Semua Bab ADRIANA, Kekasih Palsu: Bab 81 - Bab 90

115 Bab

Bab 81. Menyampaikan Kebenaran

Dante merasa senang saat Adriana menghubunginya. Apalagi saat Adriana bilang ingin bertemu dengannya. Dante berpikir Adriana merasa cemburu karena Dante selalu mengupdate-kan dirinya dan Zoya."Sebaiknya aku yang menjemputmu saja," ujar Dante kemudian.Adriana terdiam di seberang sana sampai akhirnya gadis itu mengiyakan perkataan Dante. Setelah itu, Adriana langsung mematikan sambungan teleponnya.Dante langsung tertawa girang di dalam kamarnya. Bahkan, Dante membuat gerakan-gerakan hore saking senangnya. Begitu senang dihubungi oleh Adriana membuatnya hampir lupa diri.Sulit untuk mendeskripsikan betapa senangnya ia saat ini karena Dante sangat merindukan Adriana.Dengan cepat Dante langsung pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dante bahkan membersihkan setiap lipatan di tubuhnya saking ia merasa senangnya. Padahal Adriana tidak akan melihat semua lipatan di tubuhnya."Rileks Dante rileks, jangan berlebihan oke, kamu harus terlihat cuek di hadapan Adriana," ucap Dante terh
Baca selengkapnya

Bab 82. Jebakan

Pagi ini, seperti biasa Dante menjemput Zoya ke kediamannya. Tidak ada yang berubah dari Dante, Dante bersikap seperti biasanya, memperhatikan Zoya seolah-olah Zoya adalah kekasihnya.Dante bersikap seolah-olah dia tidak tahu apa-apa, padahal Dante sudah mengecek CCTV kantor juga, semalam setelah pulang mengantarkan Adriana ke kosannya. Dante langsung meminta rekaman CCTV kepada sekretarisnya.Dan ternyata benar, di sana ada Zoya yang sedang mengobrak-abrik ruangan kerjanya. Dante masih ingat kejadiannya tepat saat Zoya memintanya untuk membelikan makanan.Dante benar-benar merasa bodoh sekarang. Dia benar-benar dibodohi oleh Zoya, perempuan yang sangat dia tidak sukai."Rupanya kamu main-main denganku Zoya. Lihat saja apa yang aku lakukan kepadamu nanti," ucap Dante dalam hatinya. Bibir Dante terus tersenyum sambil melirik ke arah Zoya yang sedang duduk di sampingnya."Kapan aku akan mulai bekerja seperti sekretaris ke satumu itu?" tanya Zoya merajuk, ia mengerucutkan bibirnya.Melih
Baca selengkapnya

Bab 83. Usaha Neil

"Dante, aku bisa jelaskan semuanya," ucap Zoya sambil beranjak dari tempatnya jatuh dengan sangat tergesa. Dante tersenyum miring. "Terlambat, Zoya. Aku sudah mengetahui semuanya. Ternyata kamu berkhianat di belakangku," ucap Dante sambil dengan tegas menudingkan telunjuknya ke muka Zoya. "Tidak, Dante. Aku—" "Cukup! Sekarang pergi kamu dari sini!" teriak Dante kasar. Dante sudah benar-benar marah kepada Zoya. Ia tidak ingin melihat wajah Zoya lagi. Bahkan, sekarang dia merasa jijik saat melihat Zoya. "Dante dengarkan aku dulu. Rekaman itu pasti dimanipulasi," ucap Zoya. "Dan soal dokumen itu, sepertinya ada yang sengaja menjebakku," ucap Zoya memutar keras otaknya untuk membela diri. Dante yang sudah tahu semuanya tidak percaya sedikit pun dengan ucapan Zoya. Bahkan Dante juga sudah melihat keaslian rekaman CCTV yang ada di ruangan kerjanya. Jadi Dante tidak mungkin salah, dan tidak akan ada mungkin yang memanipulasi rekaman CCTV di ruangan kerjanya. "Pergi sebelum aku menyer
Baca selengkapnya

