Semua Bab PACAR ABANGKU SAKIT JIWA: Bab 21 - Bab 30

101 Bab

Bab 16B

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 16Aku memandang mobil sedan Winda keluar dari halaman rumah, dengan Aditya di kursi sopir dan Winda yang nampak tak berdaya di kursi penumpang. Entah apa yang membuat Alien yang biasanya menyeramkan itu mlempem seperti kerupuk kehujanan. Masih ku ingat bagaimana Aditya mengedipkan sebelah mata seolah berkata : apa si boss bilang?Bos.Baru saja nama itu melintas di kepalaku, ponselku berbunyi. Jika biasanya Pak Arfan mengirim pesan WA, kali ini dia meneleponku langsung."Halo?""Jangan pernah berpikir untuk membatalkan kontrak. Ngerti kamu?!"Galak bener. Belum sempat aku menjawab, telepon langsung ditutup. Aku menghembuskan nafas, lalu berjalan menutup kembali pagar. "Jadi itu cowok di mall kemarin?" Mama tahu-tahu muncul.Aku mengangguk. "Kayaknya kita nggak perlu cerita sama Bang Arga deh Ma, kalau Winda tadi kesini.""Iya kamu benar. Mama senang banget akhirnya kita bisa bebas. Mama takut Abangmu keburu kena gangguan jiwa.""Tuh kan. Sekarang Mama setuju
Baca selengkapnya

Bab 16B

Kantor sudah sepi. Lagi-lagi, aku tertahan disini. Bukan karena malas pulang, tapi karena Bang Arga belum juga menjemput. Padahal aku sudah memberi tahunya bahwa aku akan pulang setengah hari, sesudah makan siang. Aku turun dan menunggu di depan front office yang sudah di tinggal penguasanya. Iseng, aku membuka ponsel, mengintip apakah masih ada video yang tersebar di sosial media. Dan aku terkejut karena banyak sekali orang-orang membuat meme dan memparodikan tingkahku saat menghajar lelaki selingkuhan Winda dengan kantong berisi daster.Astaga. Aku meletakkan ponsel di atas meja dan menutup wajah. Mengingat wajah Aditya yang babak belur dihajar Bang Arga. Dia benar-benar profesional."Hemm… pacarku wonder woman ternyata."Aku terkejut, ponsel di atas meja sudah lenyap, berpindah ke tangan lelaki yang kini berdiri di depanku. Pak Arfan meletakkan lagi ponselku di atas meja. Jasnya sudah dibuka dan dia hanya memakai kemeja hitam pas badan yang membentuk tubuhnya yang atletis."Pacar p
Baca selengkapnya

Bab 17A

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 17Winda menatapku sebentar, lalu tanpa kata-kata, dia masuk lebih dulu. Wajahnya tampak kesal, tak seperti biasanya yang selalu sumringah jika bertemu denganku. Kali ini, dia menata rambutnya yang hitam panjang menjadi sanggul kecil dengan sulur sulur rambut yang ikal di leher. Dia menatap gaun biru yang kupakai, yang nyaris saja berpindah ke tangannya. Lalu menatap Pak Arfan sejenak sebelum melenggang masuk. Sementara aku, tanpa sadar tanganku menggenggam erat tangan Pak Arfan."Jadi cewek yang mau dijodohin sama Bapak itu Winda?"Pak Arfan balas menggenggam tanganku. Dia juga sepertinya agak terkejut."Saya nggak tahu. Tapi kalau benar dia, akan lebih bagus karena Papa dan Mama tidak mentoleransi wanita yang punya skandal.""Apa orang tua Bapak juga main sosmed?""Kadang-kadang. Mereka bukan orang tua jompo. Bahkan mereka lebih up to date dari pada saya."Mati aku. Bagaimana kalau kedua orang tua Pak Arfan sempat melihat aksiku dengan kantong daster itu? Ak
Baca selengkapnya

