Semua Bab Menikah Dengan Duda : Bab 51 - Bab 60

80 Bab

Bab 51

Alara punya pikiran yang lebih buruk dari bayangannya. Entah bisa disamakan dengan overthinking atau tidak tapi menurut dirinya sendiri itu menakutkan.Pagi ini, Alara iseng berbelanja di kompleks perumahan. Yang tidak biasanya Alara lakukan namun karena ingin sedikit mengenal lingkungan di mana dirinya tinggal dan berjalan-jalan sebentar.Dokter kandungannya selalu berpesan untuk sesekali berjalan kaki. Itu baik untuk kelancaran persalinannya nanti."Tapi itu serius ya, Bu?" tanya si Ibu berbaju kuning. Keponya maksimal."Jadi ceritanya dulu sebelum pindah ke sini, Bapaknya itu tukang mabuk. Tiap mabuk datanglah semua teman-temannya ke rumahnya. Saya tuh mikir, kenapa itu bocah ada di dalam rumah. Kenapa nggak pergi dulu." Si Ibu berambut cepol antara semangat dan kasihan.Wajahnya berekspresi unik yang Alara sendiri tidak bisa menebaknya. Apakah bahagia, kasihan, atau memang obrolan semacam ini sudah jadi konsumsi publik bagi Ibu-ibu rumah tangga yang ditinggal suaminya bekerja.Mes
Baca selengkapnya

Bab 52

Namanya Nora Bachtiar, mantan istri Bachtiar Gema yang tiba-tiba muncul di kantor membuat Alara yang siang itu sedang berkunjung terperanjat kaget.Senyum Nora manis dan tubuhnya yang proporsional menjadi pendukung sehingga Alara minder saat diajak bersalaman. Juga tas ungu berisi peralatan makan membuat Alara ingin mengubur dirinya di rawa-rawa.Hubungan keduanya bukan yang baik-baik saja namun ini di depan publik di mana sejuta pasang mata memperhatikan interaksi keduanya. Akting Nora terbilang bagus karena dia aktris. Bisa menguasai mimik wajah dan mencairkan suasana canggung yang tercipta. Lain halnya dengan Alara yang untuk tersenyum saja wajahnya kaku maksimal."Apa kabar?" Basa-basi Nora bisa diacungi jempol. "Lama nggak ketemu."Seakan-akan mereka sudah berteman bertahun-tahun lamanya dan baru bertemu hari ini. Lawak, tapi ini memang adanya begini."Baik, Mbak gimana?" Alara juga tak mau kalah basinya. Tatapan pasang mata di bilik kerja menjadi sangat penasaran saat Alara ters
Baca selengkapnya

Bab 53

Kabar duka itu datang.Di subuh yang dingin saat semua kelopak mata masih terpejam. Guyuran hujan semalam yang menjatuhi bumi Jakarta membuat mata-mata kian terlelap. Termasuk Alara Senja yang masih terbuai mimpi.Terbangun karena getaran ponselnya, Alara raih masih dengan mata yang terpejam."Halo."Tidak ada sahutan dari seberang. Membuat kening Alara mengerut dan segera bangun terduduk. Menyingkirkan lengan kekar Gema yang melingkari perutnya."Halo."Sekali lagi Alara bersuara dan belum ada tanda-tanda mendapat jawaban. Saluran teleponnya masih tersambung saat Alara jauhkan dari telinganya lalu menempelkannya lagi.Hendak menyapa namun urung saat suara dengan isakan pilu berkata, "Wawak nggak ada."Alara belum paham, belum mengerti apa maksudnya dengan kalimat 'Wawak nggak ada'. Nggak ada karena pergi dari rumah atau mengunjungi anaknya yang lain yang berada di kota orang."Meninggal, tadi jam 2 dini hari di rumah sakit Permata."Isakannya semakin terdengar sampai Alara bingung in
Baca selengkapnya