Bab 84. Balas Jasa

Dante duduk di kamarnya sambil menopang dagu, Ia merasa bingung karna rencananya untuk bikin Adriana cemburu malah gagal total dan malah bikin dia hampir kehilangan aset penting.Dante tidak percaya dengan apa yang Zoya lakukan, Dante pikir Zoya tidak akan senekat itu mengambil dokumen penting milik perusahaannya.Jika saja Adriana tidak memberitahunya mungkin saja sekarang perusahaan sudah tinggal nama. Dante sangat berterima kasih kepada Adriana tapi ia tidak sanggup untuk mengatakan hal itu kepadanya.Ego Dante terlalu tinggi untuk mengatakan terima kasih kepada Adriana, tapi dalam hati Dante, ia sungguh-sungguh berterima kasih kepada Adriana, karena Adriana sudah mau membantu ibunya untuk mengatakan hal itu kepadanya."Dia benar-benar gadis yang baik," gumam Dante.Dante ingin bertemu dengan Adriana, tapi tetap saja egonya terlalu tinggi untuk itu.Dante juga sempat kena marah ibunya gara-gara dirinya terlalu mempercayai Zoya, apalagi dengan bangganya Dante bilang mengangkat Zoya s
Baca selengkapnya

Bab 85. Lagi-Lagi Dibuat Cemburu

Adriana yang baru saja bangun dari tidurnya langsung meraih ponsel, mencari notifikasi yang sangat penting. Jika ada Adriana akan langsung membalasnya jika tidak Adriana akan mengabaikannya, seperti chat dari Neil yang selalu Adriana abaikan.Karena tidak ada satu pun chat yang penting, Adriana langsung menyimpan kembali ponselnya. Ia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat gigi. Setelah itu, Adriana berjalan ke arah lemari yang selalu ia isi makanan.Adriana mengambil dua lembar roti dan susu, lalu ia memakannya untuk mengganjal perut. Cukup sebagai bekal cadangan perut, pikirnya membatin. Begitulah kehidupan anak kos.Tiba-tiba suara dering ponsel membuat Adriana terkejut. Adriana langsung mengambil ponselnya. Saat tahu jika yang menghubunginya Neil, Adriana langsung mengabaikannya. Tapi Neil tidak menyerah begitu saja, Neil menghubunginya sampai lima kali.Adriana merasa terganggu. Ia pun segera meraih ponselnya kemba
Baca selengkapnya

Bab 86. Korban Cuek

Saat di dalam kosan, Adriana baru sadar jika dirinya di perintahkan oleh Dante tadi. Ia juga baru sadar jika ia hanya diam saja pas Dante mengusir Neil, Adriana merasa dirinya terhipnotis oleh tatapan Dante."Apa yang dia lakuin sama aku, aku ko nurut-nurut aja?" gumam Adriana kesal sendiri setelah masuk ke dalam kosannya.Sampai Adriana sadar jika Dante tadi bilang Nyonya Wanda menyuruh Adriana datang ke rumahnya.Mau tak mau, Adriana pun berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya. Adriana sendiri tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Nyonya Wanda sehingga Nyonya Wanda menyuruhnya datang ke sana.Tidak mau banyak pikiran, Adriana pun cepat mandi dan memakai pakaian yang sopan. Setelah selesai berdandan, Adriana langsung keluar dari kosannya. Saat Adriana keluar, Adriana hanya melihat mobil Dante saja, ia tidak melihat si empunya.Adriana tidak tahu jika sebenarnya Dante menunggunya di dalam mobil, sebab di luar sangat panas menyengat ke dalam kulitnya.Dante yang menya
Baca selengkapnya

Bab 87. Pengusiran Zoya

"Ayo duduk, Adriana," ucap Nyonya Wanda menyuruh Adriana duduk di meja makan."Ah nggak usah repot-repot Tante, oh ya ngomong-ngomong kenapa Tante nyuruh saya ke sini ya?" tanya Adriana.Mendengar pertanyaan dari Adriana, nyonya Wanda langsung mengerutkan keningnya pasalnya Nyonya Wanda tidak menyuruh Adriana ke rumahnya. Lalu mata nyonya Wanda menatap ke arah Dante yang pura-pura tidak melihatnya, sekarang nyonya Wanda mengerti siapa yang menyuruh Adriana ke sini.Karena nyonya Wanda tidak ingin usaha anaknya itu gagal, nyonya Wanda pun tersenyum ke arah Adriana."Apa itu, Tante ingin berterima kasih banget sama kamu karena udah nyelamatin Dante dari kelicikan Zoya, dan kamu juga udah mau bantu Tante, tante sangat berterima kasih banget sama kamu."Nyonya Wanda memegang tangan Adriana dengan lembut, matanya juga menatap Adriana dengan tulus karena Adriana telah membantunya."Sama-sama, Tante.""Oh ya kamu udah nerima kue bolu dari tante kan?" tanya Nyonya Wanda."Iya udah Tante, maka
Baca selengkapnya

