Tak lama ibu dan Aluna datang sambil membawa beberapa kantung plastik berwarna putih. "Diisi lima-lima, Bu. Lalu dibagikan ke tetangga," perintah Bapak. Dibantu Aluna, ibu masukkan mangga ke dalam kantung plastik. Masing-masih terisi lima buah mangga. "Kamu berikan ke tetangga, ya, Lin?" pinta Bapak. Diam, aku tak mampu menjawab iya atau tidak. Bayangan kejadian dulu kembali menari di pelupuk mata. Membuat aku enggan melakukan perintah Bapak. Aku takut kejadian dulu terulang kembali. "Biar ibu saja, Pak. Alin kan capek," ucap ibu seolah mengerti apa yang kupikirkan. Ya, capek... Cepak hati dan pikiran. "Aluna ikut nenek, ya, Ma?" tanya Aluna seraya menatap ke arahku. Aku menggeleng pelan. Bukan tak mengizinkan dia untuk bersosialisasi, tapi aku takut ia mendengar perkataan tetangga yang menyakitkan hati. "Kita makan mangga saja, yuk! Nanti dihabiskan Kakek dan Mama, lho."Aluna terdiam lalu menatap kami bergantian. Bingung, ia tak tahu harus memilih apa? "Ya,udah, deh kita mak
Last Updated : 2023-01-14 Read more