Bab 17B

Semua mata menatap padaku. Sang Papa dan Sang Mama yang meneliti penampilanku dengan teliti, Winda yang tanpa senyum, Ibunya yang memandang sinis, dan Ayah Winda yang diam tanpa ekspresi."Kau sebaiknya berkenalan dulu dengan wanita yang akan kami jodohkan denganmu, Arfan. Barulah kau boleh memilih."Suara lembut tapi tajam itu keluar dari mulut Sang Mama. Dia menatap anaknya dengan pandangan kecewa.p"Maaf, Ma. Aku tak bisa memandang seorang gadis seperti menaksir barang. Aku dan Emily saling mencintai dan aku sudah mengenal keluarganya dengan baik."Ah, lancar bener ngarangnya. Di hadapanku, Winda mencebik. Tapi setidaknya dia tak memotong pembicaraan. Belum.Di sebelahku, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan."Wow! Aku setuju. Kak Emily cantik banget, imut, mirip artis Korea. Kenalin, aku Trisha, adik kesayangan Bang Arfan. Panggil saja aku Ica. Biar kedengeran imut."Gadis di sampingku langsung mengulurkan tangan dengan tatapan bersahabat. Sambil menyambut uluran tangannya, aku
Baca selengkapnya

Bab 18A

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 18"Kenalkan. Laura Love, atau Laura Adistya Dewi, putri sulung kami. Calon istri Arfan."Hening. Aku bahkan mampu mendengar detak jantungku sendiri. Dan anehnya, semua mata memandangku, padahal nama Laura yang baru saja disebutkan. Ibunda Pak Arfan, menatapku dalam, seolah berkata : oh ayolah. Kami sudah punya calon istri yang sepadan untuk Arfan. Sebaiknya kau tahu diri dan pergi tanpa diusir. Sementara, pandangan Ibu Laura, lebih meremehkan lagi. Seolah-olah, tak apa aku kini duduk di samping Pak Arfan, yang penting, anaknya lah yang akan mendampingi di atas pelaminan.Tiba-tiba, Pak Arfan berdiri, masih menggenggam tanganku sehingga mau tak mau aku ikut berdiri. Dia menatap langsung sang Papa, yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di ruangan ini. "Papa. Aku hanya mengingatkan Papa atas ucapan Papa sendiri. Bahwa jika aku membawa calon istri yang kucintai, maka tak ada alasan Papa mencarikan jodoh untukku. Dan Papa selalu berkata bahwa hanya lelaki s
Baca selengkapnya

Bab 18B

"Aaahhh, bebas…"Aku meregangkan tubuh ketika mobil yang membawaku mulai menjauhi rumah yang menyeramkan itu. Di sampingku, masih memegang stir, Pak Arfan menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil."Kok ketawa, Pak?""Kamu lucu.""Hem…""Tapi, kamu sungguh mengagumkan tadi. Tenang dan dewasa.""Kayak bunglon ya, Pak? Jangan lupa, saya juga bisa barbar kayak di mall tempo hari."Tawanya berderai. Mobil menembus malam. Pak Arfan pamit lebih dulu hendak mengantarku pulang karena sudah pukul setengah sepuluh malam. Dia sudah berjanji pada Mama akan membawaku pulang sebelum jam sepuluh. Kubiarkan tatapan Laura dan Winda di punggungku saat Pak Arfan menggandengku keluar rumah."Terimakasih banyak Emily. Kamu sudah menyelamatkan saya hari ini."Aku tertegun sejenak, teringat bahwa setelah ini, kami mungkin tak akan lagi bisa sedekat ini. Semua genggaman tangannya, sikapnya yang manis dan mesra, ucapan cinta dan sebagainya, hanyalah kamuflase agar semua orang percaya bahwa kami sepasan
Baca selengkapnya

Bab 19A

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 19Jatuh cinta, berjuta rasanya.Semalaman, aku tak bisa tidur. Suara itu terus terngiang di telinga. Jaga hatimu untukku. Apakah itu sama maksudnya dengan : jangan jatuh cinta sama siapa-siapa selain aku? Tapi kenapa hanya itu? Kenapa tidak ada kelanjutannya."Jaga hatimu untukku, karena aku mencintaimu dan akan segera melamarmu."Nah, kan harusnya begitu.Tadi, ketika baru saja usai mengucapkan kalimat yang membuat jantungku berhenti berdetak beberapa saat lamanya, pintu rumah terbuka. Dari kejauhan, aku melihat Mama berdiri di depan pintu. Maka, mau tak mau aku segera turun walapun tak rela. Aku masih ingin mendengar kelanjutan kata-katanya yang membuatku penasaran. Dan Pak Arfan, meski kemudian dia turun untuk berterimakasih dan pamit pada Mama, dia tak berkata apa-apa lagi selain hanya tersenyum. Sampai kemudian mobilnya menghilang dari pandanganku.Suara tiang dipukul satu kali terdengar di kejauhan. Sudah malam sekali. Aku tak pernah tidur selarut ini.
Baca selengkapnya

