“Ah, jadi gadis itu adalah sahabat si upik abu palsu?” Zoya bergumam sendiri setelah menerima laporan dari mata-mata yang disuruhnya untuk terus mengikuti ke mana saja Adriana pergi.“Betul, Nona. Sepertinya mereka kawan sekampung atau semacam itu,” jawab sang mata-mata meyakinkan.Zoya meringis senang. Sekelebat ide muncul di benaknya untuk membuat Adriana kalah.“Sepertinya aku jadi punya ide bagaimana untuk membongkar kedoknya tanpa aku sendiri yang campur tangan. Berikan padaku alamat temannya itu!” titah Zoya ke seberang sambungan.“Siap! Nanti akan saya selidiki dulu!” Sang mata-mata pun menyatakan kesanggupan.Sementara itu, Emma yang sudah jam pulang kerja yaitu jam delapan malam, sedang berjalan ke arah halte bis di mana ia biasa menunggu bis lewat untuk menuju rumah kontrakannya. Di jam seperti itu, memang masih adalah jam pulang yang wajar bagi pekerja non negeri yang biasanya memiliki sistem kerja shift. Saat itu ada beberapa pria dan dua wanita yang juga sedang berdiri, s
Baca selengkapnya