Bab 88. Menjaga Jarak

"Smpai kapan kamu mau seperti ini? Aku memiliki niat baik ingin mengantarmu pulang," ujar Dante."Jangan dengerin dia, pulang bareng aku aja," ujar Neil.Adriana pura-pura tidak melihat mereka berdua. Adriana benar-benar risih dengan kelakuan mereka berdua. Adrina tidak tahu kenapa Dante melakukan itu? Jika Neil yang melakukannya Adriana bisa mengerti karena Neil sudah jujur dengan perasaannya. Tapi Dante? Untuk apa dia menguntit Adriana karena itu tidak ada gunanya.Tanpa Adriana sadari jika sebenarnya Dante telah menyadari perasaannya terhadap Adriana sejak lama.Dante terus berbicara mengajak Adriana untuk pulang bersama, tapi Adriana tidak menggubris ucapan Dante. Hingga Dante dan Neil terlibat percekcokan, membuat Adriana frustrasi seketika."Bisakah kalian berdua pergi?!" ujar Adriana kesal dengan perilaku mereka berdua.Dante dan Neil langsung terdiam seketika, karena Adriana memarahi mereka berdua."Dan kau! Aku tidak mau ikut denganmu, jadi berhentilah terus menguntitku setia
Baca selengkapnya

Bab 89. Diculik!

Adriana semakin panik ketika melihat orang-orang di kampus sudah pulang, Adriana takut jika ada orang jahat mendekatinya. Apalagi sekarang sudah larut malam."Ke mana mereka berdua, di saat seperti ini saja mereka tidak ada," gumam Adriana.Adriana merasa kesal karena Dante dan Neil tidak menunjukkan batang hidungnya di saat Adriana membutuhkan tumpangan seperti ini.Adriana juga merasa menyesal telah menolak mereka kemarin-kemarin jika karmanya akan seperti ini."Ayolah kumohon salah satu dari kalian datanglah!" gumam Adriana.Adriana mulai merasa takut, apalagi jam di dinding halte sudah menunjukan pukul 11 malam, Adriana memejamkan tangannya berharap ada tumpangan, jika tidak Adriana berharap bisa datang."Bus juga ke mana sih, gak biasanya gini," gumam Adriana lagi.Adriana pun mematikan headset bluetooth miliknya itu, lalu memasukkannya ke dalam tas. Karena perasaannya mulai tidak tenang."Apa aku jalan kaki saja ya?" Adriana lagi-lagi bermonolog seorang diri.Adriana pun kembali
Baca selengkapnya

Bab 90. Ke mana dia?

"Zoya," ucap Adriana dalam hatinya saat melihat wajah Zoya.Sedangkan Zoya langsung menunjukkan senyum liciknya kepada Adriana. "Bagaimana apa kamu suka dengan tempat tinggal baru kamu?" tanya Zoya kepada Adriana."Sok jadi orang baik sih, kena karma kan sekarang?" ujar Zoya.Adriana marah dan kesal saat tahu jika Zoya lah yang menculiknya. Adriana langsung berontak menggerakkan kursinya, dan berusaha berteriak meski pun tidak bisa karena mulutnya dibekap oleh sarung tangan.Zoya yang melihat itu justru tertawa terbahak-bahak melihat Adriana yang terlihat seperti orang yang lemah."Jangan berontak Adriana semakin kamu berontak semakin tanganmu dan kakimu kesakitan," kata Zoya lagi.Adriana tidak peduli tangan atau kakinya sakit, ia kembali memberontak agar seseorang yang berada di luar tahu jika Adriana sedang di sekap oleh seseorang.Zoya lalu mendekati Andriana, Zoya memegang rahang Andriana dengan kasar hingga Adriana meringis kesakitan."Sakit kan, makanya nurut sama aku!" perinta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status