Kami kini duduk di dalam mobil, setelah menempuh dua jam perjalanan ke tempat ini. Sebuah tempat dimana sejauh mata memandang, ada lautan yang luas, dengan ombak kecil yang tak lelah menepi ke pantai. Pantai ini ramai, dengan rombongan keluarga yang asyik bermain air, perahu-perahu kecil yang lalu lalang, dan di kejauhan, ada banana boat melaju kencang."Apa benar, Mamamu itu, bukan Ibu kandungmu, Mas?"Akhirnya, satu pertanyaan yang sejak tadi menganggu pikiranku itu berhasil kuucapkan.Mas Arfan tersenyum. Dia menggenggam tanganku."Benar. Karena itulah kamu nggak perlu khawatir, Em. Yang kubutuhkan adalah restu dari Papa.""Tapi, bukankah meski hanya Ibu tiri, dia telah merawatmu sejak kecil?"Kini dia tertawa, sembari melemparkan pandangannya pada lautan yang tampak biru."Bukan dia yang merawatku, tapi Bik Maryam. Yang dilakukan Mama selama ini hanya menikmati harta keluarga Papa. Itu tak masalah bagiku karena dia istri Papa dan Trisha benar-benar adik sedarahku meski tidak lahir
Read more