Bab 19B

Brakk!Aku berlari hendak melihat apa yang terjadi. Rupanya Bang Arga menutup pintu kamar tepat ketika Winda berlari hendak mendekatinya, sehingga yang dia temui adalah pintu kamar yang tertutup. Hampir saja dia terbentur. Rasain."Ugh, awas kamu Bang. Aku pelet baru tahu rasa kamu." Umpatnya. Dia lalu melangkah ke dapur hendak mencari Mama sambil berteriak. "Mama! Mama!""Ohh, kamu ya." Tanpa banyak bicara, aku menarik lengan Winda dan menyeretnya keluar. Meski tubuh kami sama besar, si anak manja yang tak pernah mengeluarkan tenaga itu tentu beda denganku yang gesit, setiap hari turun tangga di kantor, ngebut dengan motor dan kadang membantu Mama mencangkul tanah di belakang untuk memperbarui tanaman cabe dan tomat."Sana, bawa sendiri motormu. Kalau nggak kamu bawa juga, fix bakalan ku jual itu motor. Lagian yang beli juga Abangku.""Aku takut jatuh lagi Em. Anter yok."Aku memutar bola mata, lalu kembali menariknya keluar pagar. Heran, katanya anak orang kaya tapi kok celamitan da
Baca selengkapnya

Bab 20A

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 20"Emi, kamu kenapa? Kusut banget mukanya. Bukannya semalam habis ketemu camer."Riana meletakkan segelas teh di mejaku saat break jam sepuluh pagi. Dia lalu mengeluarkan sebuah kotak berisi aneka kue yang selalu dibawanya ke kantor. Aku menatap semua itu tanpa minat. Gelisah membuat perutku sama sekali tak merasakan lapar."Camer apaan. Nana, aku perlu curhat. Tapi, aku gelisah banget. Pak Arfan kok nggak datang ya hari ini?""Oh, emangnya kamu nggak tahu?"Aku mengerutkan kening. "Tahu apa?""Si Bos kan semalam terbang ke Aussie. Ada keperluan keluarga katanya.""Memang ada pesawat terbang tengah malam?""Astaga Emi. Orang kaya kayak dia kurasa pakai jet pribadi kalau bepergian ke luar negeri."Aku mendesaah. "Oh ya. Kau benar juga Na. Tapi kenapa nggak bilang aku ya?"Riana menatap lekat. Dia sudah menyeret kursinya dan kini kami duduk berhadapan."Jadi, jika kau merasa si bos harus bilang semua kegiatannya padamu, apa itu artinya hubungan kalian berlanjut
Baca selengkapnya

Bab 20B

Aku tidur sambil memeluk ponsel, lelah menunggu dia menelepon. Benar kata Dilan, rindu itu berat. Dan baru sebentar dia pergi, rasa itu telah mampu membuatku kehilangan selera makan.Jam sebelas malam, ponselku bergetar. Dan ketika kudapati namanya di layar ponsel, hal pertama yang kulakukan adalah aku demam panggung. Gemetar ketika ujung jariku mengusap layarnya ke atas. Lalu suaranya menelusup di telinga, seperti sebuah lagu yang telah sangat lama ingin kudengar."Emily?""Kenapa Bapak pergi tanpa kabar?" Aku tak bisa menahan diri untuk tak bertanya. "Bapak bahkan belum menjelaskan padaku apa maksud kata-kata Bapak yang terakhir. Apa, apa memang semua lelaki seperti itu? Suka sekali membuat perempuan menunggu?"Aku menghembuskan nafas lega. Semua yang ingin ku katakan, yang seharian ini, bahkan sejak kemarin malam terus menganggu, akhirnya bisa kulepaskan. Di seberang sana, Pak Arfan terdiam cukup lama. Mungkin dia terkejut mendengar kata-kataku. Atau mungkin, apa yang ku tanyakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status