benar-benar terkejut dengan semua hal yang terjadi. “Ada apa sebenarnya?“ tanyanya sembari mengarahkan pandangannya ke sekitar.Langsung saja Tuan Brayen mengambil ponsel milik Jose yang kini masih memutar video amoral Nyonya Reya dan Tuan Johansson. Dengan cepat dia melemparkan benda tersebut ke arah Nyonya Reya.CRAK! Ponsel tersebut terjatuh menghantam lantai setelah sebelumnya menghantam pundak Nyonya Reya. Karena hantaman benda pipih tersebut, Nyonya Reya pun mundur selangkah dan kemudian terduduk di lantai.Dan sesaat kemudian dia bisa melihat gambar yang ada di layar ponsel yang k

    Last Updated : 2023-05-15

Latest chapter

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Kesedihan Dan Kebahagiaan Yang Dijanjikan

    Salah seorang anak buah Aldrich berteriak cukup nyaring dan kemudian ambruk tengkurap di lantai. "Hah?" Vivian terkejut begitu juga yang lainnya.Sesaat semua orang mengarahkan pandangan mereka pada orang yang baru saja ambruk tersebut. "Kamu berani bermain-main denganku?" Aldrich menatap tajam Vivian yang saat ini masih mengarahkan pandangannya pada orang yang baru saja ambruk.Mendengar hal tersebut Vivian langsung mengarahkan pandangannya pada Aldrich. Namun tanpa menjawab, dia mengalihkan pandangannya pada Raven yang saat ini masih terduduk di lantai."Apa ini yang dia katakan agar aku menunggu sebentar lagi," batin Vivian.Dan sesaat kemudian Aldrich pun bangun dari ranjangnya, lalu melangkah ke arah Vivian. Namun, di tengah langkahnya, tiba-tiba salah satu anak buah Aldrich kembali terjungkal."Satu lagi, di mana mereka?" batin Vivian yang juga ikut penasaran dengan hal itu. Dia mengarahkan pandangannya ke sekitar untuk mencari petunjuk, sama dengan apa yang dilakuk

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Hanya Aldrich

    Beberapa jam berlalu. Saat ini Vivian dan Raven sedang berada di depan ruang ICU di salah satu rumah sakit di kota tersebut."Shine," gumam Vivian yang terus saja berdiri memandangi pintu ruangan tersebut."Tenanglah Vi, dia pasti baik-baik saja," ucap Jessi yang saat ini merangkul pundak Vivian."Iya," sahut Vivian lemah.Rasa gelisah memenuhi pikirannya saat ini. Kedua tangannya terus saling meremas untuk menekan perasaannya yang penuh dengan ketakutan yang seolah tak berujung.Sesaat kemudian terdengar suara langkah kaki sedang berlari kecil ke tempat itu. Segera saja Vivian membalik badannya."Apa kamu mendapatkannya?" tanya Vivian pada laki-laki yang baru saja berlari kecil tersebut."Kami sedang berusaha," jawab Raven dengan ekspresi pahit di wajahnya.Seketika tubuh Vivian limbung. Namun, untung saja Jessi dengan sigap menahan tubuh sahabatnya itu. "Tenang dulu Vi, kamu harus kuat," ucapnya yang sebenarnya juga merasa khawatir bukan main.Vivian kemudian menoleh pada J

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Pentas Drama Shine

    "Kenapa, tidak senang?" tanya wanita tersebut sambil bersedekap dan kemudian melengos dengan gaya yang dilebih-lebihkan.Langsung saja Vivian melepaskan pegangannya dan kemudian berjalan dengan cepat ke arah wanita tersebut. "Bagaimana bisa aku tidak senang," sahutnya sambil memeluk erat sahabatnya itu."Kamu tuh ya, bikin aku khawatir saja," ucap Jessy sembari melepaskan pelukan Vivian. "Kamu tidak apa-apa kan?" tanya sambil menatap Vivian dari ujung kepala hingga ujung kaki."Tentu saja tidak apa-apa," sahut Vivian sambil tertawa kecil. "Oh iya, lalu di mana Shine? Bukankah kamu bilang kamu bersamanya?""Dia masih di sekolahan bersama Yella. Aku dengar kamu pulang hari ini, mangkannya aku pulang lebih dulu," terang Jessi sambil mengambil ponselnya yang tiba-tiba berdering.Dan sementara Jessi mengangkat panggilan di ponselnya, kini Vivian berbalik badan dan menatap Raven yang sedang berbicara pada Gustavo. "Kapan dia mengatakan hal ini pada orang rumah?" batinnya.Di saat yang sama,