Bab 54

Terbangun dengan sorotan mentari itu tidak enak. Mengganggu dan membuat tidur tidak pulas. Itu yang paling Nora Bachtiar benci sejak dulu. Jika sudah tidur, bersatu dengan ranjang adalah hobinya yang tidak bisa diganggu. Tapi mentari pagi tidak pernah mau mengerti.Kepalanya begitu pening saat kelopak matanya terbuka. Melihat ke arah di mana mentari menyoroti wajahnya, sedetik kemudian Nora sadar jika ini bukan kamar di rumahnya. Gorden putih dengan sentuhan mewah juga bukan miliknya pun dengan langit-langit kamarnya.Nora terduduk dengan wajah yang terkejut. Melihat ke arah selimut yang membelit tubuhnya, Nora merasakan tidak adanya sehelai kain pun yang membungkusnya."Sial!"Terbangun karena mentari dan umpatan pagi menjadi lagu yang tak bisa dipisahkan. Nora hendak menapaki lantai saat sebuah dehaman dari belakang tubuhnya masuk ke rungunya. Semakin berdegup jantung Nora. Pasalnya, semalam Nora pergi seorang diri. Jadi menakutkan karena kini ada napas lain yang bersama dirinya di
Baca selengkapnya

Bab 55

Setelah membahas perihal pernikahan jalur perjodohan kini Alara ajak sang suami membicarakan soal menjadi janda.Coba bayangkan sesabar apa Bachtiar Gema dalam menghadapi mood istrinya? Sabar saja sudah tidak cukup.Weekend ini mereka benar-benar free di rumah. Gema bisa merasakan masakan istrinya di sela-sela liburnya seperti ini. Dimulai dari cek kandungan ke dokter dan makan siang bersama lalu menghabiskan sisa waktu dengan serial yang sedang trending.Sore usai mandi dan beli jajan di taman kompleks rumah, Alara menyelonjorkan kedua kakinya di atas paha Gema yang langsung di pijat-pijat pelan."Jadi janda itu gimana sih, Bang?"Gema berdecak kesal. Pertanyaan sang istri nggak bermutu. Dari pagi sampai sore pembahasannya bikin rungsing."Siapa juga yang mau jadi janda, Yang!" jawaban Gema sudah ngegas dan ketus."Abang nggak boleh kasar. Ini istri Abang bukan lawan Abang di persidangan.""Celaka banget aku punya istri yang pintar mendebat suami.""Harus bangga, 'kan Bang? Istri yan
Baca selengkapnya

Bab 56

Jasmine Atmojo berusia 21 tahun. Dia adalah keponakan Bachtiar Gema dari Kakak pertamanya yang bernama Mika Darmawangsa."Jadi libur hari ini?""Iya Tante. Ganti hari Sabtu nanti."Jasmine masih melanjutkan studynya di salah satu kampus kenamaan di Jakarta. Dan hari Selasa ini bertandang ke rumah Gema karena kangen dengan Alara. Ponakan Gema satu ini memang sedikit unik. Alih-alih merindukan Omnya yang bernotaben sebagai adik dari Mamanya langsung justru menggilai Alara yang iparnya."Mau makan apa? Om kamu kayaknya pulang telat jadi nggak usah nunggu dia."Sebelum berangkat pagi tadi Gema sudah berpesan jika jadwalnya hari ini padat. Itu juga terbukti dari lamanya balasan chat yang Gema kirimkan. Alara maklum karena pernah berkecimpung di bawah naungan Gema dan tahu seperti apa kinerjanya."Masih saja sibuk!" Jasmine berdecak kesal. "Kayak kerja jadi jaminan dia buat ngasih waktu ke anak istri.""Anggap saja tabungan buat lahiran." Seloroh Alara mencairkan suasana panas di wajah Jasm
Baca selengkapnya

Bab 57

Sekarang Gema punya nama baru buat ngajakin Alara nana-ninu. Lebih elegan dan kalem, yakni ibadah.Malam itu saat hujan turun membasahi bumi Jakarta, Gema pening maksimal dengan dokumennya di atas meja kerja. Sudah malam, di rumah dan inginnya bermanja dengan sang istri. Namun karena ini bentuk tanggung jawab darinya, Gema tidak bisa abai begitu saja.Secangkir kopi–bukan dua gelas kopi–telah Alara suguhkan. Bersamaan jajaran camilan yang ada di sampingnya.Gema embuskan napasnya sejenak. Kedua tangannya berada di belakang kepalanya. Peningnya luar biasa tapi nggak tahu mau ngapain. Gema sudah buntu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Butuhnya sesuatu yang hangat tapi bukan kopi dan pijatan yang mengenakkan namun bukan SPA."Abang sudah mau makan?"Gema lirikkan matanya ke atas meja di mana jam digital kecilnya ada di sana. Di antara foto pernikahan dirinya dengan Alara. Jarum pendeknya hampir menyentuh angka delapan sedang jarum panjangnya berada di antara angka 10 dan 11. Di luar huja
Baca selengkapnya