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Aku Minta Maaf

    Sepuluh jam berlalu dengan Vivian yang terus berkutat dengan obat-obatan untuk menyembuhkan para tentara yang mengalami efek mengerikan dari racun yang diberikan oleh Aldrich dan sekutunya."Kamu harus istirahat," ucap Raven sembari merangkul pundak Vivian tiba-tiba.Vivian yang sedari tadi berkonsentrasi merawat para tentara pun menoleh. "Kurang sedikit lagi, tinggal beberapa orang yang belum minum penawarnya," jawabnya sambil memejamkan matanya rapat-rapat selama beberapa detik.Melihat Vivian yang menahan pusing, Raven pun menunjuk salah satu tenaga medis. "Kamu dan yang lainnya urus beberapa orang ini, dia membutuhkan istirahat," titah Raven.Vivian yang terkejut mendengar ucapan Raven langsung memaksa matanya untuk terbuka. "Apa maksud kamu, ini sudah menjadi tu—""Itu bukan hanya tugasmu, tapi juga tugas mereka. Kamu sudah cukup bekerja," potong Raven sembari menarik tubuh Vivian untuk masuk ke dalam pelukannya."Benar Nyonya, Anda sudah bekerja keras. Sisanya biar kami yang mela

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Akhir Taktik

    Saat Vivian ingin menjawab pertanyaan Raven, tiba-tiba saja Verdick berdehem."Semuanya sudah siap, Pak," ucap Verdick dengan ekspresi serius di wajahnya."Baik," sahut Raven yang kemudian mengarahkan pandangannya pada seluruh anak buahnya yang ada di ruangan itu. "Mari kita mulai. Berhati-hatilah kalian."Semua orang pun menganggukkan kepalanya. Tatapan yakin dan siap berkorban apa pun kini mereka semua tampilkan."Kamu tunggu di sini!" titah Raven sambil menoleh pada Vivian."Tidak," tolak Vivian dengan cepat. "Aku akan ikut membantu.""Ck," decak Raven.Namun Vivian tak menghiraukan ekspresi keberatan di wajah Raven, dia dengan santai mengambil salah satu pistol yang ada di sana. "Jika kita menang kamu harus menjelaskan dari mana asal black swan," pintanya sambil memastikan peluru di dalam pistol tersebut.Raven terdiam sejenak. "Apa dia sudah tahu?" batinnya."Baik," sahut Raven pada akhirnya. Setelah itu semua orang pun keluar dari ruangan tersebut lewat beberapa

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Ditarik Suami

    Kembali Vivian menatap ke arah Aldrich. "Kamu benar-benar ...." Dia berkata seolah tak bisa berkata-kata lagi."Jadi kamu benar-benar mengira kalau akan ada Raven bersamaku?" cibir Aldrich.Vivian menggingit bibirnya memperlihatkan pada semua orang yang ada di sana kalau dirinya sedang kesal tapi tak tahu harus berbuat apa. "Kamu harus tenang Vi," batinnya.Kembali Aldrich membuka mulutnya. "Jika dia benar-benar bersamaku, apa kamu pikir dia masih bisa hidup," imbuhnya."Kenapa? Kenapa kamu ingin menyerang dia? Apakah ada masalah di antara kalian?" tanya Vivian seperti seorang gadis biasa. "Dan Rolland, bukankah kalian bersahabat baik?" Vivian melirik Rolland yang saat ini terlihat kacau dengan wajah babak belur.Tawa dari mulut Aldrich pun menggema di ruangan tersebut. "Jadi kamu benar-benar berpikir kalau Rolland adalah orang baik, sedangkan aku orang jahat? Dasar wanita," ejeknya.Vivian mengepalkan tangannya mendengar perkataan Aldrich. Dia tahu kalau dia memang pernah tertipu ol

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Bertemu Aldrich

    “Dia di sini,” batin Aldrich yang langsung mengganti ekspresi terkejut di wajahnya dengan sebuah senyum manis.“Kamu sedang mencari apa di sini?“ tanyanya sembari melangkah ke arah Vivian.“Apa dia berpura-pura atau memang tidak tahu kalau aku ada di sini?“ batin Vivian. “Tapi jika orang-orang mengenalnya sebagai dokter, seharusnya mereka sudah mengenal dia lebih dulu, jadi dia seharusnya sudah tahu aku ada di sini. Aku harus waspada.““Tidak ada. Aku hanya sedang menjalani hukuman," jawab Vivian dengan ketus sembari bersedekap. Dia tanpa ragu menunjukkan tatapan penuh permusuhan dengan laki-laki yang kini berdiri tak jauh di depannya itu.“Jadi kamu orang yang menyabotase tempat ini?“ tanya Vivian sekali lagi.“Aku? Jangan salah paham, aku tidak punya masalah dengan tentara di sini,” jawab Aldrich dengan santai.“Walaupun kelihatan tidak berbohong, tapi aku tidak bisa mempercayainya seratus persen. Setidaknya dia pasti punya andil dalam kekacauan ini, jika tidak, dia tidak mungkin se

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Racun Seperti Milikku

    “Dia sudah ada di sini, lalu di mana Raven? Apa semuanya sudah siap,” batin Vivian yang merasa gelisah ketika melihat salah satu orang yang tadi dia lihat di dalam dapur berbicara dengan kepala dapur.“Apa yang sedang kamu perhatikan, Vi?“ tanya Rozie sembari menepuk pundak Vivian.Vivian pun tersentak dan langsung menoleh. “Ah tidak ada apa-apa, aku hanya sepertinya pernah mengenal laki-laki itu,” jawab Vivian yang kemudian melirik laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya selama beberapa saat yang lalu. “Atau mungkin hanya mirip saja,” imbuhnya.Rozie pun langsung menatap ke arah laki-laki yang dibicarakan Vivian, kemudian sebuah kernyitan muncul di keningnya. “Dia orang yang bertugas menjaga gerbang. Orangnya memang pendiam dan bagiku sedikit mencurigakan, tapi ….“ Dia tak melanjutkan kalimatnya.“Tapi apa?“ Vivian menyahut.“Tapi tentu saja aku tidak peduli. Asalkan aku sudah melewati setahun di sini, maka aku bisa bebas dari tempat ini, jadi aku tidak mau ikut campur dalam masal

  • Jebakan Ranjang Suami Tampan   Diawasi

    “Ambilkan aku minum!“ titah Raven setelah Vivian sampai di depannya.Vivian langsung menyipitkan matanya. Rasa enggan dan ingin protes terlihat jelas di matanya. “Baik Pak.“ Tapi pada akhirnya itulah yang keluar dari mulutnya.Setelah itu Vivian pun melangkah meninggalkan area tersebut. Dengan cepat dia pergi ke bagian dapur agar bisa beristirahat sejenak di sana sebelum membuatkan kopi untuk Raven. Namun, sesuatu terjadi ketika dia berada di ambang pintu dapur.“Apa yang mereka lakukan,” batin Vivian sembari mundur selangkah karena melihat kepala dapur tengah berbicara dengan tiga orang tentara di sana. Dia terus memperhatikan interaksi antara keempat orang tersebut, hingga tiba-tiba saja salah seorang tentara itu mencengkeram kerah pakaian kepala dapur.“Apa yang sebenarnya terjadi,” batin Vivian sembari terus memperhatikan setiap gerakan keempat orang tersebut. Hingga sebuah poin cukup penting terlihat, salah satu tentara tersebut memasukkan sesuatu ke dalam saku pakaian kepala dap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status