Bab 58

Nora akan terus datang ke kantor Gema. Tidak peduli itu pantas dilakukan atau tidak toh sebagian dari para bawahan Gema tahu jika dirinya sedang ada urusan. Rasanya seperti banyak bunga bermekaran dihati Nora sampai senyumnya tidak pudar sama sekali.Namun hari ini di siang hari yang cukup terik padahal masih musim penghujan, tungkai Nora terhenti di depan pintu ruangan Gema. Ada suara lain yang sangat Nora kenal yang sedang marah-marah kepada Gema."Kamu nyari mati?"Nora tahu betul siapa pemilik suara tersebut. Adalah Marini, mantan Mama mertua yang dari dulu begitu menyayangi Nora."Ma." Vokal Gema memberat dan Nora tahu ada masalah serius di antara Ibu dan anak di dalam sana."9 bulan kamu diperut Mama dan kamu masih berpikir mau nipu Mama? Kamu waras nggak sih, Ma!?"Setahu Nora juga, Marini tidak akan mengamuk kalau bukan masalahnya serius. Dan ini pertama kalinya Nora mengetahui Marini marah kepada Gema. Wanita 65 tahun itu tipe seorang ibu yang kalem dengan gaya bicaranya yang
Baca selengkapnya

Bab 59

Dulu saat masih kecil, Alara Senja pernah melihat betapa sulitnya kehidupan ekonomi kedua orang tuanya.Papanya menikahi Mamanya hanya dengan modal cinta dan nekat lari dari rumah lantaran tidak diberi restu oleh Ayah Ibunya. Lalu hiduplah mereka di kontrakan kecil di Jakarta. Alara masih ingat betul seperti apa bentuk rumahnya. Kecil, berdesak-desakan dan kumuh. Namun begitu bahagia selalu menyinari keluarganya. Canda dan tawa selelah apa pun Papanya bekerja dan seletih apa pun Mamanya dalam mengurus dagangannya, senyum itu tak pernah luntur.Lalu ada masa di mana kedua orang tuanya tidak memiliki uang sepeser pun untuk membeli beras sehingga harus memakan nasi sisa semalam sepiring untuk bertiga. Wiratmo begitu sabar dan telaten menyuapi Alara kecil pun rela untuk memakan sesuap nasi saja.Alara rindu ke masa-masa itu. Masa di mana keluarganya masih sangat dekat dan erat. Masa di mana Mamanya tidak egois memaksakan keinginannya pada pilihan untuk Alara. Masa di mana hanya bahagia ya
Baca selengkapnya

Bab 60

Jasmine Atmojo memang bedebah!Bocah 21 tahun itu merecoki Alara untuk kembali ke rumah orang tua Gema dengan alasan ada pasar malam di dekat kompleks. Biasa, menjelang Ramadan begini gebyar pasar selalu digelar. Terlebih setelah dua tahun diserang Covid-19. Segala aktivitas terhambat dan dibatasi."Heh kunyuk!" Gema memanggil dengan wajah sengitnya. "Perusak rumah tangga orang, dasar!""Apa? Siapa? Aku?" Jasmine menunjuk dirinya sendiri tanpa rasa bersalah dan mencibir Gema habis-habisan. "Tante bukan milik Om doang.""Ya terus menurutmu milik umum? Saraf!""Akui saja Om jangan menyangkal."Sial! Gema sudah kesal maksimal dan bawaannya ingin misuh-misuh. Melihat wajah Jasmine yang kentara semringah saat menggandeng tangan Alara."Terus Om ngapain masih di sini? Katanya ada temu klien di kantor?""Kamu ngusir Om?" Jasmine mengangguk mantap. "Minta di tabok kamu, ya!""Ada pasalnya, 'kan Nte? Aku ini masih di bawah umur loh. Masih butuh perlindungan.""Andai kamu hidup di zaman Oma, su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status